Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Kamu Beli Gadget Karena FOMO, Bukan Butuh

ilustrasi membeli handphone (freepik.com/kardasov)
ilustrasi membeli handphone (freepik.com/kardasov)
Intinya sih...
  • Belanja gadget karena FOMO bisa merusak kondisi finansial jangka panjang
  • Dorongan beli datang bukan dari kebutuhan, tapi karena semua orang di timeline kayaknya udah punya duluan
  • Perasaan 'ketinggalan' membuat kamu ingin buru-buru ganti gadget, padahal fungsi utama masih terpenuhi

Teknologi berkembang cepat, dan setiap bulan rasanya ada aja gadget baru yang bikin ngiler. Mulai dari smartphone canggih, smartwatch stylish, sampai aksesori gaming kekinian, semuanya menggoda. Gak heran kalau banyak Gen Z jadi sering beli gadget, bukan karena butuh, tapi karena takut ketinggalan.

Kalau gak disadari, kebiasaan ini bisa merusak kondisi finansial jangka panjang. Yuk, cek 6 tandanya, siapa tahu kamu juga udah kena FOMO!

1. Langsung pengin beli setelah lihat review di TikTok

ilustrasi menggunakan sosial media (pexels.com/Samson Katt)
ilustrasi menggunakan sosial media (pexels.com/Samson Katt)

Begitu lihat orang lain unboxing atau ngasih review positif, kamu langsung ngerasa harus punya juga. Padahal, kamu belum riset atau ngebandingin dengan gadget lain. Dorongan beli datang bukan dari kebutuhan, tapi karena semua orang di timeline kayaknya udah punya duluan.

Kamu hanya tergoda karena visual dan testimoni yang memikat, bukan karena kamu benar-benar membutuhkannya. Ini tanda keputusan belanjamu dipengaruhi tren, bukan pertimbangan pribadi.

2. Gadget lama masih bagus, tapi kamu merasa 'ketinggalan zaman'

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Victor Freitas)
ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Victor Freitas)

Smartphone-mu masih lancar, kamera jernih, dan baterai awet, tapi kamu tetap merasa harus upgrade. Perasaan itu datang karena kamu ngeliat orang lain pakai yang lebih baru. Merasa 'ketinggalan' bikin kamu pengin buru-buru ganti, padahal fungsi utama masih terpenuhi.

Kamu terjebak dalam ilusi bahwa teknologi lama itu gak keren. Padahal, performa yang stabil lebih penting dari sekadar tampil up to date.

3. Sering beli karena 'takut kehabisan promo'

ilustrasi belanja online (pexels.com/Negative Space)
ilustrasi belanja online (pexels.com/Negative Space)

Saat ada flash sale atau promo cicilan nol persen, kamu jadi ngerasa wajib beli sekarang juga. Bukan karena udah rencana dari jauh-jauh hari, tapi karena takut nyesel kalau gak ikutan. Belanja karena panik bakal kehilangan momen sering kali bikin kamu ambil keputusan buru-buru.

Strategi marketing sengaja dibuat biar kamu ngerasa 'darurat', padahal gak ada kebutuhan nyata. Kalau kamu gak hati-hati, kamu bisa belanja hal yang bahkan gak kamu pakai.

4. Gak bisa jelasin alasan jelas kenapa beli

ilustrasi diskon (pexels.com/Markus Spiske)
ilustrasi diskon (pexels.com/Markus Spiske)

Waktu ditanya, 'Kenapa beli itu?', kamu gak punya jawaban logis. Kadang jawabannya cuma, 'Karena pengin aja' atau 'Lagi diskon gede'. Kalau kamu sendiri gak yakin alasan kamu beli, kemungkinan besar itu bukan karena kebutuhan.

Kamu membeli karena dorongan sesaat, bukan dari logika. semakin gak jelas alasannya, semakin besar kemungkinan itu FOMO.

5. Jarang pakai gadget baru setelah beli

ilustrasi memilih gadget baru (freepik.com/hryshchyshen)
ilustrasi memilih gadget baru (freepik.com/hryshchyshen)

Gadget udah dibeli, tapi cuma dipakai beberapa kali lalu ditinggal di sudut meja. Tanda klasik bahwa kamu beli karena impuls, bukan kebutuhan. Fitur-fitur yang bikin kamu tergoda ternyata gak begitu penting dalam keseharianmu.

Kamu cuma terpesona sama 'wow factor'-nya di awal. Kalau setelah beli kamu bingung mau pakai buat apa, berarti kamu gak benar-benar membutuhkannya.

6. Sering nyesel setelah belanja teknologi

ilustrasi menyesal setelah belanja teknologi (freepik.com/sevendeman)
ilustrasi menyesal setelah belanja teknologi (freepik.com/sevendeman)

Kalau habis beli malah muncul rasa bersalah atau nyesel, itu tanda besar kamu gak sepenuhnya yakin sama keputusanmu. Rasa puas dari barang baru cuma bertahan sebentar, lalu digantikan rasa menyesal karena ngerasa gak worth it.

Kalau perasaan ini muncul berulang, kamu perlu evaluasi cara belanja dan mindset kamu soal teknologi. Setiap belanja seharusnya bikin kamu merasa tenang, bukan semakin cemas. Jangan sampai kamu beli untuk memuaskan ego sesaat dan menyesal selamanya.

Gadget bisa mempermudah hidup, tapi gak semua teknologi harus kamu miliki. Kenali perbedaan antara kebutuhan dan dorongan emosional yang datang dari FOMO. Jadi Gen Z yang melek teknologi itu keren, asal tetap sadar dan bijak dalam mengatur keuangan. Jangan biarkan tren menuntunmu ke keputusan yang kamu sendiri gak yakin. Yuk, belajar kontrol keinginan biar gak nyesel dan bisa pakai uang buat hal yang lebih penting!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us