Ilustrasi mendukung teman (Pexels.com/cottonbro studio)
Awalnya, kamu mungkin ngerasa punya sahabat yang supportive banget. Dia selalu bilang, “Kamu pasti bisa!” atau “Aku dukung kamu, kok!” Tapi lama-lama kamu bakal sadar, setiap kali kamu punya pencapaian, dia kayak gak tulus seneng. Reaksinya aneh. Kadang malah dia langsung cerita pencapaiannya sendiri, seolah-olah mau bilang, “Kamu oke, tapi aku lebih oke.”
Parahnya lagi, dia bisa aja mulai nyontek langkah-langkahmu, bahkan menjiplak ide kamu, trus jual ke orang lain seolah itu idenya dia. Dia bakal bersaing sama kamu tanpa kamu sadari. Dan kalau kamu protes, dia tinggal bilang, “Lho, kan kita sahabatan, masa kamu gak mau berbagi?” Padahal jelas-jelas dia udah manfaatin kamu demi keuntungannya sendiri. Tipe kayak gini gak cuma bikin kamu capek mental, tapi juga bisa ngerusak kepercayaan diri kamu sedikit demi sedikit.
Punya teman yang toxic tuh capek banget, apalagi kalau dia adalah si tukang jilat dan tikung. Bikin kamu overthinking, gak tenang, dan ngerasa harus selalu waspada. Padahal, pertemanan harusnya bikin kita nyaman dan saling mendukung. Jadi, kalau kamu udah mulai notice tanda-tanda di atas, jangan ragu untuk pasang batas atau bahkan perlahan menjauh. Kamu berhak kok punya lingkungan yang sehat, bukan yang diam-diam menjatuhkan dari belakang. Hati-hati ya, jangan sampai salah circle!