Dalam hidup yang serba cepat dan penuh tekanan ini, kita sering kali mencari tempat aman yang bisa membuat kita merasa dimengerti, diterima, dan disayangi. Hubungan, dalam berbagai bentuknya, sering menjadi tempat kita berpulang setelah hari yang melelahkan. Namun, tanpa disadari, rasa nyaman itu bisa berubah menjadi ketergantungan emosional yang tidak sehat. Kita mengira itu cinta atau kedekatan, padahal bisa saja itu adalah pola keterikatan yang lahir dari luka, ketakutan, atau kebutuhan yang belum terpenuhi dari dalam diri kita sendiri.
Emotional dependency bukan selalu tentang drama atau posesif berlebihan. Kadang, ia hadir dengan halus: lewat rasa takut kehilangan yang tak masuk akal, keputusan yang selalu menyesuaikan pasangan, atau kecemasan berlebihan ketika tidak mendapat respons. Jika kamu merasa kebahagiaanmu terlalu bergantung pada seseorang, bisa jadi kamu sedang mengalami ini—tanpa sadar. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini, bukan untuk menyalahkan diri sendiri, tapi sebagai bentuk kasih sayang kepada dirimu yang sedang belajar bertumbuh.