Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan sedih (pixabay.com/duy_ittn)
Ilustrasi perempuan sedih (pixabay.com/duy_ittn)

Intinya sih...

  • Terlalu butuh persetujuan dari orang lainBanyak orang ingin disukai dan dihargai, tapi jika kebutuhan akan persetujuan ini terlalu tinggi, seseorang jadi rentan dimanfaatkan. Psikolog Jamie Cannon menyebut bahwa manipulator tahu cara memanfaatkan kelemahan.

  • Memiliki rasa percaya diri yang rendahRendahnya kepercayaan diri bisa membuat seseorang merasa tidak pantas dan enggan membela diri, sehingga sangat mudah dimanfaatkan. Orang yang merasa kurang layak cenderung menerima perlakuan buruk karena merasa tak punya pilihan.

  • Takut menghadapi konflikOrang yang takut konflik sering kali mengorbankan perasaannya demi menjaga

Tak semua orang menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi, apalagi jika pelakunya adalah orang dekat. Manipulasi sering kali terjadi secara halus dan bertahap, dimulai dari rayuan, rasa bersalah, hingga membuat seseorang mempertanyakan dirinya sendiri. Menurut psikologi, ada karakteristik tertentu yang membuat seseorang lebih rentan dimanfaatkan secara emosional.

Memahami tanda-tanda kerentanan ini bukan berarti menyalahkan korban, tetapi justru langkah awal untuk melindungi diri. Dengan mengenali pola-pola ini, kita bisa membangun batasan yang lebih sehat dan menjaga kendali atas hidup kita sendiri. Jadi, apa saja tanda seseorang gampang dimanipulasi menurut psikologi?

1. Terlalu butuh persetujuan dari orang lain

ilustrasi membutuhkan validasi orang lain (dok. Pexels.com/Trinity Kubassek)

Banyak orang ingin disukai dan dihargai, tapi jika kebutuhan akan persetujuan ini terlalu tinggi, seseorang jadi rentan dimanfaatkan. Menurut survei YouGov, 48 persen orang mengakui bahwa mereka adalah people pleaser alias terlalu ingin menyenangkan orang lain. Sayangnya, sifat ini jadi sasaran empuk bagi manipulatif yang pintar membaca kelemahan orang lain.

Psikolog Jamie Cannon menyebut bahwa manipulator tahu cara memanfaatkan kelemahan, kecemasan, dan background seseorang. Jika seseorang terlalu terbuka menunjukkan rasa ingin diterima, tanpa sadar mereka sedang menunjukkan celah yang bisa dimanfaatkan. Penting untuk belajar menjaga batasan emosional, terutama saat mengenal orang baru.

2. Memiliki rasa percaya diri yang rendah

ilustrasi orang insecure (dok. Pexels.com/MART PRODUCTION)

Di era media sosial yang menampilkan standar kesempurnaan, rasa percaya diri rendah jadi masalah umum. Namun menurut psikologi, rendahnya kepercayaan diri bisa membuat seseorang merasa tidak pantas dan enggan membela diri, sehingga sangat mudah dimanfaatkan. Hal ini ditegaskan oleh Prof. Ronald E. Riggio dalam Psychology Today.

Orang yang merasa dirinya kurang layak cenderung menerima perlakuan buruk karena merasa tak punya pilihan. Untuk keluar dari lingkaran ini, penting untuk membangun rasa percaya diri, misalnya, lewat terapi, journaling, atau dukungan dari lingkungan yang positif. Dengan memperkuat diri dari dalam, manipulasi jadi lebih sulit masuk.

3. Takut menghadapi konflik

ilustrasi menghindari konflik (pexels.com/Timur Weber)

Menghindari konflik memang bisa terasa aman, tapi dalam jangka panjang justru bisa membuat seseorang kehilangan kontrol atas hidupnya sendiri. Orang yang takut konflik sering kali mengorbankan perasaannya demi menjaga ketenangan, bahkan saat mereka seharusnya bersuara. Sikap ini membuka peluang besar bagi orang manipulatif untuk masuk dan mendominasi.

Menurut psikolog Dr. Marisa G. Franco dalam artikelnya di Psychology Today, konflik dalam hubungan justru bisa meningkatkan keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah. Dengan belajar menghadapi perbedaan pendapat, seseorang bisa menetapkan batasan yang sehat, sesuatu yang dibenci para manipulator.

4. Terlalu ingin disukai

ilustrasi disukai orang (pexels.com/ELEVATE)

Keinginan untuk disukai adalah hal manusiawi. Namun, jika keinginan ini berubah menjadi obsesi, seseorang bisa kehilangan jati diri dan mudah dikendalikan. Manipulator sangat pandai memanfaatkan orang-orang yang terlalu ingin diterima, karena mereka tahu bahwa orang seperti ini sulit berkata “tidak”.

Penelitian dari Journal of Research in Personality menunjukkan bahwa perfeksionisme yang berasal dari keinginan untuk selalu diterima bisa berujung pada depresi. Dalam konteks manipulasi, orang yang terus menerus ingin disukai akan cenderung mengabaikan kebutuhan sendiri demi menyenangkan orang lain, tanpa menyadari bahwa dirinya sedang dieksploitasi secara emosional.

5. Sering bingung dan sulit membuat keputusan

ilustrasi orang bingung (pexels.com/Anna Shvets)

Orang yang sulit membuat keputusan cenderung mengandalkan orang lain untuk menentukan arah, dan inilah celah yang sering dimanfaatkan oleh manipulator. Mereka bisa memutarbalikkan fakta, membuat orang merasa bersalah, dan memaksakan versinya atas kenyataan. Hal ini dijelaskan oleh Prof. Robert N. Kraft dalam risetnya di bidang psikologi kognitif.

Dalam hubungan pribadi maupun profesional, keraguan yang terus-menerus bisa mengarahkan seseorang ke dalam dinamika yang beracun. Cara mengatasinya bisa dimulai dari langkah kecil, seperti membatasi pilihan agar keputusan lebih mudah diambil. Semakin percaya diri dalam memilih, semakin kecil kemungkinan dimanipulasi oleh orang yang berniat buruk.

Sifat-sifat di atas tidak berarti kelemahan mutlak, tapi bisa menjadi pintu masuk bagi orang manipulatif jika tidak disadari sejak awal. Semakin kita mengenali tanda-tandanya, semakin besar peluang kita untuk melindungi diri. Dari lima tanda di atas, mana yang paling sering kamu lihat di sekitar atau mungkin dalam dirimu sendiri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team