Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda yang Tunjukkan Anak sedang Stres, Orangtua Harus Tahu!

ilustrasi anak terlihat murung (pexels.com/Misha Voguel)

Meski anak-anak belum perlu khawatir tentang tagihan, karier, atau beban rumah tangga, mereka juga bisa mengalami berbagai macam stres, lho. Anak-anak sering berurusan dengan masalah seperti intimidasi, tekanan teman sebaya, dan masalah akademis yang bisa membuat mereka cukup stres.

Tanpa dukungan yang tepat, seorang anak yang stres mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, masalah akademik, dan masalah kesehatan. Jadi, sebagai orangtua, penting untuk mewaspadai tanda-tanda peringatan anak merasa stres. Jika mengetahui tanda-tandanya, tentu orangtua dapat melakukan penanganan yang tepat dan cepat ketika sang buah hati sedang tidak merasa baik-baik saja.

Berikut ini adalah beberapa tanda utama yang mengindikasikan bahwa anak sedang merasa stres. Kita simak ulasannya bersama, ya!

1. Memiliki masalah dengan kesehatan

ilustrasi tidur (pexels.com/Artem Podrez)

Stres seringkali berujung pada keluhan kesehatan fisik. Sering sakit kepala, sakit perut, dan masalah somatik lainnya merupakan pertanda adanya rasa stres yang sedang dialami. 

Selain masalah yang disebutkan itu, masalah tidur juga sering menjadi tanda bahwa anak merasa stres. Insomnia dan waktu tidur anak yang lebih lama daripada jam normal patut diwaspadai. Seorang anak yang selalu ingin kembali ke tempat tidur sepulang sekolah atau yang mencoba untuk tidur sepanjang hari di akhir pekan mungkin mencoba melepaskan dirinya dari stres yang dialami. Sebagai orangtua, jangan pandang remeh hal seperti ini. 

2. Bermasalah dengan pendidikan

ilustrasi anak sekolah (pexels.com/RODNAE Productions)

Terkadang masalah yang berhubungan dengan stres berasal dari masalah yang berhubungan dengan sekolah. Di lain waktu, masalah akademis terjadi karena seorang anak mengalami stres. 

Jika nilai anak menurun atau tingkat kehadiran anak buruk, pertimbangkan apakah perubahan tersebut mungkin terkait dengan stres atau tidak. Anak yang merasa stres seringkali merasa murung. Ia akan lebih sensitif pada segala hal yang berkaitan dengan dirinya. Bila di sekolah ia sering terlibat perseteruan, bisa jadi itu juga tanda dirinya benar-benar stres. 

3. Adanya perubahan sosialisasi

ilustrasi menyendiri (pexels.com/Thắng Lê)

Stres kemungkinan akan mengubah kebiasaan sosial dari anak-anak. Isolasi sosial bisa menjadi tanda anak sedang berjuang melawan stres. Menghabiskan lebih banyak waktu di kamarnya atau kurangnya minat untuk berbicara dengan teman bisa berarti anak mengalami kesulitan yang tidak bisa diucapkan melalui kata-kata. 

Cobalah ajak bicara untuk mengidentifikasikan apa masalah yang sedang ia hadapi. Jangan sampai semuanya jadi berlarut hingga ia merasa seperti tidak memiliki teman sama sekali. 

4. Perubahan perilaku negatif

ilustrasi marah (pexels.com/mohamed abdelghaffar)

Masalah perilaku sering terjadi ketika seorang anak stres. Sebagai orangtua, kamu mungkin melihat peningkatan masalah perilaku mulai dari bolos sekolah, sering tidak patuh, hingga berbicara secara kasar. Namun, jangan memaafkan perilaku negatif hanya karena anak sedang stres.

Sebagai orangtua, cobalah untuk lebih banyak berbicara dan ajak anak mengobrol lebih banyak. Dengan saling berbicara, mungkin saja anak akan lebih terbuka dan tahu cara penanganan yang baik. 

5. Rasa khawatir yang berlebihan

ilustrasi kekhawatiran (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak yang mengalami stres sering khawatir tentang apapun dalam hidupnya. Seorang anak mungkin khawatir tentang semua kemungkinan hal buruk yang bisa terjadi dalam aktivitasnya. 

Misalnya, kekhawatiran terhadap nilai akademik, kekhawatiran tidak memiliki teman yang membuatnya akan dirundung, dan khawatir orang-orang memandangnya bukan sebagai anak yang baik. Jika anak mengungkapkan lebih banyak kekhawatiran dari biasanya, itu bisa jadi karena stres yang dialaminya. 

Banyak anak tidak dapat mengatakan bahwa dirinya stres. Oleh karena itu, perilakunya sering kali menandakan perasaan yang sedang dialami. Jika kamu sebagai orangtua menduga anakmu sedang berjuang melawan stres, mulailah percakapan tentang hal itu. Kamu mungkin juga ingin mengajari anak beberapa teknik manajemen stres sederhana yang bisa membuatnya lebih mudah melalui perasaan tersebut. 

Jika stres anak tampaknya mengganggu sekolah, keluarga, tanggung jawab rumah tangga, atau teman, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan profesional. Bicaralah dengan dokter anak remaja jika khawatir tentang stres pada anak. Seorang dokter dapat merujuk anakmu ke konseling.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us