Tanpa Disadari, Inilah 5 Tanda Kamu Sering Mengintimidasi Diri Sendiri

Bagaimana rasanya diintimadasi oleh seseorang? Tidak usah jauh-jauh memikirkan kolega di tempat kerja, diintimidasi oleh orang tua atau saudara saja sudah membuatmu merasa lemah dan ketakutan.
Intimidasi merupakan salah satu cara tidak sehat untuk berkomunikasi di mana seseorang memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu dalam wujud ancaman, kertakan, dan gerakan menakut-nakuti.
Tapi guys, bagaimana kalau kamu yang sering mengintimidasi diri sendiri? Bukankah rasanya akan sangat tidak nyaman untuk terus merasa ketakutan? Tidak ada perasaan aman dan damai. Yang ada, kamu selalu dilingkupi rasa bersalah dan ketidakberdayaan untuk percaya pada intuisimu sendiri.
Berikut tanda jika kamu mengintimidasi diri sendiri yang mungkin bahkan tidak kamu sadari sebelumnya.
1.Sering mengritik diri sendiri
Salah satu tanda kamu mengitimidasi diri sendiri ialah terlalu sering mengritik dirimu untuk setiap sikap. Saat kamu baru melakukan atau mengatakan sesuatu yang bodoh dan konyol, pasti kamu akan merasa marah dengan diri sendiri.
Padahal kesalahannya tidak seberapa, tapi kamu menuntut dirimu untuk bersikap se-sempurna mungkin dalam setiap situasi. Mau tak mau, bagian dirimu yang lain harus menurut meski itu sering membuatmu merasa kesal dan sedih dengan diri sendiri.
2.Tidak menerima alasan kecerobohan
Ceroboh adalah bagian dari keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, sikap dan pola pikir kritismu membuat kamu sulit menerima kecerobohan—bahkan bila kamu sendiri yang melakukannya.
Sebagai contoh, kamu kelepasan tidur hingga kelewatan dateline pengumpulan tugas. Hal ini membuatmu geram dan kesal pada diri sendiri, sampai ke tahap dimana kamu, tanpa disadari, menghukum diri sendiri sebagai penebusan kesalahan tadi.
Kritik yang terlalu berlebihan inilah yang membuatmu sulit nyaman sendiri. Kamu merasa terus dicermati, diperhatikan, dirundung, dan dikritik oleh diri sendiri.
3.Sulit menoleransi kegagalan dan kesalahan
Kecerobohan yang dilakukan secara tak sadar saja tidak bisa kamu terima, apalagi kesalahan atau kegagalan yang diperjuangkan secara sadar. Contoh, saat kamu belajar sungguh-sungguh untuk presentasi kerja, tapi esoknya kamu mengatakan sesuatu yang salah.
Walau kesalahan itu tidak disadari dan tidak disengaja, tapi dalam proses presentasi, kamu melakukannya dengan sangat sadar—itulah yang membuatmu semakin kesal, dan pada akhirnya melampiaskan kegeraman itu pada diri sendiri.
Padahal, tidak ada manusia sempurna. Terkadang yang diperlukan ialah “menertawakan” kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan sembari belajar untuk tidak mengulanginya di masa depan.
Dengan begitu, kamu tetap bisa belajar dari kesalahan tanpa perlu mengintimidasi diri sendiri.
4.Memaksa diri untuk selalu sempurna
Perfeksionis juga merupakan salah satu tanda kamu membuat dirimu merasa tak nyaman. Setiap hari dihantui oleh ekspetasi yang tinggi melebihi langit. Kamu menuntut banyak hal dan ketika itu tidak terwujud, kamu menyalahkan diri sendiri.
Terkadang juga, kamu menuntut dirimu untuk melebihi orang lain. Ingat guys, setiap orang punya proses dan waktunya masing-masing. Tidak perlu membanding-bandingkan, itu hanya membuatmu merasa tak bahagia.
5.Jarang me time
Karena kamu tidak menganggap diri sendiri sebagai seorang pribadi yang perlu dikasihi dan dikenal lebih dekat, kamu tidak repot-repot untuk meluangkan me time. Alih-alih, kamu lebih senang menggunakan waktu untuk bekerja atau melakukan sesuatu yang menurutmu “produktif”, tanpa pernah memperhatikan self care. Gak jarang kamu sering merasa lelah dan akhirnya burn out.
Tanpa disadari, terkadang mubersikap terlalu keras pada diri sendiri. Ini yang menciptakan adanya jarak antara kamu dengan dirimu sendiri. Pasti tidak nyaman dan gak mengenakkan.
Mulai sekarang, yuk coba terapkan self-compassion yakni bersikap baik pada dirimu. Semangat!