Tantangan Bhrisco Jordy saat Wujudkan Mimpi Anak-anak Mansinam

Pulau Mansinam di Papua Barat adalah salah satu pulau pariwisata religi umat Kristen Protestan. Untuk menikmati keindahan alam di sana, pelancong harus menyeberang menggunakan kapal mesin selama 10-15 menit.
Meskipun masih kental dengan budaya nenek moyang, tingkat pendidikan di Pulau Mansinam terbilang sangat terbatas. Hal ini yang menjadi alasan Bhrisco Jordy, peraih 13th SATU Indonesia Awards 2022 dari Astra Indonesia, rela menghabiskan waktu untuk membantu kesulitan masyarakat di sini untuk mengenyam pendidikan.
Jordy bersama dengan teman-temannya membentuk organisasi Papua Future Project (PFP) untuk mempermudah akses anak-anak Mansinam dalam mendapat pendidikan dan edukasi yang cukup. Lantas, apa saja tantangan yang harus dihadapi Jordy dkk saat berusaha mewujudkan mimpi anak-anak Mansinam? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Kekurangan dana dan minimnya pengajar tidak mengubah kebaikan Jordy untuk anak Mansinam
Sudah ada sejak 2020, Papua Future Project sempat berhenti selama 2 bulan karena kekurangan dana saat sedang mengembangkan komunitas ini. Pria yang besar di Papua ini rela bekerja sebagai barista dan server di restoran demi mengumpulkan kembali modal untuk memperbesar komunis PFP.
Hingga saat ini, Jordy masih mengandalkan dana yang masuk dari donasi yang ia ajukan lewat daring. Donasi tersebut bisa berupa uang, buku, serta alat tulis. Jika ditotal dari pertama dibentuk komunitas ini hingga sekarang, sudah ada 200 volunteer yang bergabung.
Namun, hanya ada 50 pengajar saja yang masih aktif untuk menyebarkan ilmunya. Rata-rata dari mereka ialah para lulusan SMA hingga mahasiswa yang ingin mengabdi di sini tanpa bayaran.