Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh Pendidikan

Kamu sudah tahu belum nih gengs?

Universitas Indonesia adalah salah satu universitas negeri unggulan dan favorit yang ada di Indonesia. Bahkan UI (begitu biasa anak masa kini menyingkat nama kampus dengan warna almamater kuning ini) masuk ke dalam jajaran kampus terbaik di Asia juga lho. Bangga gak tuh kamu wahai mahasiswa dan alumni UI?

Selain terus ‘melahirkan’ lulusan terbaik dan mampu berkontribusi bagi bangsa dan negara, tahukah kamu kalau UI juga punya beberapa tokoh pendidikan yang berperan penting dalam memajukan kehidupan dan peradaban bangsa. Ssst, bahkan nih mereka juga diberikan ‘julukan’ tersendiri lho! Penasaran kan? Simak di sini ya!

1. Roosseno Soerjohadikoesoemo sang Bapak Beton Indonesia

Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh PendidikanDok. Istimewa

Pertama ada Roosseno Soerjohadikoesoemo. Anak fakultas teknik terlebih sipil, pasti tahu nama ini. Bapak Roosseno ini adalah pendiri Fakultas Tekni Sipil Universitas Indonesia dan beliau menjadi dekan pertama pada tahun 1964.

Bapak Roosseno juga diangkat menjadi guru besar di UI. Berkat kemampuan dan ilmunya, lahirlah teori syarat tekuk. Teori ini di kala itu memberikan pemecahan secara grafis untuk mengatasi panjang tekuk tiang guna menyelesaikan masalah portal jembatan.

Gak berhenti di situ, Bapak Roosseno rajin menulis soal konstruksi beton setelah Indonesia dinyatakan merdeka. Ia juga terlibat dalam banyak proyek pembangunan di Indonesia, seperti Tugu Monas, Stadion Ganefo alias GBK, dan Gedung Sarinah, sehingga di saat itu beliau mendapat julukan "Manusia Beton".

2. G. A. Siwabessy, sang Bapak Atom Indonesia

Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh PendidikanDok. Istimewa

G.A Siwabessy adalah salah satu tokoh yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu atom di Indonesia. Bahkan karena sumbangsihnya pada perkembangan ilmu ini, beliau pun dijuluki "Bapak Atom Indonesia".

Siwabessy awalnya bukanlah seorang ahli atom, melainkan hanya dokter biasa lulusan NIAS di Surabaya dan Sekolah Tinggi Kedokteran UI di Batavia. Namun, karena kebutuhan, Siwabessy pun melanjutkan kuliah di London bidang radiologi agar ia menjadi ahli dalam bidang tersebut.

Sekembalinya dari London, Siwabessy pun menjadi Guru Besar Luar Biasa FK UI. Bersamaan dengan berdirinya Lembaga Tenaga Atom yang ia bentuk 1954, Siwabessy juga mendirikan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UI dan ia pun menjadi dekan pertama di sana.

Mantan Dirjen pertama Badan Tenaga Atom Nasional alias BATAN ini pun namanya diresmikan sebagai salah satu jalan di kompleks Kampus UI di Depok pada Juni 2009 lho. Salut!

3. Moewardi, sang "Dokter Gembel"

Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh PendidikanDok. Istimewa

Jika mendengar nama Moewardi pasti ingatanmu langsung tertuju pada nama sebuah rumah sakit daerah di Solo. Tapi tahukah kamu jika Moewardi ini adalah salah satu tokoh pergerakan nasional?

Pria yang dijuluki "Dokter Gembel" ini merupakan tamatan STOVIA atau sekolah kedokteran yang menjadi cikal bakal FK UI saat ini. Setelah lulus dari STOVIA alias FK UI di bulan Desember 1934, beliau menggelar tasyakuran alias kenduri modern yang tak hanya berbagi makanan, tapi juga membuka praktik pengobatan gratis hampir seharian.

dm-player

Sikap dermawan Moewardi yang membuatnya dijuluki Dokter Gembel ini tak berhenti di situ. Ia juga aktif berjuang tanpa pamrih untuk kemerdekaan Indonesia. Moewardi bahkan sempat turut andil dalam prosesi pembacaan teks proklamasi pada Agustus 1945.

Karena jasanya yang begitu besar pada negara dan sikap dermawannya, Moewardi tak hanya mendapat julukan Dokter Gembel saja, tapi juga gelar pahlawan.

4. Miriam Budiardjo, sang Penulis “Kitab Suci”

Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh PendidikanDok. Istimewa

Kalau kamu anak ilmu politik pasti gak asing deh sama nama Miriam Budiardjo. Salah satu karya besarnya adalah buku klasik Pengantar Ilmu Politik dan Dasar-Dasar Ilmu Politik yang menjadi 'kitab' bagi mahasiswa FISIP di Indonesia dan telah dicetak ulang lebih dari 20 kali.

Sebelum dikenal sebagai pencetus 'kitab' anak ilmu politik se-Indonesia, Miriam adalah seorang diplomat yang bertugas di New Delhi, India, dan Washington DC, Amerika Serikat (AS). Dia merupakan diplomat perempuan pertama di Indonesia lho!

Miriam dikenal sebagai salah satu pendiri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di UI. Beliau pun menjabat sebagai dekan di FISIP UI selama dua periode tahun 1974-1979 menggantikan Selo Soemardjan.

Nama Miriam juga tercatat sebagai salah satu tokoh yang menyampaikan hasil Simposium Kepedulian UI terhadap Tatanan Masa Depan Indonesia kepada Soeharto di saat gejolak perpolitikan memanas tahun 1998. Berhubung Miriam sudah sangat senior, beliau yang membacakan hasil simposium yang intinya menyarankan agar Pak Harto dengan sukarela lengser dari jabatan sebagai presiden Indonesia.

Berkat jasanya, Miriam menerima Bintang Mahaputra Utama tahun 1998 dan Doktor Kehormatan Ilmu Politik dari UI (1997) dan menerima Bintang Jasa Utama Pengabdian kepada Republik Indonesia selama Masa Perjuangan Kemerdekaan (1995). Untuk menghormati jasa-jasa Miriam, Universitas Indonesia menetapkan namanya sebagai salah satu jalan di Kampus UI Depok. Selain itu, namanya juga diabadikan sebagai Miriam Budiardjo Research Center di Kampus FISIP UI Depok.

5. Panji Surachman Cokroadisuryo, sang Presiden Pertama UI

Universitas Indonesia Lahirkan 5 Julukan Ini kepada Tokoh PendidikanDok. Istimewa

Pernah gak sih kamu penasaran, siapa sebenarnya rektor pertama yang memimpin Universitas Indonesia alias UI? Menurut sejarah, Panji Surachman Cokroadisuryo adalah orang pertama yang menjadi rektor atau di kala itu disebut dengan nama Presiden Universiteit Indonesia.

Secara resmi, Panji memulai kegiatannya sebagai presiden UI pada tanggal 2 Februari 1950. Kala itu, kantor Presiden Universiteit Indonesia berlokasi di Jakarta, tepatnya di Gedung Fakultas Kedokteran di Jalan Salemba Raya Nomor 6.

Namun, karena satu dan lain hal, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta. Nah, tanggal 2 Februari 1950 saat Panji pertama kali bekerja inilah dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.

Oh iya, selain sebagai Presiden alias Rektor pertama UI, Panji adalah insinyur teknik kimia pribumi pertama yang pernah menjabat Menteri Kemakmuran pada Kabinet Presidensial. Panji juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Sjahrir I.

Berkat jasanya yang besar, nama Panji diabadikan menjadi jalan di dalam kompleks Kampus Universitas Indonesia.

Itulah daftar nama tokoh pendidikan UI yang mendapat julukan. Salut dengan perjuangan mereka, semoga kamu dan kita semua bisa meneladani mereka ya!

Uyung Bebi Photo Writer Uyung Bebi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya