5 Teknik Masak Tradisional Nusantara yang Mulai Langka

Indonesia bukan cuma kaya bahan makanan, tapi juga kaya teknik memasak yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan teknologi, beberapa teknik masak tradisional mulai jarang digunakan bahkan hampir terlupakan.
Padahal, metode-metode ini menciptakan cita rasa yang unik dan khas, hasil dari kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Yuk, kenali lima teknik masak tradisional Nusantara yang mulai langka ini, biar kita ikut melestarikannya!
1. Barapen, membakar batu untuk memasak di Papua

Barapen adalah tradisi memasak dari Papua yang menggunakan batu panas sebagai media memasak daging dan sayuran. Prosesnya dimulai dengan membakar batu hingga membara, lalu menumpuknya bersama makanan dalam lubang tanah, kemudian menutup semuanya dengan daun untuk menciptakan efek kukusan alami.
Teknik ini membutuhkan persiapan berjam-jam dan kerja sama banyak orang, sehingga biasanya dilakukan saat ada perayaan besar atau acara adat. Aroma makanan yang dimasak dengan barapen gak bisa dibandingkan dengan teknik modern, lebih smoky, juicy, dan penuh rasa alami khas bumi Papua.
2. Manggangan, membakar dengan bara di tanah dari Jawa Tengah

Manggangan adalah teknik membakar makanan, biasanya ikan atau ayam, dengan cara diletakkan di atas bara langsung di tanah atau tungku kecil dari batu bata. Bedanya dengan panggangan modern, teknik ini menggunakan bara alami dari kayu bakar tanpa api besar, jadi makanan matang perlahan dengan rasa yang lebih smoky dan meresap.
Aroma yang dihasilkan manggangan punya ciri khas kayu bakar yang sulit ditiru oven listrik zaman sekarang. Teknik ini banyak digunakan di pedesaan, terutama dalam acara syukuran atau kenduri.
3. Timbel, memasak nasi dengan daun pisang ala Sunda

Timbel bukan hanya nama makanan, tapi juga teknik memasak nasi menggunakan balutan daun pisang untuk mempertahankan panas dan memberikan aroma khas. Setelah nasi setengah matang di kukusan, nasi dibungkus daun pisang dan dikukus lagi atau dipanaskan di atas bara supaya lebih pulen dan wangi.
Teknik ini membuat nasi jadi lebih harum alami tanpa tambahan bahan kimia atau pewangi. Selain itu, daun pisang membantu menjaga kelembaban nasi, sehingga hasil akhirnya lebih lezat daripada nasi biasa.
4. Menumis di bambu, teknik masak tradisional Dayak

Suku Dayak di Kalimantan punya teknik unik yaitu memasak menggunakan bambu. Sayur, beras, atau lauk-lauk seperti ikan dimasukkan ke dalam ruas bambu besar bersama rempah-rempah, lalu dipanggang di atas api kecil. Bambu berfungsi sebagai 'panci alami' yang menjaga rasa makanan tetap segar, lembut, dan bercampur sempurna dengan aroma bambu yang khas.
Proses memasak ini cukup lama, tapi hasil akhirnya sangat juicy dan kaya rasa alami. Menumis di bambu jadi bukti bahwa kreativitas kuliner Nusantara memang gak ada habisnya.
5. Ngaresep, mengungkep bumbu tanpa banyak air di Betawi

Ngaresep adalah teknik tradisional Betawi di mana bahan makanan diungkep bersama bumbu kental tanpa banyak tambahan air hingga meresap sempurna. Biasanya digunakan untuk memasak ayam, bebek, atau daging sebelum digoreng, teknik ini membuat cita rasa bumbu nempel sampai ke serat daging.
Proses ngaresep membutuhkan kesabaran karena masakan harus diaduk pelan dengan api kecil supaya gak gosong. Hasil akhirnya bikin makanan lebih gurih, berbumbu kuat, dan tahan lama tanpa bahan pengawet.
Perubahan gaya hidup yang serba cepat bikin orang lebih memilih teknik memasak instan dengan alat modern. Banyak rasa dan pengalaman kuliner otentik yang hilang saat kita tinggalkan cara-cara lama ini. Selain itu, proses memasak tradisional sering kali dianggap terlalu ribet dan makan waktu. Di balik itu semua, ada nilai kebersamaan, ketelitian, dan penghormatan terhadap bahan makanan yang luar biasa.
Kalau kita gak melestarikan teknik ini, kita bukan cuma kehilangan resep, tapi juga bagian dari sejarah kita sendiri. Yuk, mulai kenali, pelajari, dan praktekkan teknik masak tradisional ini supaya kekayaan rasa Nusantara tetap hidup!