Teladan! 5 Sikap Kerja Kim Miso di What's Wrong With Secretary Kim

Menjadi seorang sekretaris kondang yang tahu dan ahli dalam segala hal yang berurusan dengan bos besar bukanlah jalan yang mudah. Tidak seketika itu pula Kim Mi So menjadi sekretaris yang dipercaya berada di samping sang bos. Ada proses panjang yang harus dilaluinya.

Salah satunya yaitu banyak belajar dan berlatih. Tak hanya tentang perusahaan, tapi juga mempelajari bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan rekan kerja at

asannya dengan baik. Ia juga belajar melayani kebutuhan Lee Young Joon sebagai atasan. Tak mudah, terlebih saat Young Joon adalah orang yang perfeksionis. Namun setiap kritikan bahkan penolakan selalu dijadikan motivasi tersendiri bagi seorang Kim Mi So. Ia justru semakin bersemangat dalam belajar dan berlatih agar bisa diakui oleh sang atasan.

Meski menjadi karyawan terlama dari semua anggota dalam satu tim. Kim Mi So adalah orang yang sangat rendah hati. Ia tidak pernah membeda-bedakan mana karyawan yang lama dan yang baru. Kim Mi So juga merupakan mentor yang sangat baik bagi calon penggantinya.

Kebaikan hatinya itu membuat banyak orang merasa tak rela ia meninggalkan perusahaan. Bahkan saat ia digunjing oleh orang lain di kantor tersebut, maka rekan satu timnya tidak tinggal diam untuk membelanya. Kim Mi So adalah orang yang ramah dan sangat rendah hati.

Setelah mengajukan resign, bukan berarti ia bisa diam santai saja. Meski sudah ada pengganti, namun ia tetap mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhirnya. Tak ragu bila sang atasan mengajaknya lembur menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas.

Bahkan ia pun tetap melayani semua kebutuhan Lee Young Joon. Dari mengenakan dasi sampai menyiapkan teh dan camilan. Ia pun tetap menyelesaikan tugas akhirnya yang lain, disamping menjadi mentor bagi calon penggantinya. Tak meninggalkan begitu saja, Kim Mi So adalah orang yang bertanggungjawab.

Siapa yang tak tahu jika sekretaris Kim adalah karyawan yang penuh dengan dedikasi. Termasuk untuk segala urusan perusahaan. Banyak yang tidak tahu jika ia sering bekerja lembur sampai malam dan bahkan di akhir pekan ia sulit memiliki waktu berlibur. Meski menjadi salah satu alasan ia mengundurkan diri.

Namun ia tetap melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati. Ia terlalu mencintai pekerjaan tersebut hingga merasa berat untuk meninggalkan. Loyalitas terhadap perusahaan juga membuat para rekan kerja mencontoh bagaimana ia bekerja.

Meski pada akhirnya ia mengakui jika memiliki perasaan yang sama dengan sang atasan. Ia tidak pernah menjadi sombong. Ia selalu berusaha menjaga profesionalitas saat berada di kantor. Ia selalu berusaha memisahkan mana urusan pribadi dan mana urusan pekerjaan.

Disukai oleh atasan tidak lantas membuatnya berbangga diri lalu sombong dan tak rendah hati. Ia tetaplah sekretaris yang profesional dalam setiap tugas dan tanggungajwabnya dalam pekerjaan. Wah, teladan dan patut dicontoh ya!