Buat kamu yang aktif di media sosial dan luwes berinteraksi dengan siapa pun, mungkin kamu sering heran sama orang-orang yang kayaknya susah bergaul sama teman-teman di dunia maya. Jangankan mengomentari unggahan orang lain, di unggahannya sendiri saja mereka terkesan dingin.
Meski mereka berbeda sekali dengan caramu berinteraksi, jangan buru-buru menuduh mereka angkuh ya? Setidaknya ada 6 alasan mereka memilih membatasi interaksi di media sosial, yaitu:
Kalau dihitung, teman-teman di media sosial yang benar-benar kita kenal dan pernah kita temui di dunia nyata kemungkinan besar amatlah sedikit. Selebihnya hanya terhubung di dunia maya sekalipun tahu orangnya benar-benar nyata.
Ini wajar bikin sebagian orang merasa kurang nyaman berinteraksi di media sosial. Apalagi dengan akun-akun yang tidak jelas siapa orang di baliknya.
Banyaknya unggahan di media sosial setiap waktu dan komentar yang bersahut-sahutan bisa membuat orang merasa kebanjiran informasi. Yang relevan maupun tidak dengan hidupnya, yang benar maupun bohong, semuanya bercampur menjadi satu dan menyerbunya.
Hal itu dapat memecah konsentrasinya bahkan memengaruhi emosinya. Kegiatannya di dunia nyata pun bisa terganggu dan lama-kelamaan ia merasa muak mengikuti setiap perkembangan di media sosial.
Meski tidak bisa digeneralisasikan, biasanya memang seperti itu. Makin usia bertambah, orang makin menghindari yang mereka rasa tidak perlu. Mereka hanya berfokus pada hal-hal yang dianggap penting.
Jika pun hendak menyapa teman, mereka lebih suka menyapa yang betul-betul mereka kenal dan langsung menghubungi nomor ponselnya. Kalaupun menyapa di media sosial, mereka lebih suka mengirimkan pesan pribadi. Dalam mengunggah apa pun di media sosial, mereka juga cenderung menghindari yang bisa memancing perdebatan apalagi komentar-komentar negatif.
Diakui atau tidak, kalau sudah asyik membuka media sosial, jadi susah berhenti kan? Beberapa orang menyadari betul ancaman ini. Maka mereka memilih lebih tegas pada dorongan dalam diri sendiri biar gak sering-sering membuka media sosial ketimbang telanjur kecanduan.
Yah, namanya juga lagi sibuk. Mana ada waktu untuk sering-sering membuka media sosial? Apalagi berinteraksi hangat dengan teman-teman di sana. Kalaupun membukanya, mereka hanya melihat sekilas atau untuk mengunggah hal-hal terkait pekerjaan mereka seperti membagikan tautan tulisan.
Kalau kita sudah seharian bekerja di depan layar laptop, komputer, atau ponsel; pasti kita akan mengalami mata lelah. Bahkan leher dan tangan pun terasa kaku.
Kondisi seperti ini jelas membuat tidak nyaman bila hendak berselancar di media sosial. Itu akan terasa sebagai beban ekstra untuk mata ketimbang menghibur setelah lelah bekerja.
Dengan alasan-alasan di atas, sikap mereka yang terkesan dingin di media sosial ternyata bukan sesuatu yang buruk, kan? Bahkan gak ada salahnya untuk dicontoh biar kamu aman dari ancaman tindak kejahatan di dunia maya dan bisa lebih fokus pada tugas-tugasmu yang lebih penting.