Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/fauxels

Sejak kecil kita terbiasa untuk menjadi lebih baik dibanding orang lain. Perbandingan-perbandingan kecil yang dilakukan oleh orang lain termasuk orang tua kita sendiri, bisa memicu jiwa kompetitif dalam diri kita untuk terus tumbuh. Parahnya, jika gak diiringi dengan pemahaman yang baik, jiwa kompetitif ini bisa aja berkembang dengan cara yang berlebihan. 

Ketika kita punya keinginan yang terlalu tinggi untuk berkompetisi, kita jadi rentan mengalami lima kerugian berikut ini. Gak mau kan? 

1. Selalu membandingkan diri dengan orang lain

pexels/Sheep .

Dari gaya berpakaian hingga nasib dan takdir kehidupan yang dijalani orang lain akan mudah kita banding-bandingkan dengan diri sendiri jika jiwa kompetitif kita terlalu tinggi. Kenapa si dia bisa punya karier secemerlang itu, atau kenapa cuma aku yang punya sepatu jelek, atau perbandingan-perbandingan lainnya yang sebenarnya gak penting.

Padahal, membandingkan diri dengan orang lain ini jelas-jelas gak akan ada ujungnya, lho. 

2. Susah bahagia karena selalu melihat ke atas

pexels/Marcelo Chagas

Jiwa kompetitif akan mengarahkan kita pada keinginan untuk terus bersaing dengan siapapun. Sehingga, kita terus melihat orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih cantik atau tampan. Mengejar semua ini tanpa henti pastinya hanya akan menimbulkan kegelisahan dalam diri dan membuat kita susah merasa bahagia.

3. Hanya punya sedikit teman karena beranggapan bahwa semua orang adalah saingan

pexels.com/Immortal shots

Jiwa kompetitif jika sudah sampai pada taraf berlebihan akan mudah membuat kita kehilangan teman. Siapa sih yang mau dekat-dekat sama orang yang menganggap semuanya sebagai saingan? Ujung-ujungnya cuma akan dijadikan musuh juga, males deh.

4. Terlalu serius dalam segala hal dan gampang tertekan

pexels/Ariel Paredes

Keinginan untuk bersaing dengan siapapun dalam hal apapun, gak hanya membuat kita jadi mengesalkan, tapi bahkan diri kita pun sebenarnya merasa capek dan lelah. Kita jadi gak bisa menikmati guyonan orang lain dan menganggap serius semua hal. Jadi, jangan salahkan siapa-siapa kalau kita gampang merasa tertekan ya.

5. Menyiksa diri sendiri dan gak menikmati hidup

Ilustrasi merasa kecewa. (Unsplash.com/Francisco Gonzalez)

Sulit dibayangkan, hidup orang yang terlalu kompetitif pasti akan sangat membosankan. Setiap hari yang dia pikirkan hanyalah bagaimana cara mengalahkan si A dalam hal akademik, atau bisakan cara X menjadikan si B kalah dalam hal kekayaan.

Duh, susah dan menderita banget kan kayaknya? Padahal, di atas langit masih ada langit, artinya akan selalu ada orang lain yang lebih dari kita jika kita gak pernah merasa cukup.

Hidup memang sebuah kompetisi, tapi kompetisi yang sebenarnya adalah tentang mengalahkan diri kita di masa lalu dan berusaha untuk terus menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Setuju kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team