Ternyata Batman Mengajarkan Kita Beberapa “Petuah” Hidup Ini

Batman mengajarkan kita untuk menerima fakta bahwa masalah dan berbagai cobaan adalah satu hal yang lumrah dalah hidup. Batman mengalami banyak tragedi yang membuatnya mengalami trauma psikologi, ia masih bocah ketika kedua orangtuanya meninggal tepat di depan dirinya, ia juga mengalami perang batin dengan dirinya sendiri, serta krisis identitas namun ia mampu melewati semua hal tersebut. Idealnya, Batman menunjukkan pada kita bahwa tiap masalah yang kita hadapi membawa pelajaran sendiri, dan akan menuntun kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik dalam memandang suatu hal.

Sama seperti kita, Batman juga merupakan seorang manusia. Sebagai Bruce Wayne ia memiliki trauma dan rasa takut. Ia takut akan kelelawar, Bruce juga sangat takut kehilangan orang-orang yang ia cintai, ia takut akan berakhir dan meninggal di penjara, juga ketakutannya untuk tidak bisa memberikan keadilan di kota Gotham. Tapi sama seperti cobaan hidup, ia menolak untuk tenggelam di dalamnya karena ia tahu itu justru akan membuatnya semakin terpuruk. Batman melawan semua takut yang ia miliki dan menjadikan “rasa takut” sebagai temannya.

Sentimen ini memang sudah mainstream dan tidak perlu penjelasan lebih sih, ya. Tapi selain itu, Batman mengajarkan kita untuk mampu mengidentifikasi diri kita dengan cara memiliki nilai serta pandangan moral sendiri, tentu saja dengan arti yang positif.

[Batman to Rachel]: "It’s not who i am underneath, but what i do, that defines me."

Dalam kasus kita, ini relevan saat kita menjalani pekerjaan yang sebenarnya tidak kita senangi atau berinteraksi dengan orang yang ingin kita hindari. Rasanya seperti memakai topeng dan apa yang kita lakukan tidak mendefinisikan diri kita. Namun di balik topeng yang kita pakai di luar, siapa sebenarnya kita ini? Apa yang kita rasakan sebenarnya jauh lebih dari apa yang kita tampilkan di luar, dan hanya pada yang tersayang saja kita mampu menunjukkan apa yang kita punya dan rasakan.

 [Alfred to Bruce Wayne]: "Remember when you left Gotham? Before all of this, before Batman? You were gone 7 years. 7 years i waited, hoping that you wouldn’t come back. Every year, i took a holiday. I went to Florence, there’s this cafe, on the banks of the Arno. Every fine evening, i’d sit there and order a Fernet Branca. I had this fantasy, that i would look across the tables and i’d see you tehre, with a wife and maybe a couple of kids. You wouldn’t say anything to me, nor me to you. But we’d both know that you’d made it, that you were happy. I never wanted you to come back to Gotham. I always knew there was nothing there for you except pain and tragedy. And i wanted something more for you than that. I still do."

Jangan salah, Batman juga mengalami kegagalan berkali-kali namun ia lekas bangkit dalam setiap kejatuhannya. Thomas Wayne, ayah Bruce pernah berkata: “Why do we fall, Bruce? So that we can learn to pick ourselves up.” Dan petuah tersebut dipegang teguh oleh Bruce sebagai seorang Batman. Seseorang tidak akan pernah mengerti arti kesuksesan jika ia tak pernah merasakan bagaimana pahitnya gagal.

Di film Dark Knight Rises, Batman memberi pencerahan pada kita dengan mendeskripsikan apa itu seorang pahlawan menurutnya. Kamu  tidak perlu uang, jubah atau kekuatan super, kamu ternyata sudah menjadi pahlawan bagi orang lain.

[Bruce Wayne]: "A hero can be anyone, even a man doing something as simple and reassuring as putting a coat on a young boy’s shoulders to let him know that the world hadn’t ended."

Hmm... ternyata Batman memang seorang legenda kehidupan. Semoga kita dapat mewarisi ketegaran Bruce Wayne sebagai Batman ya. Nah, selain 7 hal diatas, hal apa lagi yang kamu pelajari dari sosok Batman?