ilustrasi seorang wanita tengah membaca buku (Pexels.com/Monstera)
Beberapa buku motivasi memakai gaya penyampaian yang seolah mengharuskan pembaca berubah sesegera mungkin tanpa mempertimbangkan kapasitas diri. Overthinker mudah merasakan tekanan dari kalimat persuasif yang berulang sehingga muncul kesan bahwa perubahan harus terjadi sekarang juga. Pada akhirnya, pembaca merasa seakan-akan selalu tertinggal meskipun sudah melakukan hal terbaik.
Gaya penulisan yang terlalu mempengaruhi juga membuat pembaca sulit memproses pesan yang diberikan. Overthinker menyerap hal tersebut sehingga muncul tuntutan baru yang aslinya tidak diperlukan. Situasi ini menciptakan kelelahan mental yang muncul tanpa disadari. Sebagai contoh, beberapa buku motivasi berorientasi tinggi seperti The 10X Rule karya Grant Cardone menekankan motivasi tinggi yang tidak barang kali memang selalu kompatibel dengan overthinker.
Mengetahui tipe buku yang harus dihindari overthinker dapat membantu menjaga fokus tanpa memicu respons yang melebar ke arah yang tidak diperlukan. Overthinker membutuhkan bacaan yang memberi ruang untuk bernapas agar kegiatan membaca tetap menjadi kegiatan yang menenangkan. Dari lima tipe buku ini, mana yang menurutmu paling perlu dihindari agar pengalaman membaca tetap nyaman?