5 Tips Agar Terhindar dari Kebiasaan Oversharing, Batasi Dirimu!

Intinya sih...
- Mencurahkan permasalahan hidup pada orang lain bisa memberikan efek lega, tetapi kebablasan dalam bercerita bisa merugikan.
- Melibatkan Tuhan dalam setiap kondisi dapat menghindarkan dari oversharing dan membuat lebih dekat kepada-Nya.
- Perlu adanya batasan terhadap curhatan dan kebahagiaan yang akan dibagikan, serta memilih teman curhat yang tepat.
Mencurahkan permasalahan hidup yang ada pada seseorang memang memberikan efek lega. Seolah-olah kita telah membagikan beban tersebut pada orang lain. Namun, dalam penerapannya tak jarang orang-orang justru kebablasan dalam bercerita. Mereka menjadi oversharing terhadap orang lain.
Overhsaring sendiri artinya terlalu banyak membagikan tentang kehidupan diri sendiri pada orang lain maupun media sosial. Seseorang yang punya kebiasaan oversharing terhadap orang lain akan membuat ia seolah tak punya rahasia tentang hidupnya. Ia akan menceritakan segala hal baik itu sepele atau tidak pada orang lain. Entah siapapun orang tersebut.
Jika hal ini terus berlangsung jelas akan merugikan. Sebab, tak semua hal bisa kita bagi pada orang lain dan tidak semua orang bisa kita percaya untuk menyimpan rahasia. Lantas, bagaimana cara kita mengatasinya? Berikut adalah penjelasan mengenai cara menghindari diri dari oversharing.
1. Jangan lupa untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap kondisi apapun
Tak sedikit dari kita yang lebih memilih curhat kepada orang lain ketimbang kepada Tuhan yang membuat semesta alam. Seakan kita lebih percaya pada orang tersebut daripada kepada Tuhan kita sendiri. Padahal, melibatkan Tuhan dalam setiap kondisi yang ada tak hanya menghindarkan kita dari oversharing. Akan tetapi, juga membuat kita lebih dekat kepada-Nya.
Saat ada masalah seseorang cenderung mencurahkan perasaannya pada orang lain. Dia akan menceritakan dari A sampai Z tentang masalah yang ia alami. Padahal, jika kita bercerita pada Tuhan kita tak hanya sekadar mencurahkan masalah yang ada, tetapi juga memasrahkan diri padanya agar masalah tersebut bisa kita hadapi. Dengan begitu kita tak hanya mendapat ketenangan, tetapi juga jalan keluar yang diberikan oleh Tuhan.
Lalu, saat bahagia orang-orang lebih sering memamerkan kebahagiaan tersebut di sosial media. Hal ini juga menyebabkan kita oversharing terhadap kebahagiaan di hidup kita. Padahal, kita bisa cukup bersyukur kepada Tuhan tanpa harus membagikan kebahagiaan tersebut di sosial media yang terkadang bisa menjadikan awal mula munculnya penyakit iri.
2. Berikan batasan terhadap apa yang akan kamu bagikan tentang hidupmu
Terkadang memberi batasan terhadap diri sendiri itu sangat perlu. Bukan untuk membatasi kebahagiaan kita, tetapi untuk melindungi kita dari hal-hal yang tak diinginkan. Seperti menjadikan orang lain merasa iri dan benci karena kita overhsaring tentang kebahagiaan di sosial media.
Loh, memangnya kenapa? Apa salahnya berbagi kebahagiaan. Toh, kalau tidak suka tinggal di skip. Gampang!
Mungkin kita akan berpikir seperti itu karena merasa bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengungkapkan kebahagiaannya. Namun, kita perlu tahu bahwa tidak semua orang itu suka terhadap kita. Hal ini juga berlaku terhadap keluh kesah yang kita ceritakan pada orang lain. Tidak semua orang itu bisa memahami kita dan tidak semua orang bisa kita percayai untuk menjaga rahasia. Jadi, kita perlu hati-hati terhadap segala sesuatu yang akan kita bagikan.
Maka dari itu pula, sebagai antisipasi hal-hal tak diinginkan di kemudian hari, perlu adanya batasan terhadap kebahagiaan yang akan kita bagikan. Dengan begitu kita bisa memilih dan memilah tentang apa yang kira-kira bisa kita ceritakan pada orang lain maupun yang kita bagikan di sosial media.
3. Jangan jadikan semua orang sebagai tempat curhat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak semua orang bisa kita percayai untuk menjaga rahasia kita. Maka, kita perlu memilih teman curhat yang tepat. Jangan jadikan semua orang yang kita kenal sebagai tempat untuk curhat.
Beberapa dari kita terkadang tak hanya memiliki satu teman dekat saja, tetapi lebih dari itu. Mereka bahkan memiliki beberapa circle yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berbeda. Jika semua orang di dalamnya kita anggap dekat dan terpercaya, maka bisa jadi kita takkan punya rahasia lagi sebab terlalu menjadikan mereka tempat curhat.
Sementara itu, mereka yang berada di dalam circle kita pastilah juga memiliki circle lain yang juga dipercaya. Jangan sampai oversharing membuat rahasia kita tersebar kemana-mana. Pilihlah teman yang bukan hanya bisa kamu percaya, tapi juga kamu rasa bisa memberikan solusi atau saran atas curhatanmu tersebut.
4. Berpikirlah terlebih dahulu sebelum bercerita
Sebelum menceritakan sesuatu kita perlu untuk berpikir terlebih dahulu. Ini akan menghindarkan kita dari terlalu berlebihan dalam menceritakan tentang hidup kita. Sebab, kita sudah memikirkan apakah yang akan kita ceritakan tersebut memiliki dampak yang baik ke depannya untuk kita atau tidak. Apakah yang kita ceritakan itu hal yang bisa diceritakan ke orang lain atau bukan? Apakah orang yang kita ajak bercerita itu orang yang bisa dipercaya? Atau bagaimana bila rahasia kita itu sampai tersebar ke orang lain?
Kita perlu berpikir semacam itu sebelum memutuskan untuk menceritakan tentang hidup kita. Bila kita tidak berpikir terlebih dahulu dan bertindak secara spontan dengan menceritakan semua tentang hidup kita begitu saja pada orang lain. Maka, kita akan menyesal di kemudian hari setelah menyadari jika apa yang kita ceritakan memiliki dampak yang besar bagi hidup kita.
5. Bedakan mana hal yang bisa dibagikan ke orang lain dan yang tidak
Sebelum menceritakan tentang keluh kesah maupun rasa bahagiamu kepada orang lain dan publik melalui media sosial. Alangkah baiknya kamu memilih mana hal yang bisa dibagikan dan tidak. Dengan membedakan kedua hal tersebut akan menghindarkan kita dari oversharing.
Saat kita tahu dan menyadari jika beberapa kesusahan tidak harus dikeluhkan pada orang lain dan cukup dipasrahkan pada Tuhan serta diatasi sendiri. Juga saat kita sadar bahwa tidak semua kebahagiaan yang kita rasakan bisa kita bagikan momennya pada orang lain. Maka, kita bukan hanya terhindar dari oversharing, tetapi juga membuat hidup kita lebih tenang. Sebab, kita akan lebih menikmati hidup dan tidak akan takut dengan bagaimana sudut pandang orang lain terhadap kita.
Dengan berhenti oversharing pada orang lain akan membuat hidup kita lebih damai. Selain itu, ketika ada masalah kita akan lebih tenang dalam menghadapinya juga ketika ada kebahagiaan kita tak akan berlebihan dan terlarut dalam euforia yang melenakan.