Bekerja lintas zona waktu memang terdengar keren, tapi tantangannya sering bikin kepala pusing. Bayangkan harus menyesuaikan jadwal rapat yang terjadi tengah malam, atau tetap fokus saat tubuh masih ingin tidur karena jam biologis belum menyesuaikan. Situasi seperti ini sering dialami pekerja remote, mahasiswa pertukaran, atau siapa pun yang sedang berada di luar negeri untuk urusan profesional.
Perbedaan waktu bukan cuma urusan jam di layar laptop, tapi juga soal ritme hidup, pola tidur, dan cara tubuh menyesuaikan energi. Kalau gak disiasati, produktivitas bisa menurun drastis, bahkan membuat seseorang kelelahan fisik dan mental. Nah, supaya tetap bisa bekerja optimal tanpa harus terseret jet lag terus-menerus, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar transisi antar zona waktu berjalan mulus.
