5 Tips Komunikasi Efektif ala Dale Carnegie, Sederhana tapi Penting! 

Carnegie berpendapat bahwa kita tidak harus menjadikan orang-orang dengan jumlah followers terbanyak di media sosial sebagai panutan utama untuk mendapatkan teman dan pengaruh. Pelajaran penting itu bisa jadi kita dapatkan dari seekor anjing.

Anjing dikenal dengan loyalitasnya. Saat tuannya kembali dari bepergian, ia selalu siap menyambut seolah sang tuan adalah pahlawan yang besar jasanya. Anjing juga selalu mengekpresikan kebahagiannya dan tidak pernah menertawakan atau menyakiti sang tuan.

Kita belajar bahwa anjing membuat tuannya terasa begitu penting. Begitu pula dengan manusia yang bisa memperbaiki hubungan jika yang menjadi fokus bukan hanya masalah masing-masing, tetapi juga kepentingan orang lain.

Jika kita secara sukarela mencoba mempelajari minat orang lain, akar hubungan yang dijalin akan menjadi lebih kokoh. Rasa suka yang tulus akan tercipta secara natural dan hubungan pun menjadi penuh arti.

Gak hanya menyebarkan kebahagiaan, senyum juga membuat kita lebih tenang dan rileks. Sebuah pesan akan lebih mudah mencapai sasaran ketika dilengkapi dengan senyuman.

Bukan hanya tersenyum secara fisik, kita juga perlu tersenyum melalui kata-kata di SMS atau chat. Maka dari itu, hadirlah beragam emotikon yang bisa dimanfaatkan. Jika emotikon tidak memungkinkan untuk dipakai, pastikan setiap kata yang kita rangkai membawa emosi positif.

Begitu juga saat sedang bertelepon. Jangan lupa sisipkan senyum di tengah-tengah pembicaraan, karena senyuman membuat suara terdengar lebih menyenangkan.

Menurut Carnegie, nama adalah suara yang paling manis dan penting dalam bahasa apa pun. Setiap orang lebih tertarik dengan nama mereka masing-masing. Mengingat nama orang lain sama dengan memberi pujian secara halus dan efektif.

Dengan menyertakan nama, pembicaraan akan menjadi penuh arti. Lawan bicara pun merasa dihargai karena adanya keterhubungan dalam pembicaraan tersebut.

Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa terjadi. Namun, bukan berarti ini bisa menjadi celah untuk langsung menyalahkan orang lain yang opininya bertentangan dengan kita.

Sebelum menyalahkan, hendaknya kita benar-benar mencernanya terlebih dahulu. Cobalah untuk memandang dari perspektif orang tersebut. Jika memang yang dilakukannya terasa kurang etis, cobalah untuk memberitahu tanpa terkesan menghakimi dan tidak di hadapan orang banyak.

Mendengarkan adalah suatu hal yang sangat sederhana, tapi bisa menyentuh keinginan terdalam di hati orang lain. Carnegie menganalogikan kekuatan mendengarkan ini seperti jembatan yang solid dalam sebuah hubungan.

Selain berpengaruh pada orang lain, mendengarkan atau menyimak juga membawa dampak positif bagi diri sendiri. Dengan menyimak secara intens, kita memiliki peluang besar untuk belajar hal-hal baru.

Supaya sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik, kita perlu menaruh perhatian penuh pada lawan bicara. Bukan hanya fokus pada apa yang ingin disampaikan, tetapi juga apa yang penting bagi audiens.