Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merawat tanaman (pexels.com/karolina-grabowska)

Merawat tanaman hias indoor punya tantangan tersendiri. Cahaya yang terbatas sering kali membuat tanaman hias berubah menjadi kekuningan bahkan layu. Bila dibiarkan, tanaman gak bisa berbunga dengan baik atau parahnya bisa mati.

Salah satu cara untuk menjaga daun tanaman hias tetap hijau dan rimbun adalah dengan memberi pupuk yang tepat. Pupuk akan membantu memenuhi nutrisi tanaman untuk menyuburkan tanah dan merangsang pertumbuhan. Berikut beberapa tips melakukan pemupukan untuk tanaman hias indoor.

1.Penuhi kebutuhan air dan pencahayaan terlebih dahulu

ilustrasi menyiram tanaman hias (pexels.com/shvets-production)

Berada di dalam ruangan membuat tanaman kekurangan pencahayaan yang maksimal. Kekurangan cahaya membuat dauntanaman menjadi layu, pucat, dan rontok. Sebelum memberi pupuk pastikan penyebabnya bukan karena tanaman kekurangan sinar matahari.

Jika kamu sudah meletakkan tanaman di tempat yang cukup terpapar matahari atau sudah rutin melakukan penyiraman, maka masalah utama bisa terletak pada nutrisi tanaman yang rendah. Jadi, sebelum memutuskan memberikan pupuk pada tanaman indoor, pastikan kamu sudah mencukupi kebutuhan air dan cahaya matahari.

Pemupukan tanpa pencahayaan dan kebutuhan air yang cukup akan menghambat proses pertumbuhan tanaman. Karena pupuk, cahaya matahari, dan air bekerja secara sinergis untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

2.Pilih pupuk nitrogen untuk masa vegetatif

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Masa vegetatif adalah masa di mana tanaman berada pada fase awal pertumbuhan. Hal ini terjadi pada tanaman yang baru selesai melewati fase semai, baru dipindahtanamkan, atau berusia kurang dari satu bulan.

Pada fase ini tumbuhan membutuhkan nitrogen untuk membantu pembentukan klorofil. Selain fotosintesis, penambahan pupuk nitrogen dapat membantu meningkatkan percepatan pembentukan klorofil. Sehingga daun menjadi lebih segar, berwarna hijau, dan rimbun.

Pemberian pupuk nitrogen bisa dihentikan jika tanaman sudah rimbun. Atau saat tanaman memasuki fase generatif, yaitu fase di mana pembentukan bunga dan buah dimulai.

3.Berikan pupuk dengan nutrisi kompleks saat tanaman mulai dewasa

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/rocketmann-prod)

Setelah melewati fase vegetatif, di mana ukuran tanaman juga mulai membesar. Di masa ini tanaman lebih membutuhkan nutrisi yang kompleks. Tanaman harus menumbuhkan bunga dan mempertahankan daun supaya gak rontok.

Kamu bisa memberikan pupuk yang mengandung kalsium, kalium, nitrogen, dan fosfor saat memasuki masa generatif. Kalsium sangat bermanfaat untuk memperkuat batang, mencegah daun dan bunga rontok, serta melindungi tanaman dari serangan hama. Sementara kalium berfungsi untuk mencegah tanaman stres dan meningkatkan fotosintesis. Sedangkan fosfor penting untuk pertumbuhan akar, bunga, dan buah.

Pupuk jenis organik seperti kompos dan kandang adalah pilihan terbaik untuk memenuhi unsur hara tanaman. Kamu juga bisa memanfaatkan limbah makanan seperti cangkang telur yang kaya akan kalisum. Bila gak mau repot, kamu bisa menggunakan pupuk anorganik. Tapi pastikan kamu mengaplikasikannya dengan dosis yang tepat.

4.Atur frekuensi pemupukan yang tepat

ilustrasi merawat tanaman (pexels.com/rocketmann-prod)

Tiap jenis pupuk punya frekuensi pengaplikasian yang berbeda. Misalnya pupuk cair sebaiknya diaplikasikan setiap 2-4 minggu sekali. Untuk pupuk kompos bisa diberikan 1-2 bulan sekali. Sedangkan pupuk granul jenis organik bisa diberikan 2-3 bulan sekali. Khusus untuk pupuk kimia atau anorganik kamu bisa memberikannya sesuai dosis yang tertera pada label kemasan.

Frekuensi pemberian pupuk akan membantu tanaman tumbuh secara bertahap dan mencegah defisiensi nutrisi dalam jangka panjang. Jangan sampai lupa untuk membuat jadwal pemupukan, agar nutrisi yang diterima oleh tanaman terus konsisten.

5.Jadikan pupuk anorganik sebagai pilihan terakhir

ilustrasi merawat tanaman (pexels.com/sasha-kim)

Pupuk kimia atau anorganik punya keunggulan menyediakan nutrisi yang lengkap dan terukur. Pupuk kimia juga lebih mudah diaplikasikan dan praktis. Serta efisien untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Namun, pupuk kimia punya potensi over-fertilizing, di mana tanah menerima terlalu banyak unsur hara yang membuat overdosis pada media tanam, bila dilakukan terus menerus. Media tanam jadi rentan kering karena pupuk kimia gak menyediakan makanan untuk mikroorganisme. Aktivitas organik pada media tanam berkurang dan menurunkan kesuburan.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah pupuk kimia mengandung residu kimia. Apalagi kamu menanam tanaman secara indoor yang membuat residu kimia bisa menyebar atau menempel di dinding rumahmu. Dan kamu bisa saja dengan gak sengaja menghirupnya. Meskipun dampaknya rendah dan gak secara langsung terlihat pada kesehatan, tapi sebaiknya pilihlah pupuk organik, yang ramah lingkungan, dan aman untuk kesehatan.

6.Amati kondisi fisik tanaman setelah pemupukan

ilustrasi merawat tanaman (pexels.com/shkrabaanthony)

Setelah melakukan pemupukan pada kali pertama, amati dahulu perubahan pada tanaman. Bila kondisi tanaman mulai menunjukkan respon positif seperti daunnya mulai menghijau, dan gak ada tanda-tanda tanaman makin sakit, maka pupuk yang kamu berikan cocok dan sesuai dengan dosis. Kamu bisa melanjutkan untuk mengaplikasikan pupuk tanaman pada jadwal berikutnya.

Pemberian pupuk untuk tanaman indoor kurang lebih caranya sama dengan pemberian pupuk tanaman outdoor. Namun yang perlu diperhatikan adalah paparan sinar matahari sekaligus lingkungan indoor tanaman. Selain memberikan pupuk, tanaman juga harus mendapatkan lingkungan yang baik, misalnya kelembaban dan suhu yang stabil agar daun tanaman bisa tumbuh dengan rimbun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian