3 Tips Menyiasati Self-Reward agar Tidak Berlebihan, Guilt-Free!

Tidak dapat dimungkiri bahwa self-reward memang selalu berhasil menjadi pemantik semangat untuk semakin giat bekerja. Bukan hanya sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri atas jerih payah yang telah dilakukan, kemampuan untuk membeli atau mewujudkan mimpi dengan biaya sendiri secara tidak langsung juga dapat menunjukkan status sosial, sehingga bantu membungkam mereka yang menganggap rendah seseorang. Oleh sebab itu, begitu sudah menyelesaikan suatu hal yang menantang, memberikan hadiah untuk diri sendiri dianggap sebagai hal yang tidak boleh dilewatkan.
Sayangnya, tidak jarang banyak orang kesulitan untuk mengendalikan diri perihal self-reward tersebut. Alih-alih mengelolanya secara bijaksana agar menjadi penyemangat, realitanya barang-barang dan pengalaman itu justru yang membuat pengeluaran tidak terkendali. Nah, bila kamu mengalami situasi serupa, coba deh terapkan beberapa tips untuk menyiasati agar self-reward tidak sampai berlebihan berikut ini!
1. Tentukan jenis pencapaian apa saja yang membuatmu layak mendapat self-reward

Self-reward bukan sekadar hadiah biasa. Ada makna mendalam dibalik wujud barang atau pengalaman yang diberikan kepada diri sendiri tersebut. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan penghargaan atas perjuanganmu dalam menaklukkan tantangan. Begitu keberhasilan sudah berada dalam genggaman, kini saatnya menikmati sedikit angin segar, bukan begitu?
Kendati dibayar menggunakan uang pribadi, tetapi tidak lantas berarti kamu bebas memberikan hadiah pada diri sendiri, lho. Supaya tidak berlebihan sampai mengakibatkan pengeluaran membengkak, sebaiknya siasati dengan cara menentukan jenis pencapaian apa saja yang memang sekiranya layak untuk dihargai dengan serius. Dengan begini, self-reward lebih tepat sasaran, sehingga menciptakan kepuasan yang semakin besar.
2. Tetapkan rentang biaya khusus untuk keperluan self-reward

Pada poin pertama, kamu diminta untuk menentukan jenis pencapaian apa saja yang layak untuk diberi self-reward. Kalau sudah disusun sesuai dengan tingkat kesulitan, artinya setiap raihan akan mendapatkan hadiah yang berbeda-beda. Nah, guna memenuhi semua itu, maka sekarang tetapkan rentang biaya khusus untuk keperluan self-reward tersebut.
Ketika kamu sudah menyusun rentang biaya dengan rapi, langkah selanjutnya tinggal mencocokkan dengan jenis capaian. Semakin besar prestasi yang berhasil digenggam, semakin besar pula nominal uang yang boleh dikeluarkan untuk membayar jerih payah tersebut. Tidak perlu khawatir akan over budget karena semua masih dalam batas yang terkendali, bukan begitu?
3. Miliki alternatif hal sederhana, tetapi bikin bahagia, agar tidak selalu keluar banyak uang

Banyak orang, mungkin kamu salah satunya, masih menganggap bahwa yang namanya self-reward haruslah mengeluarkan uang, baik untuk membeli barang atau merasakan pengalaman tertentu. Pasalnya, memang ada kepuasan tersendiri saat mampu membayar untuk hal yang layak didapatkan dengan uang hasil perjuangan selama ini. Sayangnya, hal ini terkadang membuat pengeluaran menjadi tidak terkendali, sehingga hidup boros.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila kamu mulai belajar untuk menemukan alternatif hal sederhana, tetapi bisa menciptakan rasa bahagia sebagai bentuk self-reward yang tidak kalah berharga. Ambil contoh, kamu dapat menjadikan kegiatan bersantai di rumah tanpa gangguan, jalan-jalan menikmati udara dan matahari pagi, atau sekadar minum teh di teras rumah sambil mendengarkan lagu favorit sebagai hadiah yang juga pantas untuk membayar kesibukan selama beberapa waktu sebelumnya. Sudah mudah, murah, dan bikin hati gembira, kan?
Self-reward memang merupakan hak pribadi. Namun, alangkah bijaksana bila hal ini tetap diatur sedemikian rupa agar tidak menjadi berlebihan. Dengan begini, kamu bisa merasakan kepuasan yang lebih besar karena hanya mendapatkan hadiah di momen-momen istimewa, bukan begitu?