Pada 23 Agustus 1973, dua perampok bank di Stockholm, Swedia menyandera empat korban selama 131 jam. Setelah dibebaskan dari berbagai ancaman dan kekerasan, para korban menunjukkan sikap yang justru sangat suportif dengan si perampok. Contohnya, seorang perempuan dari korban yang disekap bertunangan dengan salah satu perampok, sementara seorang lainnya membentuk kampanye untuk membebaskan pelaku.
Para psikiatris menyelidiki anomali ini pada korban, yang kemudian dikenal dengan “Stockholm Syndrome”. Melansir Unfilteredd, sindrom ini sering kali disamakan dengan trauma bonding, yaitu kecenderungan seseorang untuk terikat dengan pelaku toxic relationship. Namun, sebenarnya kedua istilah ini berbeda, lho. Yuk, simak apa saja perbedaannya!