3 Jenis Pola Pikir yang Membuatmu Terjebak dalam Tuntutan Eksternal

Ada banyak faktor yang bisa memicu terbentuknya inner critic. Salah satunya, faktor eksternal atau tuntutan dari lingkungan sekitar. Bila terus dipikirkan, hal ini akan membuatmu tidak bahagia.
Kamu selalu menuntut diri untuk memenuhi ekspetasi orang, tanpa benar-benar paham alasan untuk melakukannya. Ini membuatmu terus mempertanyakan kemampuanmu, mimpimu, bahkan keberhargaanmu sebagai seorang pribadi.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah membebaskan diri dari pola pikir toksik yang membuatmu terus merasa berkewajiban menyenangkan hati orang. Seperti ini, nih, contohnya.
1."Aku harus memenuhi standar itu agar bisa diterima"

Pola pikir pertama yang membuatmu terjebak dalam tuntutan eksternal adalah pemikiran bahwa kamu harus memenuhi itu agar bisa diterima. Dengan kata lain, kamu sebenarnya pun belum menerima dirimu sepenuhnya.
Alhasil, secara tidak langsung kamu jadi mencari pengakuan atau validasi eksternal. Masalahnya, setiap orang pasti punya pendapat dan selera yang berbeda. Kamu bisa bersikap sebaik dan semanis apa pun, pasti ada saja yang tidak suka.
Solusinya bukanlah menuruti standar tersebut, melainkan menjadi dirimu sendiri. Ketika kamu sudah bisa mengenal dan menerima dirimu apa adanya, kamu pun akan belajar untuk mengembangkan versi autentikmu tanpa pengaruh lingkungan.
2."Aku bukanlah apa-apa tanpa pujian orang lain"

Seseorang yang rentan terjebak dalam validasi eksternal biasanya belum punya rasa cinta yang cukup pada diri sendiri. Ia belum sepenuhnya mengenal dirinya, sehingga menggantungkan keberhargaan diri pada apa kata orang.
Hal ini yang berbahaya. Bila kamu terus fokus pada standar orang, pasti tidak akan ada habisnya. Bisa-bisa, kamu sendiri tidak lagi mengenal dirimu.
Ketahuilah bahwa dirimu berharga, terlepas apa kata orang tentangmu. Jangan jadikan itu standar atau patokan dalam menjalani hidup. Percaya, deh, kamu tidak akan pernah puas. Yang ada, malah merasa lelah karena mengejar sesuatu yang tidak jelas.
3."Ucapan orang adalah kewajiban bagiku"

Ini yang membuat seseorang terperangkap dalam sikap people pleasing. Tanpa disadari, ia menganggap permintaan orang sebagai kewajiban.
Walau sudah tahu kamu sibuk, banyak pekerjaan, atau sedang lelah, kamu tetap memaksa diri demi menyenangkan hati orang. Ujung-ujungnya, bikin kamu sakit sendiri. Cobalah bangun batas yang jelas antara dirimu dengan ekspetasi orang di sekitarmu.
Pola pikir kita sangat berpengaruh pada bagaimana kita bertindak dan mengambil keputusan. Kamu pun perlu selektif dalam memilah pola pikirmu. Ketika tahu ada pola pikir keliru yang memimpin pada kebiasaan negatif, segera ubah itu! Memangnya tidak capek terus-terusan mengejar validasi orang?