Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia Perempuan

#IDNTimesLife mengundang dua pemimpin perempuan inspiratif

Ada banyak tokoh perempuan hebat dari berbagai latar belakang yang mendapat sorotan publik. Kebanyakan dari mereka pernah menciptakan inovasi baru pada beragam bidang yang digelutinya.

Melalui acara Paragon Innovation Summit 2.0 yang dilaksanakan pada Minggu (28/03/2021), pukul 16.45 WIB, tepatnya pada sesi "Making Changes Through The Hearts, Hands, And Minds Of Women", isu ini diperbicangkan.

Dua narasumber dihadirkan untuk mendiskusikan peran perempuan dalam menciptakan inovasi dan saling memberikan dukungan untuk sama lain. Untuk tahu isi diskusi yang lebih lengkap, langsung saja simak artikel berikut ini.

1. Seiring waktu, kesempatan dan peluang untuk mengembangkan diri bagi setiap perempuan juga semakin besar

Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia PerempuanParagon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Hanifa Ambadar, Co-Founder dan CEO dari Female Daily Network, menjadi salah satu pembicara dalam webinar ini. Sebagai seorang pemimpin wanita, Hanifa membagikan pengalaman serta pandangannya tentang woman innovation.

Menurutnya, belakangan ini sudah banyak perempuan yang berani mengambil posisi yang lebih tinggi di korporasi maupun membuat bisnis sendiri. Bagi Hanifa, hal tersebut menjadi salah satu hal positif yang bisa dilihat dari kesempatan karier perempuan.

"Apalagi yang aku lihat setahun terakhir ini, banyak yang kariernya juga berubah. Gak sedikit yang mendadak punya hobi baru dan akhirnya menekuninya menjadi sebuah bisnis," tuturnya.

Hal yang serupa juga diutarakan oleh Amalia Sarah, CMO PT Paragon Technology and Innovation. Menurut perempuan yang akrab disapa Sarah tersebut, peluang untuk perempuan masih banyak dan terbuka lebar.

Ia pun membagikan sejarah singkat dari PT Paragon yang menurutnya juga menjadi wujud nyata dari inovasi perempuan. "Paragon 35 tahun lalu dimulai dari sebuah garasi rumah. Lahir dari inovasi seorang perempuan yang jeli melihat insight dan peluang," pungkasnya.

Sampai saat ini, sebesar 70 persen jumlah karyawan Paragon juga masih didominasi oleh perempuan. Sarah berharap cerita tersebut juga bisa menjadi inspirasi untuk perempuan, terutama bagi mereka yang memulai bisnis barunya di tengah pandemik.

Seraya tersenyum, Hanifa juga menimpalkan, "Karena perempuan itu udah setengah dari jumlah penduduk. Kalau yang bikin bisnis dan berada di posisi tinggi bukan perempuan, dari mana perusahaan tahu kebutuhan mereka? Jadi menurutku, masih besar banget peluangnya."

2. Selain memiliki tujuan mengembangkan bisnis, setiap inovator juga harus punya misi atau tujuan mulia untuk masa depan

Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia PerempuanParagon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Perjalanan Female Daily dimulai sejak tahun 2005. Tepatnya, sejak Hanifa mulai menulis di blog pribadinya tentang kesibukannya berkuliah di Amerika dan memberikan informasi terkait perkembangan produk kecantikan di sana.

"Aku melihat sebuah kesempatan kalau perempuan butuh difasilitasi nih diskusinya. Mereka senang punya teman-teman baru di dunia online yang punya interest yang sama," ujarnya.

Dari situlah, ide bisnis untuk mendirikan Female Daily Network (FDN) mulai muncul. Saat ini, sudah belasan tahun berlalu sejak blog itu dibuat dan FDN sendiri telah meluncurkan berbagai inovasi baru untuk dunia kecantikan tanah air.

Inovasi-inovasi tersebut dikembangkan oleh tim FDN melalui observasi dari percakapan yang ada di forumnya. Hanifa pun mengatakan, "Kalau kita terus mencari kesempatan itu, pasti akan ada aja sih. Kita membantu brand baru yang bermunculan, mengembangkan content creator, dan lain-lain."

Bagi Sarah, ada karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang inovator. Hal tersebut disebutnya sebagai high social sensitivity. Karakter ini bisa dilihat dari seberapa besar daya observasi seseorang serta apakah mereka mampu menjadi pendengar yang baik dan punya empati yang tinggi.

"Dengan memiliki karakteristik itu, inovasi yang dihadirkan akan membawa misi atau kebermanfaatan yang nyata. Dari hasil mendengarkan dan melihat sekeliling, sehingga yang dihasilkan akan berharga," ujarnya.

Perempuan yang mengenakan hijab abu-abu ini juga mengatakan bahwa rasa kepekaan sosial yang tinggi, juga bisa membawa dampak yang sangat besar bagi tanah air.

3. Ada tiga hal yang harus diketahui oleh para calon perempuan inovator. Catat, nih!

Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia PerempuanParagon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Seperti yang telah disinggung pada poin sebelumnya, Hanifa telah menyebutkan bahwa FDN menjadikan percakapan yang ada di forumnya sebagai bagian dari riset mereka tentang inovasi yang harus dilakukan.

dm-player

Salah satu inovasi tersebut adalah 'Mommies Daily' yang hadir karena observasi dari pertumbuhan anggota FD dari melajang hingga menikah dan punya anak. "Akhirnya ada kebutuhan untuk sharing tentang kehamilan, rumah tangga, dan sebagainya," ujarnya.

Bagi Hanifa, kemampuan untuk mengobservasi kebutuhan konsumen sangat penting dimiliki oleh setiap pebisnis. Ia juga mengatakan, "Banyak inovasi di FD yang lahirnya dari member kita sendiri. Mereka sering kirim feedback, lalu kita juga sering melakukan user interview."

Sebagai salah satu perempuan yang memiliki pengalaman luas sebagai seorang pemimpin di perusahaannya, Sarah berpendapat bahwa ada tiga hal yang penting untuk disadari para calon inovator perempuan.

Poin pertama adalah para perempuan harus bisa menjalankan peran sesuai fitrah dan amanahnya. Karena itu, baginya, sangat penting untuk menciptakan ekosistem kantor yang ramah dan empatik, bahwa masing-masing orang punya peranan yang unik. Dari kesadaran itulah, rintangan ke depannya lebih mudah untuk dihadapi.

"Yang kedua adalah tentang open minded. Ini sangat penting karena seorang inovator hebat akan melihat sudut pandang berbeda. Dari situ bisa stimulating untuk menciptakan sesuatu yang beda serta menjawab solusi," pungkasnya.

Poin terakhir yang penting untuk dipelajari adalah menjaga kepercayaan. Di mana rasa percaya itu menjadi akar yang menjaga agar ekosistem bisa berjalan dengan baik.

Baca Juga: 5 Cara Membantu Berhenti Membandingkan Diri dengan Sesama Perempuan

4. "Perempuan harus yakin dengan dirinya sendiri, bahwa kita sangat-sangat powerful," ujar Hanifa

Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia PerempuanParagon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina

"Perempuan harus yakin dengan dirinya sendiri, bahwa kita sangat-sangat powerful," ujar Hanifa. Menurutnya, batasan gak hanya datang dari luar diri saja, tapi setiap orang juga harus bisa melawan batasan dari dalam dirinya sendiri.

Batasan yang dimaksud ini juga bisa bersumber dari krisis kepercayan diri seorang perempuan. "Terkadang kita berhenti sebelum kita benar-benar harus berhenti. Padahal mungkin dijalani aja dulu, siapa tahu kita bisa menemukan celahnya. Mikir jauh ke depan itu bagus, tapi kalau yang dilihat batasan terus, itu akan menghambat kemajuan kita," pesan Hanifa.

Selain itu, ia juga menegaskan tentang pentingnya saling mendukung impian satu sama lain. Dengan gak saling berkompetisi, tapi justru saling memberikan dukungan. Bentuk support ini juga bisa hadir dari perjanjian pra-nikah yang dibuat perempuan bersama calon pasangannya nanti.

Sarah juga berpesan hal yang sama. Ia ingin para perempuan dapat mencari peluang untuk mengekspresikan dirinya seutuhnya. "Terus cari peluang untuk sukses dan cari pengetahuannya. Bergerak dengan knowledge akan membantu menambah kepercayaan diri untuk melaju mencapai apa yang kita inginkan," ujar Sarah.

Sambil bergerak menuju mimpi masing-masing, para perempuan juga bisa saling menyatakan dukungannya dengan saling sharing dan saling menguatkan. "A small step for greater goods. Dengan langkah kecil, kalau kita bersama melaluinya, itu manfaatnya pasti bisa terasa lebih besar," tambahnya.

5. Woman support woman menjadi semboyan yang harus selalu diingat

Hanifa Ambadar Bicara Soal Inovasi di Dunia PerempuanParagon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Hanifa membagikan salah satu hambatan terbesarnya dalam mendirikan FDN. Ketika itu, ia harus mencari investasi di tengah lingkungan yang didominasi oleh laki-laki. Tapi, ia gak ingin menjadikan pengalaman tersebut menghambat impiannya untuk membesarkan perusahaan.

"Aku gak pernah lihat itu sebagai batasan, sih dan itu malah keuntungan banget. Kalau aku datang ke conference, aku tuh stand out. Aku lebih gampang diinget oleh orang-orang di situ," tuturnya.

Sambil terkekeh, ia juga berkata, "Bahkan dulu di FD, kita pengen punya tim yang semuanya perempuan. Tetapi, karena kita kan mau carinya yang paling talented, jadi gak bisa cuma liat dari gendernya aja."

Membangun lingkungan pekerjaan yang ramah akan perempuan, sangat penting untuk dilakukan menurut Sarah. Ia menyebut, "Wanita mendukung wanita itu penting, apalagi kita bicara realita."

Salah satu kasus yang ia contohkan adalah ketika seorang ibu pekerja harus meeting penting, tetapi juga harus mengurus anaknya yang sedang sakit secara bersamaan. Dari situlah, empati para koleganya diperlukan. Pekerjaan ibu pekerja tersebut bisa di-take over oleh kolega perempuan lainnya untuk membantunya.

"Gimana kita bisa saling memahami kondisi satu sama lain, sehingga kita merasa nyaman berada di ekosistem itu, sehingga ide-ide inovasi itu akan jauh terbuka lebih luas dan lebar karena gak ada limitasi," tutur Sarah di penghujung acara.

Itu dia beberapa poin penting dari sesi "Making Changes Through The Hearts, Hands, And Minds Of Women" di Paragon Innovation Summit 2.0. Semoga artikel ini bisa memperkaya wawasanmu, ya!

Baca Juga: 5 Tantangan yang Harus Dihadapi Perempuan di Dunia Kerja

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya