Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Usir Kebiasaan Negative Thinking, Jadi Lebih Enteng

Ilustrasi seorang perempuan muda (unsplash.com/lucaslima17)

Meski semua orang tahu negative thinking soal apa pun itu gak baik, menghilangkan kebiasaan ini memang gak mudah. Padahal kalau terus dibiarkan, hubungan kita dengan orang lain bisa memburuk.

Namun tenang, kebiasaan berpikir negatif bukan sesuatu yang mustahil dihilangkan kok. Semua orang bisa banget menguranginya dengan menerapkan enam cara simpel berikut ini.

1. Jangan sampai kecapekan, ya!

Ilustrasi wanita bersantai (unsplash.com/loveneora)

Rasa capek gak boleh disepelekan. Selain jatuh sakit dan pekerjaan gak bisa terselesaikan dengan baik, kecapekan juga bikin kita gampang banget berpikir jelek, lho.

Kita jadi mudah pesimis tentang segala hal sekalipun gak ada alasan yang kuat. Kita juga sensitif banget dan cenderung tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan. Yuk, rilekskan diri sebelum telanjur berpikir negatif!

2. Kalau bisa mikir negatif, harus bisa juga mikir positif

Ilustrasi wanita berpikir (unsplash.com/gesphotoss)

Waktunya menantang diri sendiri! Masa kita cuma bisa mikir yang jelek-jelek tentang orang lain dan segala hal di dunia ini? Ayo, latih diri biar menjadi 'manusia baru' yang bisa berpikir lebih positif.

Pakai saja strategi sebagai berikut. Saban muncul kata 'jangan-jangan ...', ikuti dengan 'ah, mungkin saja ...'. Misalnya, kita berpikir jangan-jangan pacar lagi selingkuh karena gak kunjung mengangkat telepon.

Langsung saja pikirkan kemungkinan, 'Ah, mungkin saja dia lagi rapat atau nada dering dan getarnya dimatikan biar gak mengganggu selama bekerja.' Jangan malah langsung marah-marah, ya!

3. Yuk, bergaul dengan lebih banyak orang

Ilustrasi kebersamaan dengan teman (unsplash.com/gesphotoss)

Makin mengucilkan diri, makin kita mudah curiga pada siapa pun. Wajar saja, ini karena kita jarang banget melihat dan merasakan langsung kebaikan hati orang-orang di sekitar kita.

Kita juga gak terlalu mengenal mereka. Gak kenal maka gak sayang, kan? Kalau terbiasa bergaul dengan siapa pun, kita gak akan terburu-buru menyimpulkan sifat orang lain dan berujung kekeliruan.

4. Sejauh gak ada bukti, jangan mikir aneh-aneh!

Ilustrasi pria di dalam mobil (unsplash.com/rulogico)

Saksi doang bisa dipertimbangkan. Namun bukti tetaplah yang terkuat. Tanpa bukti, bisa-bisa kita malah memfitnah orang lain. Bikin mereka sakit hati!

Kalaupun susah banget mendapatkan bukti, makin banyak saksi tentu makin baik. Jangan cuma mempercayai satu atau dua orang. Apalagi cuma berdasarkan perasaan sendiri. Terlalu besar kemungkinan gak akuratnya.

5. Sibukkan diri biar pikiran gak nganggur

Ilustrasi wanita memasak (unsplash.com/conscious_design)

Benar, jangan sampai kita kecapekan karena itu membuat kita lebih mudah berpikir yang jelek-jelek. Akan tetapi jangan lantas malas ngapa-ngapain sepanjang hari, ya!

Ini bahkan lebih buruk ketimbang bila kita kecapekan. Saat kita kecapekan, di tengah godaan berpikir negatif, kita tetap ingin sekali cepat tidur biar badan kembali bugar. Nah, kalau gak capek, energi kita penuh. Bisa makin betah deh, dalam berpikir negatif.

6. Langsung saja tanyakan ketimbang mengembangkan berbagai kecurigaan

Ilustrasi tiga orang mengobrol (unsplash.com/yuradesign)

Jika kita gak punya niat jahat pada orang lain, gak akan terasa sulit untuk menanyakan secara langsung apa pun yang perlu ditanyakan. Tentu bukan yang sekadar kepo, ya!

Pertimbangannya simpel sekaligus mendasar banget, yaitu daripada kita sesat dalam berpikir. Pun orang lain akan lebih suka langsung dimintai klarifikasi daripada tahu-tahu dicurigai. Dia jadi punya kesempatan berbicara, kan?

Dalam kondisi-kondisi tertentu, pikiran negatif memang kadang tak terhindarkan. Namun dengan menerapkan enam cara di atas, setidaknya negative thinking gak akan menjadi ciri khas kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us