Girls, Kenali 5 Kebiasaan yang Tunjukkan Kamu Suka Mengadu Domba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjaga pertemanan dengan cara menunjukkan sikap ramah, hangat dan terbuka untuk para cewek itu gak cukup, Girls! Kalian juga harus berhati-hati bahwa sikap lembut tersebut juga rentan dengan resikonya.
Di balik kedekatan dan interaksi yang hangat dan akrab, acara gosip sudah tentu sulit dihindari. Mungkin, pada awalnya hanya ingin curhat, tapi pada akhirnya kamu membongkar aib sesama secara tidak sengaja.
Potensi bahaya tersebut tidak hanya berdampak pada orang lain, tapi bisa menimpamu juga, loh! Satu di antaranya, kamu telah memupuk hobi mengadu domba orang lain secara tanpa sadar. Dampaknya, hubungan harmonis orang lain bisa hancur gara-gara kesalahpahaman dan hidup pun jadi kacau. Menyeramkan, bukan?
Nah, berikut ini kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi mengantarkanmu pada hobi mengadu domba. Yuk, simak ulasan lengkapnya!
1. Membahas gosip atau isu tidak jelas
Para perempuan yang sengaja berkumpul sangat rentan menyebar gosip atau isu yang tidak jelas sumbernya. Sekalipun embel-embelnya adalah rapat, diskusi atau acara formal sejenisnya, tetap saja celah ke arah itu tetap terbuka.
Memang, pada koridor ini, para cewek mudah kehilangan logikanya sesaat. Mereka kadang lupa harus kritis akan opini yang diterimanya. Mereka lupa mencari tahu sumber berita berasal dari sumber yang valid atau tidak. Menerima opini sebagai kenyataan permanen sangat mudah dan mulus. Bahaya banget, kan?
2. Curhat dengan tema menyudutkan teman
Bisa dibilang, pertemanan para cewek itu menyenangkan sekaligus menyeramkan. Mengapa bisa demikian? Karena, di saat tersenyum hangat dan ramah, mereka tidak segan-segan menjelekkan temannya di waktu berbeda hanya karena tidak suka pada satu aspek.
Parahnya, pihak yang menjadi tempat curhat bisa terpengaruh dan ikut membenci objek pembicaraan. Hal ini lebih menyeramkan, ya? Tanpa sadar, kita sudah mengadu domba teman kita sendiri.
Baca Juga: Demi Hidup Sukses, Ini 5 Alasan Kenapa Harus Menghindari Teman Toxic
Editor’s picks
3. Tidak jujur dengan perasaan sendiri
Tidak jujur pada perasaan diri umumnya terjadi di saat kamu tidak mau disalahkan atau enggan mengaku kesalahan. Kamu terlalu subjektif saat menceritakan suatu peristiwa yang mengandung konflik antara kamu dan pihak lain.
Nah, sikap seperti ini bisa bikin kamu jadi pelaku adu domba, lho! Bagaimana tidak? Kejadian yang sebenarnya tidak terpapar secara ideal. Orang lain menerima informasi hanya dari sudut pandang kamu sendiri. Tentu, nilai kebenarannya menjadi tidak sempurna.
Hanya saja, orang lain sudah terlanjur percaya akan kebenaran itu lewat ceritamu yang sangat meyakinkan. Tanpa sadar, kamu sudah berperan menjadi orang jahat. Duh, jangan sampai kayak gitu ya, Girls!
4. Cepat menyimpulkan sesuatu
Menyimpulkan sesuatu tanpa analisa dan proses mengecek kebenaran terlebih dulu, bisa bikin kamu menjadi pelaku adu domba, lho girls! Sebab, kamu turut berperan memaksakan isu yang belum jelas menjadi kebenaran. Pada akhirnya, fitnah bertebaran dan berdampak pada pihak yang menjadi objek pembicaraan. Padahal, kenyataannya tidak sepenuhnya demikian. Tuh, kasihan, kan?
5. Menghindari konfrontasi
Menghindari konfrontasi juga bisa jadi bagian kebiasaan mengadu domba, loh! Bagaimana bisa? Tentu saja! Jika kamu memang berada di pihak yang benar, tidak seharusnya rasa takut mengalahkanmu menyatakan kebenaran. Orang lain bisa jadi tidak terima dan berusaha berkilah atas pernyataanmu.
Itulah tantangannya. Kamu harus mampu mempertahankan kebenaran jika memang demikian adanya. Kalau kamu menghindari perdebatan hanya karena tidak suka, maka kebenaran yang sebenarnya akan lenyap. Kamu bisa dituduh sebagai tukang bohong atau fitnah. Nah, bahaya juga, kan?
Nah, itulah kebiasaan yang bisa memupuk tindakan adu domba dalam dirimu tanpa sadar. Yuk, berhati-hati mulai sekarang!
Baca Juga: Ini 5 Alasan Kenapa Jadi Orang Berlebihan Itu Tidak Baik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.