ilustrasi menegaskan batasan (pexels.com/RODNAE Productions)
Berhadapan dengan seseorang yang memiliki victim mentality memang tidak mudah. Mengutip Psychology Today, Judith Orloff, M.D., seorang penulis dan psikiatri di UCLA, membagikan beberapa cara untuk menghadapi perilaku victim mentality. Judith membaginya menjadi tiga, yaitu saat dengan teman atau kerabat, rekan kerja, dan dirimu sendiri.
Dengan teman atau kerabat
Cobalah untuk diajak berdiskusi mencari solusinya. Kamu bisa mengatakan seperti ini dengan senyum dan ramah, “Hubungan ini penting bagiku, tapi terus mengasihani diri sendiri tidak akan membantu. Aku hanya bisa mendengarkan selama lima menit, kecuali kamu siap untuk mendiskusikan solusinya.”
Mungkin teman atau kerabatmu akan menjawab, "Teman macam apa kamu?" Jika memang demikian jawabannya kamu jangan menyerah, cobalah dengan menjawab, “Aku teman baik dan aku mencintaimu, tapi hanya ini yang bisa kuberikan.”
Dengan rekan kerja
Kamu bisa memberi sikap peduli kepadanya dan tunjukkan bahwa kamu siap untuk membantunya. Tapi katakan juga bahwa kamu juga memiliki batasan agar dia bisa mengerti.
Dengan diri sendiri
Kamu harus belajar bersyukur atas hidup yang kamu miliki. Tanamkan di pikiranmu bahwa di luar sana banyak sekali orang yang kurang beruntung dengan kehidupannya. Dengan kelaparan, kemiskinan, bahkan peperangan. Lihatlah bahwa selalu ada hal baik yang kamu miliki untuk dinikmati.
Itulah tadi pembahasan mengenai victim mentality. Tentunya sekarang kamu sudah paham, kan? Jika memang demikian, kamu sudah tahu bagaimana cara bersikap atau mengatasi masalah itu. Semoga artikel ini membantu.