9 Kutipan Inspiratif Buku Madilog 'Tan Malaka' yang Tak Lekang Waktu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi para pecinta buku-buku karya Tan Malaka, buku Madilog ini agaknya menjadi salah satu bacaan wajib. Tan Malaka menulis MADILOG (materialisme, Dialektika dan logika) saat ia sedang berada pada puncak pemikirannya. Salah seorang pahlawan pejuang kemerdekaan ini menyadarkan kita dalam bukunya, pentingnya ilmu pengetahuan untuk membangun masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya kebebasan berpikir. Akal ialah satu-satunya hal yang membedakan kita dengan hewan ternak. Maka gunakanlah. Bebaskan.
Nah, untuk meresapi kembali pemikirannya, kamu bisa cermati beberapa kumpulan quotes Tan Malaka berikut ini. Simak baik-baik ya.
1. “Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri."
Disini Tan Malaka mengingatkan pentingnya proses. Soal hasil akhir meskipun harus dipikirkan juga, biarlah ia datang seiringan dengan usaha.
2. “Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”
Ia juga mengingatkan pentingnya literasi untuk membangun negeri. Jangan hanya sibuk mengisi perut, hingga akal lupa untul digali.
3. Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali"
Pedidikan hendaknya diberikan untuk membuat pemuda menjadi garda yang rela bersusah-susah untuk kemajuan bangsa. Bukan malah menjadi manja dan diperbudak gengsi.
4. “Sudah tentu seorang pengarang atau penulis manapun juga dan berapapun juga adalah murid dari pemikir lain dari dalam masyarakatnya sendiri atau masyarakat lain. Sedikitnya ia dipengaruhi oleh guru, kawan sepaham, bahkan oleh musuhnya sendiri.”
Siapapun pasti punya seseorang atau suatu lingkungan yang bahkan bisa mempengaruhi pemikirannya. Maka pandai pandailah memilih lingkungan. Juga pandai-pandailah memilah perkataan.
5. “Kita manusia, memang hewan yang ingin tahu. Curious, niewsgiering.”
Editor’s picks
Akal adalah satu-satunya hal yang membedakan kita dengan sapi dan kambing. Maka janganlah jadi manusia yang tak seperti manusia.
Baca Juga: Kisah Tan Malaka, Sibuk Mengejar Kemerdekaan RI Ketimbang Galau Pacar
6. “Bahwa kebiasaan menghafal itu tidak menambah kecerdasan, malah menjadikan saya bodoh, mekanis, seperti mesin."
Pemahaman dan kemampuan memikirkan, hendaknya lebih ditekankan dibanding hanya sekedar menghafal hasil pemikiran orang lain untuk memenuhi isi kepala. Mari belajar berpikir.
7. "Lapar tak berarti kenyang buat si miskin. Si lapar yang kurus kering tak akan bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, walaupun kita ulangi 1001 kali."
Beraksilah! Berbuatlah!
8. "Para ahli filsafat sudah memberi bermacam-macam pemandangan tentang dunia itu. Yang perlu lagi ialah merubah dunia itu."
Hal yang penting setelah berpikir adalah berbuat. Tak ada artinya pemikiran tanpa upaya perbuatan.
9. "Tuan rumah takkan berunding dengan maling yang menjarah rumahnya."
Pertahankan harga diri. Kuatlah!
Paham kan? Yuk saatnya jadi milenial produktif dan mampu 'berpikir' kritis.
Baca Juga: 10 Quotes Inspiratif Tokoh Indonesia yang Mengajarkan Toleransi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.