Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24

Capai mimpimu lebih tinggi dari Everest!

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini dilangsungkan pada tanggal 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial. Ajang millennial terbesar di tanah air ini akan dihadiri oleh 1500-an pemimpin millenial.

Mathilda Dwi Lestari akan menjadi salah satu pembicara di IMS 2019.  Bagaimana sosok dan prestasi Mathilda, Srikandi Indonesia penakluk Everest di usia 24?

1. Bersama Deedee, ia tergabung dalam The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU)

Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24instagram.com/mathilda_dwi

Saat berusaha mendaki Gunung Everest, Mathilda atau akrab disapa Hilda ini berusia 24 tahun. Ia merupakan mahasiswi jurusan Hubungan Internasional, Fakultas ISIPOL, Universitas Katolik Parahyangan angkatan 2012. Ia dikenal aktif dalam kegiatan pecinta alam bernama Mahitala.

Dalam misinya menjangkau tujuh puncak tertinggi dunia, ia bergabung dalam The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU). Dalam persiapan pendakian, ia juga dibantu oleh konsultan internal dan eksternal dari Jepang.

2. Sebelum mendaki Everest, ia melakukan rangkaian pelatihan fisik & mental yang tidak main-main. Meski begitu, ia tidak mengeluh

Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24instagram.com/mathilda_dwi

Persiapan pendakian Mathilda ternyata tidak dilakukan sebelum bertolak dari Indonesia saja. Pasca bertolak pun, ia mempersiapkan diri di Base Camp Everest (Everest Base Camp-EBC). Ada latihan penyesuaian fisik dengan ketinggian, mempertajam teknik pendakian. Tidak ketinggalan pelatihan mental pun dilakukan.

“Kami melakukan latihan teknik single rope (SRT) di salah satu bukit berketinggian 5.420 mdpl. Bukit itu agak jauh dari camp dan jalurnya penuh batu yang sangat licin. Untungnya, cuaca cukup cerah dan angin tidak kencang,” cerita Deedee dari EBC kepada IDN Times. Meski rumit dan melelahkan, ia tidak cepat menyerah dan terus berusaha.

3. Ia berhasil menaklukkan enam puncak tertinggi di dunia sebelum berhasil mengibarkan bendera Indonesia di Everest

Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24instagram.com/mathilda_dwi
dm-player

Puncak tertinggi itu adalah Cartenz Pyramid (Papua, Indonesia), Vinson Massif (Antartika), Aconcagua (Argentina), Elbrus (Rusia), Denali (Alaska), dan Kilimanjaro (Afrika). “Denali bikin jiper setiap hari, rasanya gak mau keluar tenda karena medannya yang menantang banget," jawab Hilda tentang puncak gunung paling menantang. Menurutnya lagi, medan Denali banyak yang curam karena melewati medan glacier.

Sebenarnya, tim Hilda terdiri dari tiga orang. Sayangnya, satu orang lagi yaitu Dian Indah Carolina tidak dapat melanjutkan misinya dikarenakan kondisi kesehatan yang kurang mendukung. Kebersamaan mereka bertiga tak dapat dilanjutkan lagi.

Baca Juga: Kisah Melisa Irene: 3 Tahun Lulus, Jadi Petinggi Perusahaan Investasi

4. Sempat ditentang orangtua, ia pun tak gentar. Kecintaannya pada alam mengalahkan segalanya

Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24instagram.com/mathilda_dwi

Kebetulan, Hilda adalah anak pertama di keluarganya. Sebagaimana anak pertama, ia pun harus bertanggung jawab pada adik-adik dan menjadi wakil keluarga. Karena itu, orangtuanya pun ia segera lulus dan diterima bekerja. “Tapi saya anak yang nekat. Saya ikut kegiatan pencinta alam di kampus, Mahitala karena selalu suka berkegiatan di alam bebas," katanya.

Begitu Hilda melihat peluang mengikuti Seven Summits, ia tidak pikir panjang lagi. Ini karena kesempatan tersebut tidak datang dua kali padanya. Ia menjelaskan semua niatnya itu pada orangtua dan mengapa menyukai alam. Bahkan hal-hal teknis seperti cara ke alam bebas dan prosedur keselamatan pun dijelaskan. Kegigihannya berbuah manis. "Akhirnya mereka merestui. Toh, kegiatan yang dilakukan anaknya positif,” ungkap Hilda.

5. Ia berpesan pada perempuan Indonesia agar tidak cepat menyerah dan kejar mimpi setinggi mungkin

Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24instagram.com/mathilda_dwi

Kini, Hilda bersama Deedee resmi menjadi salah satu perempuan Indonesia, bahkan Asia Tenggara yang berhasil menaklukkan puncak Everest. Bahkan, prestasi ini dapat dicapai dalam usia yang relatif muda yaitu 24 tahun. Karena itu, ia ingin menginspirasi banyak orang agar tidak cepat menyerah dan mengejar mimpi setinggi mungkin.

“Bermimpilah setinggi-tingginya untuk mewujudkan mimpi. Jangan mudah menyerah,” kata Hilda. Ia pun percaya kalau perempuan bisa sama-sama berprestasi seperti laki-laki. “Semua bisa setara. Jika perempuannya punya prestasi, laki-laki harusnya turut berbangga dan mendukung, begitupun sebaliknya,” katanya.

Itu dia profil Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia penakluk Everest di usia 24. Bagaimana komentarmu soal prestasinya? Jika kamu mau berprestasi sepertinya, mari kita mulai dari saat ini!

Kunjungi situs ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiketnya. Buruan, tiket terbatas!

Baca Juga: Gak Selalu Hobi, Ini Arti Passion yang Sebenarnya ala Rene Suhardono

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya