6 Kisah Cinta Masa Kecil Ini Ternyata Dapat Membuka Matamu Soal Hubungan

“Kemana semua keberanian yang dulu kamu miliki?”

 

Semua orang pasti punya kisah cinta masa kecil yang berbeda-beda. Ketika diingat-ingat kembali, sebagian mungkin akan tersenyum manis, ada yang tertawa-tawa, tapi juga ada yang sedih. Namun, terlepas dari kisah itu bahagia atau tidak, apa kamu pernah sadar seberapa besar perubahan yang sudah kamu alami? Bahkan, sebenarnya yang kamu butuhkan sekarang dalam menghadapi masalahmu adalah hal-hal yang dulu kamu miliki di masa kecilmu.

Untungnya ada beberapa teman yang mau berbagi kisah cinta masa kecilnya (termasuk teman-teman dari IDNtimes lho!) dan berharap supaya kamu setidaknya, bisa mengambil satu pelajaran penting dari manis dan pahitnya kisah cinta masa kecil.

1. “Dulu pas aku TK, aku punya teman, sebut saja namanya Bobby. Zaman itu kan duduknya berdua-berdua tuh, nah aku duduk dipasangin sama dia. Suatu hari, pas lagi pelajaran mewarnai, dia mainin krayonnya dan dia nggak sengaja nusuk mataku pake krayon. Otomatis aku nangis dan akhirnya tempat dudukku dipindah sama guruku. Eh, aku malah nangis lebih kenceng “Bu, saya mau duduk sama Bobby aja.” Aku pribadi udah nyaman banget sama Bobby dan nggak pengen pisah sama dia. Alhasil si ibu guru bingung dan balikin tempat dudukku ke tempat asal… sama si Bobby. “ Syahnaz, 26 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Pasanganmu mungkin pernah melakukan kesalahan yang bisa menyakitimu. Dia mungkin nggak sadar kalo sudah menyakitimu, bahkan kamu sampai terluka dan menangis berhari-hari. Tapi, bagaimanapun pasanganmu adalah orang yang dikirimkan Tuhan untuk hadir di hidupmu. Kalau bukan menjadi pasangan hidupmu, pasti dia hadir di hidupmu supaya kamu bisa belajar, setidaknya satu hal penting. Hati juga tidak bisa berbohong, dia pasti akan pergi ke tempat dimana dia merasa nyaman. Anak kecil aja berani untuk mengungkapkan perasaannya, tapi kenapa kita yang sudah menjadi dewasa malah kalah dengan ego dan rasa malu?

 

2. “Aku pernah suka cowok lho pas TK, namanya David. Suatu hari kita field trip ke Taman Mini Indonesia Indah dan nonton di Teater Keong Mas. Hebatnya ya, aku bisa berani gandeng dan narik tangan David secara langsung tanpa malu-malu. “David, ayo sini duduk sama aku aja.” Kalo diinget-inget lagi sekarang, buset deh, muka ini mau ditaruh dimana coba.” Natalia, 23 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Kadang yang kita butuhin cuma keberanian. Keberanian untuk memulai. Keberanian untuk mengambil inisiatif. Keberanian untuk menerima kenyataan. Keberanian untuk maju memulai kisah baru atau malah mundur dan berhenti berjuang. Waktu kecil, semuanya serba simpel. Ketika kamu suka sama seseorang, kamu akan menyatakannya secara langsung. Kamu lebih mudah mengungkapkan perasaanmu. Seakan-akan tidak ada rasa takut maupun ragu-ragu. Ketika kamu bertumbuh dewasa, kamu lebih banyak berpikir dan mempertimbangkan segala hal. Tentu ada bagusnya, tapi kadang yang kamu butuhkan cuma setitik keberanian untuk masa depan yang lebih bahagia.

 

3. “Ada satu cewek yang selalu nempel sama aku. Namanya Nadia. Anaknya kecil banget, duh postur tubuhnya lebih kecil dibandingkan anak TK lainnya. Setiap ke sekolah, dia selalu dikepang atau kalo nggak dikuncir dua. Mukanya juga hampir selalu pucat. Kelihatannya fisiknya dia memang lebih lemah dibandingin sama temen-temen lain. Tapi anehnya, setiap kali aku diisengin ataupun dijahilin sama temen lainnya, Nadia selalu muncul. Dia ada di sana untuk belain aku! Bayangin, aku cowok lho! Dan dia cewek berbadan kecil, yang jauh lebih lemah. Tapi hebatnya, dia selalu ada di sana buat ngelindungin aku, bahkan saat aku nggak sadar dia ada di sana. Sekarang, aku nggak tau si Nadia ada dimana. Udah lost contact.” Darma, 20 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Cinta itu simpel, nggak selalu bersama. Tapi dia selalu ada di sana, bahkan saat kamu nggak sadar kamu membutuhkan dia. Seperti Nadia, mungkin secara fisik dia lebih lemah dan jelas bakalan kalah kalo dia mau menghadapi ‘musuh’. Tapi, rasa sayang dan peduli bisa mendorong seseorang buat mengalahkan rasa takutnya. Mencintai orang itu sesimpel ingin merasa orang lain selalu nyaman dan aman.

 

4. “Aku pernah jatuh kepeleset pas ikut pelajaran olahraga di TK. Masalahnya bagian kiri lutut kiriku sampe lecet dan berdarah. Ya namanya masih TK ya, jadi aku nangis sekenceng-kencengnya lah. Eh, baru berapa detik nangis ternyata ada satu orang temen sekelompokku nyamperin aku, cewek. Dia diem aja, nggak ngomong apa-apa, nggak berusaha mengobati atau bantu manggil guru. Dia cuma ngeliatin lukaku terus ikutan nangis di depanku. Alhasil guruku jadi bingung, yang jatuh dan terluka satu orang, kenapa yang nangis malah dua orang?” Gregorius, 29 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Ketika ada masalah, nggak selamanya pasanganmu butuh jalan keluar atau solusi. Bisa aja dia sudah tahu solusinya, bisa aja dia cuma lagi burn out. Kadang yang kamu butuhkan, sebagai pasangan yang dewasa, kamu cuma butuh duduk di sampingnya, mendengarkan keluh kesahnya dan turut merasakan apa yang ia rasakan. Cewek di atas tidak berusaha mencarikan solusi bagi luka yang dialami Gregorius, tidak berusaha memanggil guru juga. Yang dia lakukan cuma duduk bersama Gregorius sambil menangis karena dia juga ikut merasakan sakit yang dirasakan Gregorius.

 

5. “Ada satu cowok, ih kerjaannya ngegodain melulu dulu pas TK. Kalo jam sikat gigi bersama, dia mesti nyolong gelasku dan dipake dia buat sikat gigi. Kalau foto maunya deket-deket terus, pas makan bekal selalu nempel, mau bareng aku terus pokoknya. Pas SD sih kita pisah, jadi kisah nggak berlanjut. Ditambah sekarang, cowok itu masih ada di kampung halaman dan aku udah pindah ke kota besar. ” Nevy, 25 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Ketika kamu tertarik ataupun suka sama seseorang, kamu akan berusaha selalu ada di dekatnya, bisa berinteraksi dengannya, bisa mewarnai hari-harinya. Sekarang, ketika kamu beranjak dewasa, kemana semua semangatmu untuk bisa bersanding dengan seseorang? Kadang kamu menahan dirimu sendiri untuk tidak berkomunikasi dengan seseorang yang kamu sayang, kamu tidak berani menanyakan kabarnya, kamu tidak berusaha untuk bisa masuk dalam hidupnya. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa semakin dewasa kamu semakin takut untuk melangkah?

 

6. “Waktu kecil aku punya cincin Sailormoon, itu lho serial kartun yang pasti anak-anak tahun 90-an ngerti. Nah terus aku bawa ke sekolah itu cincin. Pas sampe di kelas, aku maksa anak cowok paling cute di kelas, yang orang tuanya punya toko kelontong, buat masukin cincin itu ke jari manisku. Aku memang terlalu banyak nonton film India kayaknya.” Prilly, 24 tahun.

Pelajaran apa yang bisa dipelajari? Rasa cintamu bahkan bisa mendorongmu melakukan hal-hal yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya lho! Contohnya saja Prilly yang langsung berani mengambil tindakan untuk memaksa teman cowoknya buat melakukan ‘prosesi pernikahan’ seperti yang dia lihat di televisi. Kadang kamu nggak sadar, tapi rasa sayang ataupun cinta bisa mendorongmu untuk melakukan banyak hal tidak terduga dalam hidupmu. Tidak terkecuali, perubahan yang membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sewaktu kecil, semua terasa lebih mudah. Waktu kita masih kecil, beban pikiran rasanya tidak seberat sekarang. Memang dengan pengetahuan yang kita dapatkan, ilmu yang kita pelajari dan pengalaman hidup yang kita lalui, semuanya membuat kita semakin dewasa. Namun, bicara soal perasaanmu dengan manusia lainnya, ada kalanya kamu meletakkan semua pemikiran, prediksi dan logikamu. Turuti apa kata hati dan perasaanmu. Kalo kamu bingung kemana semua keberanian masa kecilmu itu, coba cari lagi ke dalam dirimu. Mungkin sudah kamu simpan terlalu lama hingga kamu lupa bagaimana kamu bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. Kamu nggak mau kalah kan sama anak TK?