Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko Berkarya

Sapto Djojokartiko hadir dengan koleksi terbaru

Kalā - Capturing Indonesian Artistry merupkan serangkaian acara yang diadakan oleh Hotel Indonesia Kempinski untuk membangkitkan kembali kesenian Indonesia. Acara ini sekaligus menyambut bulan kemerdekaan Indonesia yang ke-74 dan bertepatan pula dengan 57 tahun Hotel Indonesia berdiri. Event Kalā, menindaklanjuti event tahun sebelumnya, yaitu Welcoming ASEAN GAMES 2018 yang diadakan di Jakarta.

"Kita memakai momentum ulang tahun kali ini untuk melestarikan kembali dan mengingatkan generasi muda mengenai budaya Indonesia, dan itu juga merupakan alasan kuat untuk bekerja sama dengan mas Sapto Djojokartiko," ujar Iwan Winarto selaku Director of Sales and Marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.

1. Tentang Sapto Djojokartiko

Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko BerkaryaIDN Times/yolandavania

Sapto Djojokartiko merupakan perancang busana yang lahir dan dibesarkan di Solo. Kota Solo terkenal sebagai kota budaya yang terletak di Jawa Tengah. Sejak kecil, dirinya sudah dipengaruhi oleh pendidikan Jawa yang tradisional dan disiplin tinggi.

Setiap tradisi dan budaya yang ada dalam keluarganya menjadi lekat dalam pikiran Sapto sehingga ia jadikan inspirasinya dalam berkarya. Dalam keluarganya, hampir setiap hari percakapan yang terjadi disampaikan secara berbisik, tetapi tidak pernah benar-benar diam. Creative Director dari brand Sapto Djojokartiko ini pun sedang memfokuskan karyanya kepada bisnis ready-to-wear. 

Baca Juga: The Apurva Kempinski Bali, Tawarkan Budaya Nusantara di Tiap Sudut

2. Hotel Indonesia, satu-satunya hotel di Indonesia yang menggunakan nama negara

Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko Berkarya

Hotel Indonesia merupakan hotel pertama di Indonesia yang memiliki standar internasional. Diresmikan pada 5 Agustus 1962 oleh Presiden Soekarno, awalnya hotel ini dibangun oleh Ir. Soekarno dalam rangka menyambut pesta olahraga Asian Games ke-4 pada tahun 1962 di Jakarta. Namun, generasi millennials lebih mengenal Hotel Indonesia sebagai Hotel Kempinsksi.

Sejak 2009, Hotel Indonesia di bawah manajemen Kempinski International yang merupakan brand International Champ Hotel tertua di Eropa, hingga sekarang hotel ini bertambah nama menjadi Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. 

3. Terdapat pameran budaya Indonesia di lobby hotel Indonesia yang merupakan rangkaian acara Kalā - Capturing Indonesia Artistry

dm-player
Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko BerkaryaIDN Times/yolandavania

Bekerja sama dengan museum wayang, museum seni rupa, dan juga museum tekstil yang dibantu oleh Yayasan Mitra Museum Jakarta, Hotel Indonesia menyajikan karya-karya dari ketiga museum tersebut di lobby hotel. Pameran ini merupakan rangkaian acara dari Kalā - Capturing Indonesian Artistry.

“Kami sangat antusias dengan respons masyarakat terhadap rangkaian acara kami di tahun ini yang bertajuk “Kalā - Capturing Indonesian Artistry”. Selain menghidupkan kembali semangat dalam memelihara warisan negara, kami juga bekerja sama dengan Sapto Djojokartiko, seorang desainer yang kerap mengusung cerita-cerita khas Indonesia yang diinterpretasikan secara modern. Kami bangga dapat menutup rangkaian acara tahunan ini dengan mempersembahkan pagelaran busana di bawah naungan Sapto Djojokartiko,” menurut Khika Mahardhika, Director Marketing Communications dari Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.

4. Pagelaran busana "Wisik" menjadi acara penutup dalam rangkaian Kalā - Capturing Indonesian Artistry

Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko BerkaryaDoc.Sapto Djojokartiko

Wisik merupakan bahasa Sansekerta yang memiliki arti bisikan batin. Kata tersebut merupakan kata yang mengilhami koleksi Spring Summer 2020 karya Sapto Djojokartiko. Karyanya kali ini membawa perancang busana ini seperti kembali ke memori-memori masa kecilnya.

"Melalui bisikan yang saya dapat, saya juga mau berbisik kepada masyarakat sekarang mengenai karya seni Indonesia," ujar Sapto Djojokartiko.

Terdapat 57 busana untuk wanita dan pria yang diperlihatkan dalam pagelaran pada 20 Agustus 2019. Setiap karya mengusung modernisasi tetapi ada makna dan cerita di balik setiap karyanya. 

5. Sapto Djojokartiko meminta pagelarannya digelar di Bali Room

Warisan Budaya Bangsa Menjadi Inspirasi Sapto Djojokartiko BerkaryaDoc.Sapto Djojokartiko

Bali Room melambangkan modernisasi dan Sapto merasa karyanya sangat cocok digelar di ruangan tersebut. Ruangan ini memiliki nilai sejarah tersendiri, terutama pilar-pilar yang ada di dalamnya sudah dibangun sejak Hotel Indonesia ada. Bali Room memiliki "mutiara" tersembunyi bagi perancang busana ini. Bali Room juga menjadi tempat pertama kali Miss Indonesia diadakan pada tahun 1969.

"Saya sangat merasa terhormat mendapat kesempatan untuk mempresentasikan koleksi kali ini di sebuah tempat bersejarah di mana acara-acara legendaris pernah diadakan, yaitu di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski. Selain merupakan simbol modernitas dikarenakan ruangan tersebut merupakan ballroom pertama yang dibangun di Indonesia, kemegahan Bali Room seperti membawa saya kembali ke tahun 1960-an untuk dapat lebih mengerti asal-usul diri saya sendiri. Sebuah pengalaman yang betul-betul membuka mata dan hati dalam menciptakan koleksi ini,” kata Sapto Djojokartiko.

Baca Juga: 10 Gaya Anggun Nindy Hingga Maudy Ayunda di Acara Sapto Djojokartiko

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya