Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tanda Kamu Menghabiskan Waktu Terlalu Banyak dengan Pasangan

ilustrasi pria dan wanita (pexels.com/Los Muertos Crew)
Intinya sih...
  • Menghabiskan banyak waktu bersama pasangan tidak membuat hubungan lebih berkualitas.
  • Butuh me time adalah hal yang wajar dan penting dalam hubungan, untuk refleksi diri dan ruang personal.
  • Kamu perlu memiliki waktu sendiri untuk mengatasi frustrasi, menjaga hubungan dengan teman dan keluarga, serta membangun batas yang sehat dalam relasi.

Saat sedang bucin-bucinnya dengan seseorang, pastinya kamu ingin selalu menghabiskan waktu berdua dengan doi. Apalagi, kalau kalian sama-sama sekampus atau sekantor, jadi akses untuk bertemu lebih mudah. Namun jangan salah, menghabiskan banyak waktu dengan doi gak membuat hubungan kalian jauh lebih berkualitas.

Dalam hubungan apa pun, bagaimana kalian berinteraksi satu sama lain jauh lebih penting ketimbang berapa jam yang dihabiskan untuk interaksi itu sendiri. Bahkan dalam hubungan, kalian pun butuh ruang personal untuk kembali “bernapas”.

Gak ada salahnya meluangkan waktu sendiri, lho. Justru hal itu bagus, supaya kamu dan pasangan bisa sama-sama refleksi diri masing-masing. Berikut tiga tanda yang jadi pertimbangan saat kamu sedang butuh me time.

1.Ingin punya waktu sendiri

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Pernah gak, ketika sedang bareng doi, kamu justru mendadak pengin pulang dan sendirian di rumah? Bukan karena date-nya gak seru, atau kamu udah gak cinta lagi dengan pasangan. Sesederhana, pengin dan rindu untuk aktivitas sendirian aja.

Ini tanda bahwa kamu sedang butuh ruang personal. Dan ini adalah hal yang sangat wajar. Justru malah gak sehat bila kamu dan doi terus nempel berdua. Sedekat dan sebucin apa pun, kalian tetap perlu punya waktu personal.

2.Mulai gampang merasa jengkel dengan doi

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Dalam bayangan kita, hubungan pasti akan terus adem ayem selama gak ada konflik. Tapi kenyataannya gak sesederhana itu, lho.

Pasti ada saja perasaan frustrasi, cemas, dan gelisah yang muncul—entah dari hormon, kejadian menyebalkan hari itu, atau pemicu lain. Saat perasaan ini datang, mudah untukmu melampiaskan pada pasangan, karena dia adalah orang terdekat. Justru hal itu yang lebih berbahaya, karena bisa memicu konflik yang seharusnya tidak perlu.

Saat rasa jengkel ini mulai datang, kamu harus paham kapan mengambil waktu personal. Kamu bisa berdoa, bersantai, atau melakukan hobi untuk lebih relax dengan diri sendiri.

3.Kerinduan untuk bersosialisasi dengan teman-teman lain

ilustrasi pasangan (pexels.com/İlkin Efendiyev)

Berada dalam hubungan tidak seharusnya membuatmu kehilangan teman dan sahabat. Dalam berhubungan pun, kamu perlu bisa memperluas lingkaran pertemanan, menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga, berhubungan kembali dengan teman lama atau bahkan bertemu orang baru.

Keinginan ini menjadi tanda bahwa kamu butuh ruang personal dari pasangan. Bila hal ini diabaikan, bisa menjadi masalah serius. Rasa tidak puas yang dipendam-pendam akan menjadi duri dalam daging.

Jadi sebelum konflik semakin berlarut-larut, lebih baik kamu jujur dan terbuka dulu di depan pasangan. Jangan sampai ketika sudah luka, baru menyesal.

Punya waktu dan ruang personal justru penting dalam hubungan. Ini bertujuan agar kamu dan pasangan bisa tetap membangun batas yang sehat dalam relasi, sembari fokus mengejar pertumbuhan masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us