Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menolak diajak bicara (freepik.com/Drazen Zigic)

Menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki riwayat trauma atau ketidakstabilan emosi bisa menjadi tantangan tersendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh sisa emosi yang negatif dapat membuat hubungan berantakan jika tidak segera ditangani. Beberapa tanda hubungan mungkin terpengaruh oleh luka emosional pasangan, seperti sering mengalami konflik, mengisolasi diri, perasaan putus asa dan tidak berdaya dalam hubungan, menghindari keintiman emosional dan fisik, dan lainnya. 

Tentu saja, siapa pun yang mencintai pasangan akan rela memperbaiki masalah jika pasangan memiliki riwayat trauma. Namun, sering kali kita membuat kesalahan saat menghadapinya, baik kesalahan itu disengaja maupun tidak. Sangat penting untuk menyadari kesalahan-kesalahan berikut ini agar kita dapat menghindari kerusakan hubungan dan membantu pasangan pulih dari trauma mereka. 

1. Mengabaikan atau meremehkan trauma

ilustrasi mengabaikan pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Mengabaikan atau meremehkan trauma adalah kesalahan serius yang harus dihindari saat mendukung pasangan yang mengalami luka masa lalu. Contohnya, ketika kita menganggap remeh reaksi emosional pasangan, berpikir bahwa "itu sudah lama" atau "tidak seharusnya memengaruhi mereka seperti itu." Meremehkan perasaan pasangan seperti ini dapat menambah luka mereka dan merusak hubungan.

Solusi untuk masalah ini adalah memahami bagaimana trauma memengaruhi individu secara psikologis dan emosional. Luangkan waktu untuk mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian, tanpa menghakimi, atau melarang mereka meluapkan perasaan. Alangkah baik jika kita bertanya bagaimana perasaan mereka dan apa yang mereka butuhkan dari kita. 

2. Merasa bertanggung jawab untuk menyembuhkan luka pasangan

Editorial Team

Tonton lebih seru di