Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Kamu Seorang Emophilia, Terlalu Mudah Jatuh Cinta!

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Gabriel Bastelli)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Gabriel Bastelli)

Jatuh cinta adalah hal normal, namun juga luar biasa. Berbagai hormon kebahagiaan membanjiri tubuh seseorang yang sedang jatuh cinta. Alhasil, cinta biasa dikaitkan dengan keindahan. Namun bagaimana jika seseorang terlalu mudah jatuh cinta?

Dilansir Science Direct, emophilia didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk jatuh cinta dengan cepat dan sering. Hal ini tentunya merepotkan, karena fase perkenalan belum dilakukan dengan baik. Akibatnya, seorang emophilia akan cenderung merasa terus bertemu dengan orang yang salah dan hubungan yang ia miliki jarang berjalan lancar.

Untuk kamu yang penasaran, yuk, kita simak beberapa ciri seseorang dengan emophilia berikut. Ada orang di sekitarmu yang mengalaminya, gak, nih?

1. Selalu menginginkan hasrat romantis

ilustrasi pasangan bergandengan tangan (pecels.com/TranStudios Photography)
ilustrasi pasangan bergandengan tangan (pecels.com/TranStudios Photography)

Seorang emophilia selalu menginginkan hasrat romantis. Dorongan ini bukan terjadi karena mereka merasa butuh dicintai, melainkan ingin merasakan sensasi cinta.

Dilansir Science Direct, orang dengan emophilia tidak cepat jatuh cinta karena dorongan kebutuhan, misalnya takut kesepian atau menjadi lajang. Sebaliknya, mereka justru jatuh cinta untuk mencari sensai emosi dan koneksi romantis secara langsung. Mereka juga cenderung ingin hubungan romantisnya berkembang dengan cepat.

2. Mengabaikan tanda red flag pasangan

ilustrasi perempuan yang sedang berpikir (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi perempuan yang sedang berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Terburu-buru dalam mencari sensasi romantis, seorang emophilia cenderung langsung melihat orang yang ia suka sebagai "the only one". Mereka bahkan mengabaikan tanda-tanda red flag pasangannya. Bahkan, ketika orang-orang terdekat berkata tentang keburukan pasangannya, seorang emophilia akan langsung mengelak.

Dr. Patrice Le Goy, seorang terapis keluarga dan pernikahan di California mengungkapkan dalam Very Well Mind, "Gejala emofilia dapat meliputi mengabaikan tanda-tanda bahaya bahwa pasanganmu toksik atau tidak cocok untukmu."

3. Mengabaikan praktik seksual yang aman

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Abhinna Patel)
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Abhinna Patel)

Kecepatan seorang emophilia dalam mengambil keputusan tentang orang yang dicintai seringkali mematikan akal sehat mereka. Selain mengabaikan gejala toksik, seorang emophilia juga cenderung terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait kedekatan fisik. Alhasil, banyak dari mereka yang terjebak dalam praktik seksual yang tidak aman.

Di laman yang sama, Dr. Patrice Le Goy juga mengungkapkan, "Orang dengan emophilia juga mungkin lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko, seperti hubungan seks tanpa pengaman di awal hubungan. Hal ini terjadi karena keyakinan mereka bahwa pasangannya adalah yang terbaik dan bahwa mereka akan bersama selamanya."

4. Berpindah dari satu hubungan ke hubungan berikutnya dengan cepat

ilustrasi seseorang mendapatkan hadiah (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi seseorang mendapatkan hadiah (pexels.com/SHVETS production)

Keinginan emophilia untuk selalu mendapatkan sensasi romantis membuatnya kerap berganti pasangan. Lonjakan zat kimia yang menimbulkan efek bahagia di awal hubungan percintaan mungkin tidak cukup bertahan lama. Sehingga, untuk mempertahankan hubungan jangka panjang mereka akan kesulitan. Akibatnya seorang emophilia akan merasa pasangannya terus bermasalah dan mencari pasangan baru.

Pergantian pasangan ini juga terjadi dengan cepat mengikuti pola sebelumnya. Orang tersebut cepat jatuh cinta, mendambakan sensasi cinta yang menggebu, kemudian putus lagi. Pola ini tentunya akan merugikan bagi diri sendiri juga bagi pasangannya.

Seorang emophilia mungkin kesulitan dengan dirinya sendiri. Penyebab fenomena ini juga belum sepenuhnya dipahami. Namun menurut psikolog, hal itu berhubungan dengan regulasi hormon yang berlebihan. Spektrum emophilia juga luas, artinya tingkat keparahan masing-masing orang sangat berbeda.

Melihat tanda-tanda emophilia di atas, apakah kamu jadi teringat dengan seorang kenalanmu? Semoga informasi ini bermanfaat, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us