Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Nekat Mencintai Orang yang Gak Bisa Dimiliki

ilustrasi pasangan (pexels.com/Pixabay)

Apakah kamu pernah jatuh cinta kepada seseorang yang gak mungkin bisa kamu miliki? Misalnya, pacar orang lain, sosok yang sangat populer atau sepupu kamu sendiri. Pokoknya orang yang gak bisa dipacari atau dinikahi.

Sudah tahu gak bisa dimiliki, mengapa kamu nekat masih mencintainya? Coba kamu rasakan lagi. Mengapa perasaan cinta itu semakin tumbuh, meski gak bisa dimiliki atau sudah ditolak berkali-kali. Tapi, tetap saja kamu mau mendekatinya.

Apakah rasa cinta itu adalah dorongan dari alam semesta? Apakah itu pertanda jodoh? Jangan terburu-buru menyimpulkan. Yuk, simak dulu penjelasan berikut.

1.Cinta semakin tumbuh karena kamu semakin berinvestasi ke dia

ilustrasi pertemuan (pexels.com/vjapratama)

Cinta itu adalah perasaan yang muncul karena kamu sudah berinvestasi ke dia. Selama ini kamu yang selalu memberikan waktu, tenaga atau bahkan materi untuknya.

Dengan memberikan itu semua, pasti kamu berharap bahwa dia akan mencintaimu. Tapi, coba jawab jujur. Apakah dia mencintaimu juga? Belum tentu, lho. Justru malah kamu yang akan semakin jatuh cinta kalau terus-menerus berinvestasi padanya.

2.Semakin banyak melakukan aksi, cinta semakin tak terkendali

ilustrasi bermain media sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat kamu menyukai seseorang. Meskipun belum sampai pada tahap sayang. Pasti kamu sering mencari tahu tentang dia, dong.

Kamu stalking media sosialnya. Kamu mencari informasi dari teman-temannya. Kamu berusaha mendekatinya. Intinya kamu selalu melakukan sesuatu supaya bisa dekat dengannya.

Awalnya mungkin kamu hanya suka ke dia. Tapi, kalau semakin kamu mencari tahu tentangnya. Rasa suka tadi akan meningkat dan berubah menjadi cinta.

3.Kamu takut berkomitmen

ilustrasi hubungan (pexels.com/Budgeron Bach)

Satu atau dua kali jatuh cinta pada seseorang yang gak bisa dimiliki itu masih wajar. Tapi, kalau sudah berkali-kali jatuh cinta pada orang yang seperti itu. Coba introspeksi lagi dalam diri.

Apakah kamu pernah mempunyai pengalaman yang gak enak dan menyebabkanmu takut mempunyai sebuah hubungan atau komitmen? Secara sadar atau gak, seseorang yang takut berkomitmen akan membiarkan dirinya jatuh cinta kepada orang-orang yang gak bisa dimiliki.

4.Kamu seseorang yang menyukai tantangan

ilustrasi menyukai tantangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sudah sangat jelas dan kamu pun tahu bahwa dia gak bisa dimiliki. Bukan berusaha melupakannya, justru kamu malah semakin mengejarnya. Bisa jadi kamu adalah seseorang yang menyukai tantangan.

Buat kamu memiliki sesuatu yang pasti bisa dimiliki dan meraihnya pun mudah. Itu adalah hal yang membosankan. Oleh karena itu, ketika kamu jatuh cinta dengan orang yang gak bisa dimiliki. Bisa merasa senang dan menjadi tertantang akan membahagiakan. Semakin merasa bahagia, tentu akan semakin cinta, dong.

5.Karena memang hanya jatuh cinta

ilustrasi perempuan jatuh cinta (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Ada banyak alasan yang membuat seseorang bisa jatuh cinta. Misalnya, wajahnya yang cantik atau ganteng, fisiknya yang menarik, sifatnya yang baik dan lainnya.

Untuk kamu yang sedang kasmaran karena memang sekadar jatuh cinta saja. Perasaan seperti ini akan susah untuk dikendalikan, lho. Inilah yang menyebabkan kamu akan semakin mencintai seseorang. Meski dia gak bisa dimiliki sekalipun.

Jadi, bukan karena faktor jodoh, kekuatan dari alam semesta atau kecocokan. Kelima alasan di atas itulah yang menjadi sebab mengapa kamu bisa semakin mencintai seseorang yang gak bisa dimiliki.

Lalu harus bagaimana? Santai saja, selalu ada solusi dari setiap permasalahan. Gak perlu kamu secara total menghindari dia. Cukup batasi saja frekuensi bertemu dan berkomunikasi dengannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us