Siapa yang pernah merasakan patah hati? Kalau pernah, menurutmu bagaimana rasanya? Tentu perasaan gak karuan dan bikin kamu merasa kurang bersemangat menjalani hidup, bukan?
Gak perlu kamu ingkari, kok. Sebab, perasaan seperti itu normal adanya. Justru kalau kamu gak merasa sedih atau hancur perasanmu justru dipertanyakan, lho.
Namun, di balik rasa sedih yang kamu rasa, ternyata ada 5 alasan mengapa kamu perlu merasakan minimal sekali patah hati dalam hidupmu. Mengapa demikian?
Patah hati termasuk dalam kategori kejadian yang paling menyedihkan dalam hidup. Kalau kamu bisa menjadikannya sebagai pengalaman berharga, nantinya kamu akan merasakan makna hidup yang sesungguhnya melalui kejadian tersebut.
Fase-fase hancur, penolakan, rasa menyesal, maupun rasa benci dengan keadaan justru bisa membawamu kembali kepada Tuhan. Kamu justru berpotensi lebih besar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bukankah kita sebagai manusia justru sering merasa perlu Tuhan disaat diberi banyak cobaan?
Setiap manusia pasti ingin hidup dengan versi terbaik dirinya. Sayangnya, kita sering gak bisa memaksimalkan kemampuan yang kita miliki dan terjebak di zona nyaman.
Terlebih, rasa cinta yang membuat seseorang mabuk kepayang justru sering mematikan kreativitas dan malas menggali kemampuan diri.
Sebaliknya, fase patah hati justru bisa membangkitkan rasa untuk menjadi orang yang lebih baik. Biasanya, setelah patah hati ada gejolak di dalam diri yang menuntunmu untuk berubah.
Jika kamu bisa memaknainya dengan bijak, nantinya rasa hancur akibat patah hati tersebut mampu berubah menjadi semangat untuk menggali potensi diri dan meningkatkan percaya diri.
Sebelum mengenal namanya patah hati, mungkin kamu mulanya memandang cinta itu seperti kisah dongeng yang endingnya selalu bahagia. Kamu berpikir, jika kamu telah memberikan sepenuh hati, maka pasanganmu akan memberikan cinta dengan jumlah yang sama.
Namun, jika kamu sudah pernah mencicipi getirnya perasaan, tentu pemikiran indah tentang cinta tersebut berubah seketika.
Nantinya kamu akan paham bahwa cinta itu gak selalu menawarkan bahagia. Kadang harus melewati suka duka bahkan gak jarang bertemankan air mata.
Namun, sekuat apapun rintangan yang menerpa hubungan kalian, nantinya kalian gak akan mudah menyerah begitu saja, jika rasa cinta yang kalian miliki sama besarnya.
Cinta itu buta bahkan bisa melumpuhkan logika seketika. Gak ada hitung-hitungan rasional jika itu berurusan dengan cinta. Sepintar apapun otakmu, jika cinta sudah menguasai dirimu maka kepalamu gak lagi bisa berpikir dengan jernih.
Perlu patah hati agar kamu tahu caranya menakar logika dan perasaan dengan jumlah yang tepat. Logika tanpa perasaan akan membuat hidupmu kurang indah. Begitu pula perasaan tanpa logika yang bisa membuatmu menjadi orang bodoh perlahan-lahan.
Sadar ataupun tidak segala kemudahan dan kenikmatan hidup kerap membuat kita terlena. Bahkan, gak jarang kita merasa kebahagiaan akan selalu bersama kita selamanya. Perlu adanya kesedihan ataupun duka agar kita tersadar bahwa gak ada kata selamanya di dunia ini.
Momen patah hati bisa menyadarkanmu akan makna bahagia yang sebenarnya. Kamu nantinya gak selalu berpikir bahwa semua kisah akhirnya pasti bahagia.
Kamu juga akan belajar ikhlas dan merelakan jika beberapa hal yang terjadi di hidupmu gak berjalan sesuai dengan rencana. Toh, sedih atau senang sudah diatur Tuhan sesuai porsinya. Mengapa kamu harus ketakutan?
Banyak hal yang sebenarnya disuguhkan dari patah hati yang memilukan. Gak selalu negatif, momen patah hati sebenarnya mengajarkanmu cara hidup lebih baik.
Gak usah takut menghadapinya, patah hati momen berharga untuk yang merasakannya. Jika kamu merasakannya, berarti kamu orang beruntung.