5 Alasan Membenci Mantan Pacar Cowokmu Bisa Merusak Hubungan Asmara

30 Jun 2019, 11:45 WIB

Unsplash.com/Rayul

Hayo, kalian pasti pernah "menginvestigasi" siapa saja cewek yang sebelumnya berpacaran dengan cowokmu 'kan?

Setidaknya sebagian besar para cewek pernah berada dalam situasi tersebut. Saat menjalin hubungan baru, seolah-olah cewek terprogram untuk melakukan penelusuran terhadap sosok mantan si cowok. Dengan berkembangnya media sosial pun kini proses kepo itu menjadi makin mudah.

Jangan ditanya lagi, kadangkala cewek bisa sangat cerdik dalam mentautkan satu titik benang merah ke titik lainnya. Hingga kemudian itu menjadi obsesi dan menciptakan rasa benci berlebihan pada si cewek berstatus mantan tersebut. Alasannya pun beragam, bisa jadi karena fisik, gaya berbusana, hingga adanya beragam spekulasi rumit perihal jalannya hubungan mereka dahulu.

Well, nyatanya ngepoin mantan cowokmu sampai menaruh rasa benci tak membawa pengaruh positif lho bagi hubunganmu. Mau tahu kenapa? Yuk, cari tahu alasannya berikut ini.

1. Mempermasalahkan mantannya hanya akan membebanimu dalam menjalani hubungan

Unsplash.com/Toa Heftiba

Hubungan asmaramu dan asmara mereka adalah dua hal yang berbeda, dalam waktu yang berbeda pula. Ikatan keduanya pun juga sudah berakhir, dan kini dia memilih bersamamu. Ingatlah, bahwa cowokmu menjalin ikatan dengannya bahkan sebelum mengenal dirimu.

Apapun yang terjadi diantara mereka dulu sama sekali tak ada sangkut pautnya denganmu. Jadi buat apa kamu pusing-pusing mempermasalahkan rincian masa lalunya bersama sang mantan. Get over it!

2. Percakapan soal mantannya bisa dianggap sebagai serangan oleh cowokmu

Ilustrasi pasangan (unsplash.com/Sergio Souza)

Akan sangat mengganggu bila kamu terus mencecarnya dengan pertanyaan soal mantan. Apabila cowokmu salah paham, bisa jadi aksimu tersebut dianggapnya sebagai serangan dan pada akhirnya membuat hubungan kalian berada dalam situasi "bahaya".

Bahkan bisa memunculkan masalah yang lebih besar ketika masing-masing ingin membela diri. Oleh karena itu jikalau kamu ingin membicarakannya, bicarakanlah seperlunya saja dengan cara yang tak terkesan agresif.

3. Obsesimu pada mantannya menjadi tanda bahwa kamu memiliki keraguan dan trust issues

Unsplash.com/Ulyana Tim

Umpamakan saja bila cowokmu selalu memikirkan dan mencecarmu soal hubunganmu dengan pacar terdahulu. Pasti kamu akan berpikir bahwa dia menaruh keraguan dan tak yakin dengan keseriusanmu juga dengan hubungan yang sedang kalian jalani.

Setidaknya dengan mencoba memposisikan dirimu pada situasinya, kamu bisa memahami betapa tak ada pentingnya sama sekali memelihara obsesi tak beralasan terhadap mantan pacar cowokmu.

4. Membenci mantannya tak akan mengubah apapun, malah akan membuatmu terlihat menyedihkan

Unsplash.com/Stefan Stefancik

Percayalah, membenci mantannya hanya akan membuang energimu. Tak ada untungnya kamu menaruh kebencian ke dia, lagipula tak bisa juga kebencianmu mengubah kisah asmara cowokmu dengan si dia dimasa lalu.

Jikalau kamu menemukan mantannya berbicara buruk tentangmu dibelakang sana, biarkanlah saja. Dengan tak melawan balik itu artinya membuktikan bahwa kamu lebih dewasa dalam bersikap dan tak terpengaruh dengan serangannya. Kill 'em with kindness.

5. Malah membuatmu tak fokus merawat hubungan asmara yang sedang kamu jalani

Unsplash.com/Kalisa Veer

Cowokmu memilih menjalin hubungan asmara denganmu karena sebuah alasan. Tak perlu kamu mengacaukan alasan tersebut dengan topik tak jelas soal mantannya. Alih-alih menyulut api keretakan asmara gara-gara topik tersebut, lebih baik kamu memfokuskan diri untuk menjaga cowokmu yang jelas-jelas sekarang menjadi milikmu, bukan lagi milik si cewek tersebut.

Yakin deh, sebanyak apapun kisah asmara dan mantan pacar yang dimiliki oleh cowokmu di masa lalu, dia akan tetap bersamamu jika kamu tetap meyakini hal tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.