5 Alasan Orang Masih Single walau Sudah Mapan dan Atraktif!

Ternyata memiliki paras yang rupawan dan penghasilan yang banyak, nyatanya tidak bisa menjamin bahwa seseorang sudah mengetahui jelas apa yang menjadi tujuan dalam hidup. Termasuk mengetahui apa yang diinginkan dari sosok pendamping. Mereka pada umumnya masih sangat general sekali dalam menyebutkan tipe pasangan yang menjadi keinginannya.

Seperti baik, pengertian, penyayang, dan sebagainya. Itu semua disebabkan karena dirinya pun tidak memiliki pengetahuan tentang siapa dirinya dan apa yang diinginkannya. Maka dari itu, dia mungkin sering ketemuan dengan PDKT-annya. Tetapi itu cuma sekadar bertemu dan kemudian menghilang.

Kemudian selanjutnya adalah orang tersebut tak membuat memiliki pasangan sebagai prioritas yang utama. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai alasan, di antaranya karena masa lalu, adanya prioritas yang dianggap lebih penting dan sebagainya. Sehingga, dia belum terpikir untuk mencari pasangan.

Jadi, bukannya tidak laku, hanya saja orang tersebut belum membuka diri untuk memiliki pasangan. Sehingga walau dia dekat dengan banyak lawan jenis, itu dianggap sebagai pertemanan biasa saja. Pola pikir dan prioritasnya harus berubah dulu, baru bisa mulai membuka hatinya. 

Di zaman millennial ini, banyak orang yang memiliki penghasilan tinggi, namun waktunya pun terbuang di dunia pekerjaan. Fakta ini tidak bisa dimungkiri, seiring dengan persaingan di dunia pekerjaan yang semakin tinggi. Oleh sebab itu, dia tidak punya waktu untuk sekadar berkencan dengan gebetannya. 

Jika ada waktu pun, dia akan lebih memilih untuk beristirahat saja di rumah daripada harus menembus kemacetan untuk menemui seseorang. Oleh sebab itu, dia mungkin hanya memiliki gebetan dari online dating saja. Tetapi tidak memiliki gebetan yang serius. 

Selanjutnya adalah ketika sudah berusaha membuka hati, dia memiliki standar yang cukup keras terhadap gebetan. Misalnya saja dalam hal bayar membayar saat kencan. Dia terlalu melihat inisiatif dari gebetan untuk membayar tagihan sebagai sebuah keharusan. Ketika dia tidak melakukannya, maka dia langsung menyudahi PDKT.

Nah, ini merupakan bentuk standar yang cukup keras kepada gebetan. Karena tidak semua orang memiliki kesadaran untuk membayar semua tagihan atau sekadar menawarkan bayar sendiri-sendiri saat kencan. Tentunya hal ini juga yang akan membuat orang tersebut akan sedikit sulit dalam mencari pasangannya. 

Di zaman yang sudah modern seperti saat ini, kamu tentunya tidak akan menemui jenis hubungan yang konvensional saja, seperti pacaran dan menikah. Seiring berkembangnya waktu, jenis hubungan juga sudah terang-terangan diperuntukkan ke publik, seperti open relationship, friends with benefits, dan sebagainya. 

Sehingga orang tersebut sudah tak tertarik lagi dengan hubungan monogami. Terlepas dari benar salah atau dosa, hubungan itu ada di masyarakat kita. Oleh sebab itu, dia mungkin terlihat sendiri, tetapi kamu tidak tahu saja mungkin dia memiliki pasangan namun bukan monogami. 

Jadi, kelima hal di atas bisa menjawab rasa penasaran kamu kenapa seseorang yang bisa dikatakan sempurna, tapi masih single sampai saat ini. Karena sejatinya memiliki pasangan itu bukan menjadi suatu standar keharusan dalam hidup manusia. Lagi pula, bukankah setiap orang punya pemikiran mereka sendiri?