5 Alasan Orang yang Berpasangan Bisa Lebih Kesepian daripada Jomblo

Sekadar punya pacar bahkan suami atau istri bukan jaminan untuk membuat orang gak pernah kesepian. Faktor posisi masing-masing sangat memengaruhi perasaan. Orang yang bisa setiap saat berdekatan dengan pasangannya barangkali selalu merasa hidupnya ramai dan penuh warna.

Namun, tidak demikian dengan mereka yang mesti terpisah jarak jauh. Walau teknologi komunikasi sudah memudahkan mereka untuk tetap terhubung, rasanya tetap berbeda dengan seandainya mereka bisa bertemu secara langsung. Rasa kangen terus menumpuk sampai membebani hati.

Komunikasi via telepon hanya sedikit mengurangi kerinduan dan gak sebanding dengan pertambahan perasaan ingin segera bertemu. Jika rindu berat tengah melanda, satu-satunya obat hanyalah pasangannya. Sebanyak apa pun teman di sekitarnya menjadi terasa gak berarti dibandingkan kehadiran satu orang saja yang amat dinanti.

Jomblo gak merasa diabaikan oleh siapa pun karena sadar mereka tidak punya kewajiban untuk lebih memperhatikannya. Sementara itu, orang yang pasangannya sedang sibuk bisa merasa terabaikan sampai gak dicintai. Kesepian yang dirasakannya sampai bercampur dengan kepedihan seolah-olah pasangan telah mencampakkannya.

Dia ingin pasangan selalu ada untuknya. Walau bekerja juga penting, ia tetap tak suka ditaruh di nomor dua. Selagi pasangan sibuk, dia juga bingung hendak melakukan apa.

Rasanya seakan-akan dia tercipta cuma buat melihat dan menunggu kesibukan pasangannya berakhir. Ia ingin nekat sering menghubungi dan mengajaknya bicara, tetapi nanti pasangan malah marah. Bila kesibukan pasangan berlangsung lama, rasa kesepian itu bisa sampai membuat hidupnya terasa hampa.

Berhubungan secara intens dengan seseorang cepat atau lambat akan membentuk rasa ketergantungan yang tinggi. Seseorang yang dahulu nyaman saja bepergian sendirian, sekarang gak percaya diri lagi karena sudah terbiasa ke mana-mana dengan pasangan. Ini tak menjadi masalah selama pasangan ada di sisinya.

Namun, ketika pasangan jauh darinya atau sedang sibuk sekali, dia cenderung mengurung diri saja di rumah. Mau mengajak jalan teman, rasanya aneh sebab telah lama dia hanya bepergian bareng pasangan. Hubungan dengan kawan sudah gak sedekat dulu.

Kecuali terpaksa sekali harus membeli sesuatu, jalan-jalan seorang diri bukan pilihan yang menarik untuknya. Ada perasaan tak tahu tujuan, seperti ada yang hilang dari sisinya, atau takut terlihat mencolok karena kebanyakan orang jalan-jalan bersama seseorang. Sedang bagi jomblo, pergi sendirian telah selalu dilakukan tanpa perlu mencemaskan apa pun.

Satu sisi, ini bagus sebab hubungannya dengan pasangan berarti mendalam. Ada keterbukaan dari dirinya pada pasangan sehingga lebih mudah untuk pasangan memahaminya. Namun, saat pasangan tidak dapat mendengarkan cerita-ceritanya, kesepian pun muncul.

Orang di sekitarnya yang dapat diajak berbicara sebetulnya tak kurang-kurang. Akan tetapi, mengobrol dengan mereka tidak senyaman dengan pasangan. Ia menjadi terus menumpuk cerita yang mestinya dikeluarkan supaya pikiran gak sumpek.

Makin berat rasa kesepiannya jika sedang terlibat konflik dengan pasangan. Ketika jarak yang jauh masih bisa diakali dengan bertelepon, konflik di antara mereka bikin komunikasi terhenti sampai beberapa lama. Beban di hati kian ditekan karena merasa tak ada orang yang tepat untuk menjadi pendengarnya.

Ketika hubungan sedang bahagia, rasa kesepian sama sekali tidak ada. Bahkan dunia pun seolah-olah akan tetap terasa semarak meski hanya ada mereka berdua. Keadaan berubah saat perlahan-lahan muncul ketidakcocokan dengan pasangan.

Biasanya ketidakcocokan itu timbul satu per satu, tetapi setiapnya sudah mengurangi kedekatan dan kenyamanannya bersama pasangan. Komunikasi mungkin masih terjalin, tetapi bicara dari hati ke hati makin sulit dilakukan. Sebagai gantinya, lebih banyak hal dipendam sendiri.

Ketidakcocokan ini juga tak langsung disikapi dengan perpisahan. Orang punya naluri mempertahankan hubungan sekalipun itu harus ditebus dengan perasaan tidak lagi satu frekuensi dengan pasangan. Status hubungan terselamatkan, tetapi dua hati sebetulnya tidak lagi tersambung seperti dulu.

Siapa pun bisa merasa kesepian, tak peduli statusnya jomblo atau sudah punya pasangan. Malah rasa kesepian pada orang yang berpasangan lebih rumit karena mendorong pada terjadinya perpisahan dengan terlebih dahulu diwarnai berbagai masalah. Sementara jomblo yang kesepian akan termotivasi buat mencari pendamping hidup yang berarti bergerak menuju cinta dan kebahagiaan.