5 Cara Ngobrol Soal Agama Sama Pasangan Kalau Kalian Beda Keyakinan

Jika orang bilang perbedaan dengan pasangan itu sifatnya saling melengkapi, bagaimana dengan perbedaan keyakinan? Bagaimana pun, agama adalah hal yang menjadi inti dari keyakinanmu dan bisa jadi yang membentukmu menjadi seperti ini. Jika kamu dan pasanganmu punya keyakinan yang berbeda, itu bisa jadi hal yang membuat hubungan kalian merenggang, terlebih jika kalian adalah tipe orang yang gak biasa adu argumen atau debat diskusi mengenai sesuatu.
Agama adalah bagian fundamental dari hidup seseorang. Agama bukan hal yang kecil dan sepele seperti selera makan atau warna favorit. Ini bisa jadi hal yang menguatkan atau malah menjatuhkan sebuah hubungan. Penting bagi banyak pasangan beda keyakinan untuk benar-benar memikirkannya sebelum menjalani hubungan lebih lama.
Lantas gimana caranya ngomong dan diskusi bareng pasangan? Kalau kamu dan pasanganmu beda keyakinan, kamu harus baca artikel ini sampai selesai.
1. Temukan kesamaan dan tempatkan kalian di posisi yang netral

Untuk mulai ngobrol soal hal sensitif ini, langkah awal yang harus dilakukan adalah menemukan tempat netral dan kesamaan satu sama lain. Banyak agama yang mengajarkan hal yang hampir sama, prinsip moral yang sama, dan praktik yang sama. Pilihlah untuk fokus terhadap kesamaan-kesamaan agama ini, daripada mencari celah perbedaan untuk saling menghakimi.
2. Edukasi diri sendiri dengan baik mengenai agama yang pasanganmu yakini sebelum mulai berdiskusi

Sebelum membuka forum pendapat mengenai hal yang penting dan sensitif, kayak agama, penting untuk benar-benar memahami apa yang akan dibicarakan. Atau kamu cuma bakal terlihat seperti orang bodoh yang merasa sok tahu tentang agama pasanganmu. Pelajari cara pandang agama pasanganmu. Banyak orang yang salah paham mengenai agama tertentu karena mereka hanya melihat apa yang sering ada di TV atau internet. Inilah waktunya untuk meluangkan waktu untuk benar-benar memahami apa yang selama ini pasanganmu yakini.
Ketika melakukan riset, jangan sungkan dan malu untuk bertanya pada pasanganmu. Jangan pernah melakukan asumsi sepihak atau cari jawaban sendiri di internet. Kalau gak yakin, kamu bisa langsung tanya ke pasanganmu. Jujurlah pada pasanganmu mengenai apa yang kamu pikirkan sehingga kamu bisa belajar dengan hati yang lapang.
3. Fokuslah terhadap luasnya nilai-nilai yang diajarkan, bukan sebatas fokus pada agama itu saja

Fokus terhadap nilai-nilai yang kamu yakini akan membantumu untuk tetap berdiskusi daripada terus-terusan mencari perbedaan yang sudah jelas ada di depan mata. Agama adalah sumber dari nilai-nilai moral, bukan moral itu sendiri. Jadi kamu hanya perlu fokus pada apa yang diajarkan agama tersebut.
4. Hindari percakapan mengenai siapa yang salah dan benar

Satu hal yang tentu ingin dihindari saat berdiskusi mengenai hal ini adalah tentang siapa yang salah dan benar mengenai keyakinan masing-masing. Jika saling mencari siapa yang salah dan benar, maka akan menutup semua pintu-pintu proses yang ada. Adu argumen mengenai siapa yang salah dan benar gak akan menyelesaikan apa pun. Fokuskan energimu untuk mengerti dan memahami, bukan untuk menyudutkan pasangan.
Ketika ngomongin sesuatu yang sifatnya sensitif seperti ini, setiap percakapan bisa terasa seperti ladang ranjau yang menunggu untuk diledakkan. Agama memiliki peran yang besar dalam hidup seseorang dan kamu juga harus menghargai bahwa pasanganmu juga menyakini agamanya sama besarnya dengan keyakinanmu terhadap agamamu.
5. Semuanya dimulai dari respek dan penghormatan

Aset terpenting dalam hubungan beda keyakinan adalah respek. Kamu bisa setuju untuk tidak setuju, tapi kamu gak bisa tidak menghormati agama yang diyakini pasanganmu dan berharap semua baik-baik saja. Pahami perbedaan keyakinan kalian dan berdebatlah jika memang diperlukan, tapi selalu hormati keyakinan pasangan.
Kalau kamu gak bisa menghormati keyakinan seseorang, terutama pasangan, hal itu bisa menjadi ujung masalah dari setiap hubungan yang bakal kamu jalani.
Punya keyakinan yang sama mungkin bakal terasa lebih mudah, tapi perbedaan ini sebenarnya bisa dihadapi. Selalu ingat bahwa pemikiran yang kalian terapkan tidak boleh "agamaku lebih baik dari agamamu" tetapi "cinta dan penghormatan untuk setiap perbedaan keyakinan."