5 Hal Wajib yang Jadi Tolok Ukur saat Ingin Nikah, Sudah Terpikirkan?

Proses pertama yang jadi tolak ukur adalah sikap dan karakter. Karena kamu tidak akan mungkin betah sama orang yang sikap dan karakternya tidak bisa kamu terima. Pastikan walau dia secara fisik adalah tipe kamu banget, tetapi sifat dan karakternya harus bisa kamu maklumi. 

Baik itu karakter yang bagus atau buruk. Karena tentunya interaksi yang paling sering dilakukan sesama pasangan adalah ngobrol. Ketika pasangan gak enak buat diajak curhat, lantas buat apa memilihnya sebagai pasangan? Oleh sebab itu, sebelum menikah pastikan sikap dan karakter pasangan dan sebaliknya sudah bisa diterima dan dimaklumi. 

Saat masih pacaran, mungkin kamu dan dia masih punya perbedaan mengenai cara hidup dan tujuan hidup. Tetapi ketika hendak menikah, hendaklah tujuan hidupnya sama antara kamu dan pasangan. Karena bagaimana bisa berjanji ketika tidak satu tujuan dalam perjalanan hidup? Oleh sebab itu, pastikan sedari pacaran kamu tunjukkan siapa diri yang sebenarnya. 

Jangan jaim apalagi menyamakan semua hal sama pasangan. Nah, barulah setelah menikah tarik garis besar tujuan hidup bersama. Jika sudah bisa saling kompromi dan buat kesepakatan bersama, maka pernikahan boleh terlaksana. Akan bahaya sekali jika pasangan suami istri punya tujuan hidup masing-masing dalam satu keluarga. 

Pernikahan dalam budaya timur berarti mempersatukan juga kedua keluarga dari mempelai. Oleh sebab itu, kamu juga harus memikirkan bagaimana hubungan kedua keluarga. Walau nanti setelah menikah hidup masing-masing, tentunya kamu harus tetap menjalin relasi yang baik antara orangtua, mertua, menantu dan anak.

Untuk apa menikah jika keluarga malah jadi terpecah belah. Oleh karena itu, jangan sekali-kali menikah tanpa restu orangtua. Karena Tuhan menitipkan dirimu kepada orangtua itu pasti dengan tujuan tertentu. Bukti Tuhan merestui hubungan kalian adalah dengan turunnya restu orangtua. 

Zaman sekarang tidak munafik, bahwa uang juga diperlukan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Karena masalah ekonomi merupakan salah satu peringkat atas penyebab perceraian dalam keluarga. Oleh sebab itu, jangan mengedepankan nafsu saat menikah. Kamu harus berpikir secara realistis juga.

Memang sampai kapan pun, kebutuhan hidup itu selalu meningkat dan tak akan pernah ada kata cukupnya. Tetapi, kamu pasti bisa menerka, apakah penghasilan cukup membuat diri hidup layak atau tidak. Jika belum, sebaiknya jangan menikah dulu. 

Walau banyak pernikahan yang dilandasi iman yang berbeda, namun hendaklah dalam sebuah pernikahan memiliki dasar iman yang sama. Karena kalau berbeda, yang akan bingung adalah anak kelak. Harus ikut keyakinan yang mana. Sedangkan pastinya kamu tentu ingin anak mengikuti keyakinanmu. 

Maka dari itu, sebaiknya dari awal tentukan siapa yang ikut siapa, jika agamanya berbeda. Cinta memang bisa membutakan, tetapi realitas harus bisa menjadi pengingat. Kalau memang dirasa keluarga tidak akan memberi restu dan tidak ada yang mau mengalah, lebih baik segera akhiri hubungannya. 

Jadi, itulah lima tolak ukur yang harus kamu pertimbangkan sebelum terjadi pernikahan. Ingat, setelah menikah status atau kehidupanmu pasti berubah. Maka dari itu, jangan menikah untuk coba-coba. Karena ini berkaitan tentang kehidupanmu ke depannya.