Diselingkuhi memang menyakitkan, bahkan sering kali meninggalkan luka yang lebih dalam dari sekadar hubungan yang kandas. Di tengah kekacauan emosi, rasa kecewa, marah, dan sedih kerap bercampur menjadi satu. Namun, yang paling menyiksa justru saat mulai menyalahkan diri sendiri. Muncul pertanyaan seperti “Apa salahku?” atau “Kurang apa aku?” seolah-olah seluruh kesalahan harus ditanggung sendiri. Padahal, ada hal-hal penting yang seharusnya disadari lebih dulu sebelum tenggelam dalam rasa bersalah yang gak sepenuhnya benar.
Rasa sakit akibat pengkhianatan memang gak mudah dilupakan. Tapi sebelum terus terjebak dalam pusaran menyalahkan diri sendiri, penting untuk mengambil langkah mundur dan melihat situasi dari sudut pandang yang lebih objektif. Artikel ini mengajak untuk menyadari beberapa hal esensial yang kerap terlupakan ketika berhadapan dengan perselingkuhan. Memahami poin-poin ini bisa membantu proses pemulihan dan menjauh dari pemikiran yang merusak harga diri sendiri.