Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Wendy Wei)

Ketika memilih pasangan, karena kadung sudah cinta dan terbawa perasaan, ada beberapa hal penting yang sering terlupakan. Akibatnya, hubungan yang tadinya sudah indah dibayangkan, jauh banget dari kenyataan, dan berujung kekecewaan.

Supaya hubungan asmaramu gak hanya seumur jagung doang, ada beberapa kenyataan brutal yang perlu kamu ingat selalu, sebelum memulai menjalin hubungan. Apa saja?

1. Kamu gak bisa jamin bahwa pasanganmu itu akan berubah

ilustrasi pasangan (unsplash.com/natasha tirtabrata)

Kita suka heran, melihat orang yang begitu ‘sempurna’ dan layak mendapat kekasih yang sepadan, tapi nyatanya malah pilih yang perangainya urakan. Dalam batin, pasti bertanya-tanya, kok, bisa ya?

Nah, hal itu bisa terjadi karena kamu melihat potensi dari calon pasanganmu itu, bukan apa adanya dia saat ini. Padahal, kamu gak bisa menjamin gebetanmu itu akan berubah kalau nantinya sudah jadian.

Demi mencegah rasa kecewa, dan hubungan tak sesuai harapan, maka dari itu, sebaiknya saat memilih pasangan, dilihat dari bagaimana perilakunya sekarang, yang memang sudah jelas kayak apa. Bukan seperti apa dia nantinya.

2. Mencintai sampai abaikan logika, hanya akan menyakiti diri sendiri

ilustrasi wanita bersedih (pixabay.com/sasint)

Mencintai sewajarnya sajalah, karena kalau sudah berlebihan, yang bakal menanggung rugi, ya kamu sendiri. Kalau pasangan sudah menunjukkan sinyal waspada akan sikap maupun kebiasaan buruknya, hindari penyangkalan dengan mengatasnamakan cinta. Itu sama saja cari penyakit namanya.

Berkali-kali diremehkan, dilecehkan secara verbal, dan hatimu pun tersayat tiap kali dia melakukannya, sudah jadi pertanda kalau dia pasangan yang tak benar. Pura-pura buta dan tuli terhadap perangainya, hanya akan merusak dirimu sendiri. Mentalmu jadi tergerogoti!

3. Pasangan punya jalan pikirannya sendiri

ilustrasi pria merenung (unsplash.com/Ethan Sykes)

Saat menjalin hubungan, hindari sering berasumsi. Mengira apa yang ada di pikirannya, dan apa yang akan ia lakukan, akan sama denganmu.

Ingat, pasanganmu itu orang yang berbeda, sehingga pasti punya jalan pemikirannya sendiri. Daripada berasumsi yang seringnya keliru, mending tanyakan langsung padanya ketika ada hal-hal penting yang bisa memengaruhi hubungan. Itu lebih berfaedah dan menghindarimu dari salah paham.

4. Tindakan jauh lebih jujur daripada kata-kata

ilustrasi pasangan makan berdua (pexels.com/Taryn Elliott)

Kata-katanya yang manis, tak menjamin bahwa perilakunya pun akan manis. Oleh sebab itu, hindari menggantungkan rasa percaya pada pasangan, hanya dari kata-katanya semata.

Lihat pula bagaimana aksi nyatanya sehari-hari, apakah selaras dengan yang ia ucapkan atau malah sering bertolak belakang. Karena, tindakan itu jauh lebih jujur daripada kata-kata yang terlontar dari mulut pasangan.

5. Pernyataan cinta matinya patut dipertanyakan ketika belum mengenalmu lebih dalam

ilustrasi pasangan (pexels.com/Sound On)

Kamu patut waspada pada orang-orang yang senang mengobral kata cinta. Jangan langsung besar kepala saat gebetanmu menyatakan cinta mati padamu. Padahal, pendekatannya saja baru.

Kalau dia bersikap seperti itu, tanda kalau dia mencintai versi kamu yang ada di benaknya, belum tentu kamu yang sebenarnya. Karena gimana dia bisa tahu, kalau belum begitu mengenalmu sampai dalam.

Dia bisa terkaget-kaget nantinya ketika sudah jadian, dan ternyata sikapmu itu bertolak belakang sekali dengan apa yang ia bayangkan selama ini. Dan kamu pun jadi rentan diatur-atur untuk menuruti standarnya.

Dengan uraian tadi, semoga bisa jadi panduan sebelum kamu memutuskan memulai hubungan. Jangan sampai, karena sudah begitu terpesona, sampai ada banyak hal penting yang terlupakan, dan berakibat hubungan gak bertahan lama. Gak mau, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorL A L A .