5 Keuntungan dari Teman Menjadi Pacar, Udah Gak Jaim Lagi

Suka malu gak, sih, kalau mau mengakui hubungan asmara dengan teman sendiri? Apalagi jika kalian teman satu kantor, satu kampus, atau bahkan satu kelas!
Sejauh gak ada larangan untuk berpacaran dengan teman satu kantor, sah-sah saja kok buat kalian membuka hubungan itu. Sekalipun itu dapat membuat kalian terus diusili teman-teman, berpacaran sama teman sendiri ada banyak keuntungannya, lho!
Makin lama usia pertemanan kalian malah makin baik. Gak percaya? Simak saja uraian berikut ini.
1. Paham banget sifat masing-masing dan punya lebih banyak waktu untuk bersama

Seperti disebutkan di awal, usia pertemanan kalian sangat memengaruhi hubungan kalian sebagai pacar. Bila kalian telah berteman lama, pasti sudah paham sekali tentang sifat masing-masing, kan?
Kalian pernah akur, tetapi juga pernah berantem. Kalian saling menjadi saksi atas keberhasilan atau kegagalan masing-masing. Jadi, hampir gak mungkin kalian akan merasa tertipu di kemudian hari.
Beda banget dengan mereka yang berpacaran tanpa terlebih dahulu saling mengenal dengan dekat atau jatuh cinta pada pandangan pertama. Gak jarang mereka cuma tertipu oleh kesan awal.
Selain itu, sebagai teman sekaligus pacar, kalian sudah pasti sering beraktivitas bersama. Terlebih jika satu kelas atau satu kantor. Gak usah menunggu malam Minggu buat ketemuan, kan?
2. Temannya juga temanmu, jadi gak gampang cemburu

Coba saja jika kamu bahkan gak tahu siapa saja teman-temannya, terutama yang lawan jenis. Pasti kamu jadi gampang curiga dan cemburu saat pacarmu bersama mereka.
Padahal, bila sedikit saja kamu gak bijaksana dalam mengekspresikan rasa cemburu, hubungan kalian boleh jadi dalam bahaya. Kalian akan kerap bertengkar karena kamu menuduhnya yang tidak-tidak.
Nah, dengan status kalian yang semula hanya teman, semua orang di sekitar kalian malah akan menjadi support system yang solid untuk hubungan kalian. Mereka pasti sudah gak sabar buat kondangan ke pesta pernikahan kalian.
3. Lebih besar kemungkinan untuk lanjut ke pernikahan

Bermodalkan pengetahuan yang baik akan sifat masing-masing dan dukungan teman-teman, peluang hubungan kalian naik ke jenjang pernikahan sudah sangat besar.
Simpelnya, kalau dulu kalian berteman dan sekarang pacaran, gak ada alasan lagi untuk gak sekalian menjadi suami istri. Nanggung banget!
Lagipula, duniamu sudah banyak terisi oleh sosoknya, begitu pula sebaliknya. Bakal susah untuk masuknya kandidat lain yang asing baginya maupun bagimu.
4. Lebih mudah mendapatkan restu keluarga

Ketika kalian memutuskan untuk bertemu keluarga masing-masing dan bilang ingin menikah, mereka pasti lega sebab kalian telah lama saling mengenal. Mereka gak perlu khawatir kalian akan menyesali keputusan itu di kemudian hari.
Apalagi jika kalian sudah sering saling berkunjung ke rumah saat masih berstatus sebagai teman. Keluarga, terutama orang tua masing-masing gak asing lagi dengan calon menantu mereka.
Pertanyaan dari orang tua untuk menguji kesungguhan kalian pasti juga gak sebanyak seandainya kalian gak pernah berteman sebelumnya. Izin keluar, jangan lupa langsung traktir teman-teman, ya! Mereka suporter setia dalam hubungan kalian, kan?
5. Kalaupun gagal sebagai pasangan, gak sulit untuk kembali berteman

Walaupun hubungan asmara yang berawal dari pertemanan berpeluang besar sampai ke jenjang pernikahan, tetap ada kemungkinan sebaliknya. Yaitu, hubungan asmara kalian kandas.
Akan tetapi, besar kemungkinan kalian bakal kembali berteman, kok. Gak sampai bermusuhan atau berlagak gak pernah saling kenal.
Kenapa bisa begitu? Sebab kalian punya pengalaman positif terkait pertemanan kalian. Maka kalian berkesimpulan bahwa sekalipun gak cocok sebagai pasangan, kalian tetap cocok sebagai teman. Asyik, kan?
Jadi, masih ragukah kamu buat nembak teman sendiri atau mengakui hubungan istimewa kalian di depan teman-teman? Jangan membohongi perasaan, ya!
Yang penting, selama berpacaran kalian gak bikin risih teman-teman satu atau kantor dengan berlebihan dalam bermesraan dan gak profesional dalam bekerja. Selalu ingat etika saja, ya!