5 Manfaat Memperjuangkan Cita-cita yang Sama dengan Pasangan

Bila hanya salah satu yang getol mengejar cita-cita, pasangannya dapat kurang mengerti rasanya menjadi dirinya di kala dia senang karena berhasil melakukan sesuatu dan ketika sedih lantaran gagal. Ini bisa membuatnya mengira pasangannya kurang mendukung cita-citanya.

Namun jika mereka bersama-sama mengejar cita-cita, rasa pengertian itu akan lebih kuat. Mereka bakal bersama-sama merasakan masa susah maupun senang dan saling menyemangati.

Meski berduaannya dalam rangka mengerjakan tugas atau membahas proyek pekerjaan, itu tetaplah jauh lebih baik daripada jarang bertemu. Justru kebersamaan seperti ini akan membuat mereka saling mengenal dengan lebih baik.

Mereka menjadi leluasa dalam mengungkapkan berbagai pemikiran. Sibuk bersama, nanti saat istirahat pun bersama. Mereka tidak hanya mendapatkan lebih banyak waktu untuk berdua, melainkan juga membangun hubungan yang berkualitas.

Diskusi tak akan berjalan dengan seru apabila lawannya tidak mampu mengimbangi dengan berbagai sudut pandang serta solusi-solusi yang bisa diambil. Topik yang didiskusikan hanya menarik bagi orang yang memiliki cita-cita tertentu, tetapi tidak untuk pasangannya.

Hal ini sudah tentu membuat keduanya sama-sama bosan. Pihak yang punya cita-cita dan mencoba mengajak pasangannya berdiskusi merasa tak memperoleh apa pun dari diskusi tersebut. Pasangannya pun sama dan tak tahan lagi untuk melakukan kegiatan yang lain saja.

Bukan berarti tidak ada lagi kejujuran dalam mengerjakan tugas. Tugas seseorang menjadi tugas pasangannya juga, begitu pula sebaliknya. Kemandirian mereka tetap terjaga, kok.

Hanya saja, kalau mereka menghadapi kesulitan, mereka gak perlu susah-susah mencari bantuan dari orang lain. Pasangan sendiri saja bisa, kok.

Pasangannya lebih mudah dihubungi kapan pun, lebih bisa dipercaya, dan pastinya tulus. Keberhasilan satu orang otomatis akan menjadi keberhasilan bersama, seperti sebuah tim. 

Mengejar cita-cita serupa di waktu yang sama kerap kali membutuhkan biaya yang tak sedikit. Contohnya, ketika pasangan sama-sama melanjutkan S2.

Sekalipun ada beasiswa, biasanya juga masih ada biaya lain-lain yang harus ditanggung sendiri. Perbedaan cita-cita niscaya akan membuat prioritas keduanya juga tak sama.

Ini dapat membuat mereka selalu bertengkar sebab tak ada yang mau mengalah. Nah, dengan kesamaan cita-cita, mereka justru bakal membiasakan diri untuk mengatur keuangan sedemikian rupa supaya cita-cita bersama tetap teraih.

Mengejar cita-cita yang sama bukanlah tanda mereka adalah dua orang egois. Mereka hanya ingin menggunakan waktu dan uang secara efisien. Setelah cita-cita sama-sama teraih, mereka tinggal menikmati hasilnya.

Bagaimana dengan kamu dan dia? Kalian punya cita-cita apa? Jangan ragu untuk berjuang bersama, ya! Semoga suksesnya juga bareng.