5 Pemikiran yang Justru Membuatmu Gampang Kecewa sama Pasangan

Sah-sah saja kamu punya kriteria khusus untuk pacarmu. Tapi jangan lupa, bahwa kekasihmu ini cuma manusia biasa yang juga punya kekurangan. Jika kamu mematok ekspektasi yang ketinggian terhadap pasangan tanpa melihat kemampuannya, ya siap-siap saja kecewa.

Inginnya setelah pacaran dia bisa lebih peka, padahal kamu sendiri tahu kalau dari dulu dia tuh termasuk cowok yang cuek. Alhasil kamu selalu merasa kecewa tiap kali melemparkan kode tapi si dia tetap diam seribu bahasa. 

Sudah berkomitmen untuk pacaran, seharusnya kamu bisa menerima dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dong. Jangan cuma lihat lebihnya saja, tapi kelemahan pasangan tidak diperhitungkan. Balik lagi, hal semacam ini bisa memicu kekecewaan jadi gampang menghampirimu. 

Kamu merasa seharusnya dia bisa sukses sebelum usia 30 tahun, kemudian kalian akan menikah. Tapi nyatanya, hampir memasuki kepala tiga, pacarmu belum juga mencapai kesuksesan seperti yang kamu harapkan. Padahal bukannya tidak berusaha, tapi kemampuannya memang masih sebatas sampai di situ saja. 

Hakikat menjalin hubungan asmara adalah adanya kata saling di antara kalian. Selain saling percaya, upaya untuk saling membahagiakan satu sama lain juga gak kalah pentingnya. Jangan cuma bisa menuntut pacar untuk selalu membahagiakanmu saja, dong. Tapi berusahalah buat menyenangkan dia juga. Kalau begini, kan sama-sama enak. 

Jika kamu selalu menuntut dia membahagiakanmu, sementara kamu sendiri bersikap pasif, ya jangan kecewa kalau pacarmu melakukannya setengah hati. Capek juga kali berusaha membuatmu terus tersenyum, tapi dia sendiri tidak mendapatkan hal serupa darimu. Bukannya mau pamrih, tapi berpikir logis saja, sih. 

Akibat sudah berharap terlalu tinggi, kamu jadi mengabaikan usaha-usaha kecil yang telah dia lakukan demi dirimu. Seperti rela mengantar dan menjemputmu ke kampus setiap hari, padahal belum tentu jam kuliah kalian sama. Kalau dia cuek, sih masa bodoh kamu mau naik angkutan atau nebeng siapa biar bisa sampai kampus. 

Hal yang terlihat mata seperti ini saja gak kamu pedulikan. Justru kamu terus sibuk mengharapkan dia bisa memberimu ini dan itu. Kalau gak segera terwujud, ujung-ujungnya jadi kecewa sendiri. Padahal jika kamu mau menghargai pengorbanannya sekecil apa pun, pasti bakal membuatmu bersyukur telah memilikinya sebagai kekasihmu. 

Alih-alih mensyukuri apa yang ada, eh kamu malah gemar membandingkan keadaan kalian dengan orang lain di luar sana. Bahkan ada beberapa pasangan kekasih yang kamu jadikan role model. Kamu pengin banget, pacarmu bisa menjadi seperti cowok itu. Peka, penuh perhatian, romantis dan mapan secara finansial. Rasanya sedih banget, kamu gak bisa seberuntung itu. 

Wah, gak tahu ada istilah 'rumput tetangga selalu nampak lebih hijau', ya? Belum tentu apa yang diperlihatkan oleh pasangan di luar sana itu sudah apa adanya mereka. Bisa jadi, memang mereka sengaja membagikan hal-hal manis yang bikin iri saja. Ternyata di balik itu, mereka punya masalah yang gak kalah pelik darimu. Nah, lho ketipu, deh! 

Sebenarnya mau kamu merasa kecewa atau tidak kepada pasangan, itu balik ke dirimu sendiri dulu. Bila kamu pandai bersyukur, tentu saja gak akan mudah merasa dikecewakan.

Ingat, apa yang kamu miliki sekarang sudah pada porsinya. Bisa jadi banyak pasangan di luar sana yang nasibnya jauh lebih buruk darimu. Mengalami kekerasan oleh pacarnya sendiri, misalnya. Makanya banyak mengucap syukur, ya jangan mengeluh terus begitu. Oke?