Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dibentak pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Setiap pasangan seharusnya punya komitmen kuat buat saling menjaga perasaan. Salah satu yang paling sederhana ialah dengan cara mengontrol cara bicara pada pasangan. Nadanya harus rendah dan tenang, bukan malah membentak-bentak.

Cara bicara membentak tidak nyaman untuk didengarkan siapa pun. Apalagi oleh pasangannya, rasanya pasti menyakitkan hati dan merendahkan harga dirinya. Seperti inilah gambaran perasaan orang yang sering dibentak oleh pasangannya sendiri.

1. Malu, suara bentakannya didengar banyak orang

ilustrasi dibentak pasangan (pexels.com/Alex Green)

Bahkan jika pasangan membentaknya di dalam rumah, suaranya tetap saja bisa didengar oleh tetangga. Tidak ada orang yang membentak dengan suara pelan. Suaranya pasti kencang dan biasanya gak cukup satu atau dua kata.

Kalau sudah membentak, pasangan seperti tidak kunjung puas. Banyak kalimat terlontar dalam nada tinggi dan isinya sangat gak mengenakkan.

Walaupun tetangga pura-pura cuek, tetap saja mereka merekam semua yang terjadi. Dia tambah malu jika pasangan juga sering membentaknya di tempat umum.

2. Bingung, katanya cinta tapi bicaranya gak bisa sedikit saja lebih lembut

ilustrasi dibentak pasangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Rasa cinta memang seharusnya ditunjukkan dengan sikap yang lemah lembut. Bukan malah membentak-bentak, seperti sedang berhadapan dengan orang yang dipandang lebih rendah. Orang dengan pasangan yang selalu galak padanya tentu jadi ragu.

Betulkah pasangan mencintainya atau diam-diam mulai merasa bosan dengannya? Alangkah baiknya kalau pengakuan cinta dibuktikan dengan perilaku yang selaras. Minimal, cara bicara dengan pasangan penuh respek dan menggambarkan kasih sayang yang mendalam.

3. Kesal, jadi ingin balas membentak

ilustrasi dibentak pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Bila hanya sesekali pasangan membentak, ia tentu masih dapat bersabar. Mungkin saat itu dia memang berbuat salah yang bikin pasangannya kesal. Namun apabila hampir setiap hari ia dibentak, siapa yang tahan?

Lama-kelamaan, emosinya pasti tersulut juga. Terlebih ia sendiri sedang lelah atau ada masalah. Harapannya, sampai di rumah ia bisa mengobrol santai dengan pasangan. Namun, dia malah hanya dibentak-bentak oleh berbagai sebab.

4. Sering takut salah bertindak

ilustrasi dibentak pasangan (pexels.com/Yan Krukov)

Orang yang terlalu sering dibentak oleh pasangannya akan kehilangan rasa percaya diri. Seluruh sikapnya menjadi ragu-ragu. Sedikit-sedikit ia akan meminta petunjuk pasangannya yang dominan.

Pikirnya, dengan begitu dia meminimalkan risiko bikin kesal pasangan. Akan tetapi yang terjadi, sering kali ia tetap kena semprot pasangan akibat hal-hal kecil yang dianggap keliru. Memang dasar pasangannya doyan membentak. Apa pun yang dilakukannya jadi tampak salah melulu.

5. Khawatir akan pengaruhnya terhadap anak

ilustrasi anak tertekan (pexels.com/cottonbro studio)

Tetangga saja mendengar bentakan pasangannya, apalagi anak mereka. Paparan bentakan setiap hari tentu tidak baik untuk tumbuh kembang anak. Anak dapat tertekan, sama takutnya dengannya, atau malah mencontoh sikap yang buruk itu.

Anak dan pasangannya jadi sama galaknya. Lantaran ia yang kerap dibentak pasangan, ada kecenderungan anak menjadi kurang menghormatinya. Anak memandangnya sebagai sosok yang lemah dan patut disalahkan dalam segala hal. 



Bagi mereka yang gemar membentak pasangan, harus mau berubah demi hubungan yang harmonis antara suami istri. Juga agar anak tidak ikut punya kebiasaan membentak-bentak orang.

Berkata-katalah dengan santun, baik dalam pilih kata maupun nada bicara. Gak usah ngegas sama pasangan sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team