Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan berdiskusi soal keuangan
ilustrasi pasangan berdiskusi soal keuangan (freepik.com/tirachardz)

Intinya sih...

  • Gak transparan soal pemasukan dan pengeluaran.

  • Sering berutang tapi gak punya rencana pelunasan.

  • Gaya hidup konsumtif yang gak seimbang dengan pendapatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menikah bukan cuma soal cinta, tapi juga kesiapan finansial yang menentukan arah hubungan dalam jangka panjang. Banyak pasangan yang tampak serasi justru bermasalah setelah menikah karena gak pernah membahas uang secara jujur. Padahal, literasi finansial dalam hubungan itu krusial untuk mencegah konflik dan menjaga stabilitas rumah tangga.

Kalau kamu berencana menikah tahun depan, inilah momen terbaik untuk melihat bagaimana pasanganmu mengelola uangnya. Kebiasaan finansial seseorang biasanya muncul lewat tindakan kecil yang terlihat sepele, tapi efek jangka panjangnya bisa sangat besar. Supaya kamu gak terjebak dalam financial infidelity atau masalah keuangan tersembunyi, yuk kenali lima red flag keuangan yang perlu kamu waspadai sejak sekarang!

1. Gak transparan soal pemasukan dan pengeluaran

ilustrasi membuat anggaran keuangan (freepik.com/pressfoto)

Kejujuran soal uang adalah fondasi utama hubungan sehat jangka panjang. Ketika pasanganmu sering menghindari pembahasan gaji, pemasukan tambahan, atau arah pengeluaran bulanannya, ini bisa jadi sinyal bahwa sesuatu sedang disembunyikan. Kurangnya keterbukaan sering menjadi awal dari financial infidelity yang merugikan kedua belah pihak.

Transparansi bukan berarti harus membuka semua detail pribadi, tapi kesediaan untuk berdiskusi dengan sehat. Jika pasanganmu selalu defensif saat topik keuangan muncul, kamu perlu lebih waspada. Situasi ini bisa memicu konflik besar setelah menikah karena kamu gak tahu kondisi finansial sebenarnya.

2. Sering berutang tapi gak punya rencana pelunasan

ilustrasi orang meminjam uang (freepik.com/jcomp)

Utang sebenarnya bisa dikelola dengan baik kalau dilakukan secara terencana. Masalahnya, ada orang yang berutang terus-menerus tanpa tahu kapan dan bagaimana harus melunasinya. Ketika gaya hidupnya gak sesuai penghasilan dan ia memilih berutang untuk menutupinya, ini adalah red flag finansial yang cukup serius.

Pernikahan berarti kamu akan berbagi tanggung jawab, termasuk risiko finansial. Kalau pasanganmu tidak punya komitmen menyelesaikan utangnya, kamu bisa ikut menanggung beban tersebut nanti. Beranilah bertanya tentang jenis utangnya, jumlahnya, dan bagaimana rencana pelunasannya demi masa depan yang stabil.

3. Gaya hidup konsumtif yang gak seimbang dengan pendapatan

ilustrasi pasangan belanja (freepik.com/pressfoto)

Punya lifestyle tertentu itu wajar, tapi gaya hidup yang terus memaksakan diri adalah tanda pengelolaan uang yang kurang sehat. Misalnya sering beli barang mahal, liburan impulsif, atau mengikuti tren tanpa perhitungan, padahal tabungan darurat saja gak punya. Ini menunjukkan bahwa prioritas finansialnya belum matang.

Menjalani hidup rumah tangga butuh kemampuan mengatur kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Kalau pasanganmu sulit membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, kamu perlu mengajak diskusi lebih serius. Kestabilan finansial gak cuma tentang jumlah gaji, tapi cara menggunakannya.

4. Menolak membicarakan rencana keuangan jangka panjang

ilustrasi pasangan membuat anggaran keuangan (freepik.com/freepik)

Hubungan jangka panjang membutuhkan visi finansial yang jelas. Baik itu soal rumah pertama, dana pendidikan anak, atau tabungan pensiun, semua harus dibicarakan bersama. Ketika pasanganmu selalu menghindar, menunda, atau menganggap pembicaraan seperti ini terlalu “berat”, kamu perlu mempertimbangkan ulang kesiapan finansialnya.

Rencana keuangan itu bukan soal menuntut, tapi soal merancang masa depan bersama. Kalau pasanganmu belum siap untuk membicarakan hal-hal fundamental, bagaimana kalian bisa memutuskan langkah besar seperti menikah? Arah hubungan akan lebih kuat saat tujuan finansial dibahas dan disepakati bersama.

5. Sering memberikan hadiah atau bantuan finansial berlebihan tanpa kontrol

ilustrasi memberi kado ke pasangan (freepik.com/freepik)

Terlihat romantis, tapi memberi hadiah mahal terus-menerus atau menolong keuangan orang lain tanpa batas adalah kebiasaan yang bisa berbahaya. Sikap ini biasanya muncul dari keinginan untuk diakui, bukan dari kemampuan finansial yang stabil. Akhirnya, kondisi keuangan pasanganmu jadi gak jelas dan sulit dilacak.

Kebaikan itu penting, tapi tetap harus realistis. Kamu perlu tahu apakah pemberian tersebut berdasarkan kemampuan atau justru mengorbankan kebutuhan penting. Konsistensi dalam mengelola uang menunjukkan kedewasaan finansial yang sangat dibutuhkan dalam pernikahan.

Keputusan menikah adalah komitmen besar yang harus dibarengi kesiapan finansial dari kedua belah pihak. Red flag keuangan pasangan bukan untuk menilai siapa yang lebih benar, tapi untuk memastikan kalian punya pondasi yang cukup kokoh sebelum membangun rumah tangga. Yuk mulai berdiskusi tentang keuangan dengan jujur supaya kalian bisa melangkah ke pernikahan tahun depan dengan percaya diri dan penuh kesiapan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team