Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Baik serta Risiko Menikah di Usia 30 Tahun ke Atas 

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jonathan Borba)

Pada dasarnya kapan seseorang menikah merupakan hak setiap orang dalam memilih dan menantukannya, entah itu nikah muda atau memasuki usia yang benar-benar matang. Menikah di usia matang memang bukan suatu hal yang salah, tapi perlu diketahui juga sisi baik serta risiko yang membayanginya. 

Kali ini kita akan membahas sisi baik beserta risikonya jika menikah di usia tiga puluhan ke atas. Penasaran apa sajakah itu? Yuk, simak pembahasannya berikut ini! 

1. Kamu sudah benar-benar matang dan siap untuk menikah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Menikah di usia matang seperti tiga puluhan ke atas sebenarnya ada sisi baiknya, yang mana kamu dan pasangan menikah ketika sudah benar-benar siap. Mulai dari siap secara pribadi, mental dan juga finansial. 

Karena di rentang usia segitu biasanya merupakan masa tenang dimana segala hal dalam hidup sudah tertata dengan baik. Stabil dan terjamin sehingga tidak ada kekhawatiran dan risiko besar yang ditakutkan lagi untuk menikah. 

2. Kariermu berada di fase stabil untuk menjamin kehidupan setelah menikah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sisi baiknya yang kedua kalau menikah di usia tiga puluhan ke atas ialah kariermu berada di fase stabil untuk menjamin kehidupan setelah menikah. Yang mana hal inilah yang sebenarnya menjadi alasan kenapa sebagian orang menunda menikah dan fokus pada karier terlebih dahulu. 

Supaya ketika sudah menikah bisa membagi waktu dan prioritas hidup dengan lebih adil, gak hanya berfokus pada karier karena sudah aman dan stabil. Memang kesannya jadi menikah terlambat dibanding orang sekitar, namun balik lagi bahwa ini adalah hak setiap orang untuk menentukan kapan ia siap menikah, bukan? 

3. Sudah membekali diri dengan pemahaman parenting yang benar

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Satu hal yang menyeramkan dari menikah muda ialah minimnya pengetahuan tentang cara parenting yang benar sehingga merawat dan mendidik anak sembarangan. Nah, hal ini menjadi keuntungan tersendiri jika menikah di usia tiga puluhan ke atas yang mana kamu dan pasangan sudah membekali diri dengan pemahaman parenting yang baik. 

Sehingga kalau dikaruniai anak di dalam pernikahan sudah sama-sama siap menghadapinya dan tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadi orangtua yang baik. Karena sejatinya seorang anak memiliki hak untuk mendapat orangtua yang membesarkannya dengan cara yang sehat. 

4. Adanya Risiko bagi wanita untuk melahirkan

ilustrasi hamil (pexels.com/Amina Filkins)
ilustrasi hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Kalau ketiga hal tadi sisi baiknya, maka yang keempat ini adalah risikonya kalau menikah di usia tiga puluhan ke atas. Sebab seperti yang yang kita tahu bahwa masa kesuburan wanita itu ada batasnya, dan risiko untuk hamil dan melahirkan ketika berada di rentang usia itu mempunyai risiko besar yang bisa membahayakan ibu dan janin. 

Bisa jadi tidak bisa melahirkan secara normal dan harus operasi, atau terjadinya pendarahan dan masalah lainnya dalam proses melahirkan. Dan hal seperti ini sangat berisiko tinggi pada keselamatan. Pokoknya bahaya! 

5. Kamu mungkin memasuki usia pensiun ketika anak kuliah

ilustrasi orangtua (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi orangtua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Risiko lainnya kalau menikah di usia tiga puluhan ke atas ialah kamu mungkin mencapai usia pensiun ketika anak kuliah dan tumbuh dewasa. Kamu pun juga harus tetap bisa mengikuti perkembangan dunia anak untuk bisa menemani masa peralihannya menjadi dewasa. 

Hal ini sebenarnya gak masalah kalau kamu memang sudah memperhitungkan ya sejak awal dan memang tahu bahwa risikonya seperti ini. Tapi yang bikin khawatir ialah jika anak beranjak dewasa dan masih perlu biaya namun kamu sudah diharuskan pensiun dan kehilangan sumber finansial untuk membiayainya. 

Kesimpulannya, menikah di usia berapapun sebenarnya tidak apa-apa selama kamu dan pasangan siap. Terutama kesiapan untuk menerima sisi baik beserta risiko dari pilihan yang diambil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
afifah hanim
Editorafifah hanim
Follow Us