5 Sisi Negatif Memiliki Pasangan yang Lebih Dominan

Dalam hubungan, tak jarang kita menemui dinamika yang menarik dan kompleks. Salah satu situasi yang dapat muncul saat salah satu pasangan mendominasi hubungan tersebut. Keadaan ini menciptakan dinamika yang menantang dalam menjalani hubungan.
Dalam hubungan yang didominasi, satu pasangan memiliki kekuatan dan pengaruh yang lebih besar dibandingkan pasangan lainnya. Meskipun situasi ini dapat memiliki kelebihan, ada juga sisi negatif yang perlu diperhatikan. Berikut lima sisi negatif jika memiliki pasangan yang lebih dominan.
1. Kurangnya komunikasi yang dua arah

Ketika satu pasangan dalam hubungan lebih dominan, mereka cenderung mendominasi komunikasi, sementara pasangan yang kurang dominan mungkin merasa kesulitan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau kebutuhan mereka dengan jelas dan tegas. Mereka mungkin merasa takut diabaikan, dikritik, atau dihadapkan pada konflik dengan pasangan yang lebih dominan. Akibatnya, komunikasi menjadi terhambat, dan pasangan yang kurang dominan merasa bahwa suaranya tidak didengar.
Pasangan yang kurang dominan mungkin merasa bahwa pendapat dan kontribusinya tidak dihargai oleh pasangan mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa jika perasaan mereka tidak dihargai, kurangnya rasa memiliki, dan menurunkan harga diri mereka. Rasa tidak didengar atau dihargai ini merusak ikatan emosional dan keintiman dalam hubungan.
2. Rasa rendah diri atau inferioritas

Ketika satu pasangan mendominasi dalam hubungan, pasangan yang kurang dominan bisa merasa bahwa mereka tidak memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan arah hubungan. Rasa tidak berkontribusi yang muncul ini dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan merusak harga diri pasangan mereka.
Pasangan yang kurang dominan mungkin akan merasa bahwa kontribusi mereka tidak diakui atau dihargai dalam hubungan. Dalam situasi dimana keputusan penting selalu diambil oleh pasangan yang dominan, pasangan yang kurang dominan dapat merasa bahwa kontribusi dan usahanya diabaikan atau dianggap tidak penting. Rasa tidak dihargai ini juga dapat merusak keintiman dalam hubungan.
3. Ketergantungan emosional yang tidak sehat

Pasangan yang lebih dominan dapat menciptakan ketergantungan emosional pada pasangan yang kurang dominan. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus mendapatkan persetujuan, validasi, atau dukungan emosional dari pasangan yang lebih dominan untuk merasa aman atau berharga. Ketergantungan emosional yang berlebihan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan dan membatasi kemampuan pasangan yang kurang dominan untuk mandiri secara emosional.
Pasangan yang kurang dominan mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki kontrol dalam pengambilan keputusan dalam hubungan. Ketergantungan emosional pada pasangan yang dominan dapat membuat pasangan yang kurang dominan merasa bahwa keputusan yang mereka buat atau preferensi yang mereka miliki harus selalu disetujui oleh pasangan dominan. Hal ini dapat membuat rasa tidak memiliki dan merusak kepercayaan diri pasangan yang kurang dominan.
4. Perasaan terintimidasi

Pasangan yang lebih dominan cenderung mengambil alih kendali dalam pengambilan keputusan dan arah hubungan. Pengambil alihan kendali ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebuah hubungan dimana keputusan penting sering kali dibuat oleh satu pihak tanpa mempertimbangkan perspektif atau kebutuhan pasangan. Pasangan yang kurang dominan mungkin merasa tidak dihargai atau tidak memiliki pengaruh dalam hubungan.
Ketidakseimbangan kuasa ini dapat menghambat komunikasi yang sehat dalam hubungan. Pasangan yang kurang dominan mungkin merasa sulit untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau kebutuhan mereka dengan jelas, karena mereka mungkin takut diabaikan atau dikritik. Komunikasi yang terhambat ini dapat menyebabkan ketidakpahaman, frustrasi, dan akhirnya memunculkah masalah pada sebuah hubungan.
Dalam beberapa kasus yang ekstrem, dominasi yang berlebihan dalam hubungan dapat menyebabkan penindasan atau penyalahgunaan kekuasaan. Pasangan yang dominan mungkin menggunakan kekuasaan mereka untuk mengendalikan, memanipulasi, atau merendahkan pasangan yang kurang dominan.
5. Kurangnya ruang untuk mengekspresikan diri

Pasangan yang lebih dominan mungkin cenderung memiliki kontrol yang lebih besar dalam hubungan, sehingga pasangan yang kurang dominan merasa terbatas dalam mengekspresikan diri mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau kebutuhan mereka dengan bebas. Penekanan ini dapat menyebabkan perasaan terhambat dan menyulitkan pasangan selama menjalani hubungan.
Pasangan yang lebih dominan juga cenderung menjadi pusat perhatian, sementara pasangan yang kurang dominan merasa diabaikan atau tidak diperhatikan sepenuhnya. Ketika satu pasangan mendominasi interaksi dan waktu bersama, pasangan yang kurang dominan dapat merasa bahwa keberadaan dan kontribusi mereka tidak dihargai atau dianggap penting. Rasa tidak dihargai akan menyebabkan ketidakpuasan dalam menjalani hubungan.
Penting untuk diingat bahwa hubungan yang sehat didasari dengan kesetaraan, saling menghormati, dan kolaborasi. Jika terjadi dominasi yang merugikan dalam hubungan, perlu untuk membuka komunikasi dengan pasangan untuk membangun kembali keseimbangan hubungan.