5 Tanda Kamu Kehilangan Jati Diri saat  Menjalin Hubungan

Jika kamu saat ini merasa begitu menjadi jauh dengan teman-teman sepergaulanmu sebelumnya, karena permintaan pasanganmu, maka bisa jadi itu tanda-tanda kamu mulai kehilangan jati diri. Di sini kamu menyadari jika selera humor, topik pembahasan, hingga tujuan yang kamu bangun sudah sangat sesuai dengan teman-teman lamamu, bahkan itulah yang membentuk kepribadianmu. Tetapi kemudian kamu meninggalkan itu semua, karena ternyata pasanganmu berkata tidak menyukai teman-temanmu itu.

Sebenarnya, tidak sepenuhnya salah saat pasangan berkata ada baiknya kamu menjauh dari seorang teman. Selama, maksud pasanganmu itu memang baik dan realistis. Misalnya, itu karena dia menyadari bahwa temanmu ini adalah orang yang toxic hingga lebih banyak merugikan kamunya atau mungkin lebih banyak mendatangkan pengaruh buruk bagimu.

Tanda lain jika kamu sudah mulai kehilangan jati diri dalam hubungan adalah saat kamu meninggalkan apa yang kamu sukai, hanya demi membuat pasanganmu senang. Tidak lagi melakukan rutinitas lari pagi, lantaran pasanganmu tidak suka olahraga dan ingin selalu sarapan denganmu. Tidak lagi bisa berjalan-jalan keluar bertemu teman-teman lain karena pasanganmu seorang rumahan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kamu sukai, tetapi kamu tinggalkan hanya karena permintaan pasangan tersebut.

Ingat, mereka pasanganmu, tetapi bukan berarti mereka bisa mengontrol seluruh hidupmu seperti mau mereka. Bukankah setiap individu tetap memiliki selera, hal yang tidak disukai, masing-masing? Seluruh preferensi itu adalah bagian dari jati diri seseorang. Jadi, ketika kamu mulai berubah, menjadi orang lain demi orang lain, maka itu sudah salah. Bukankah artinya ia juga tidak benar-benar menyukaimu?

Kamu juga mungkin perlahan sudah melupakan jati diri kamu ketika kamu tidak lagi membuat keputusan sendiri. Bahkan, jika itu kaitannya hanya untuk sesuatu yang sepele. Memang dalam hubungan beberapa keputusan harusnya dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Terutama jika itu berkaitan dengan hal-hal besar seperti bagaimana kamu dan pasangan akan tinggal setelah menikah nanti.

Tetapi jika kamu mulai menjadi memiliki ketergantungan untuk setiap keputusan diambil harus berdasarkan pendapat pasangan, maka kamu perlu hati-hati. Khususnya jika itu hanya untuk hal kecil seperti warna baju seperti apa yang sebaiknya kamu kenakan untuk kelas kuliah hari ini. Hingga hal sederhana seperti haruskah kamu makan sebelum mandi atau sebaliknya. Jadi, jangan membiasakan diri mengambil keputusan berdasarkan pasangan ya, kamu yang paling tahu jika itu memang untuk dirimu.

Tanda satu ini kadang tidak terlalu disadari, karena pada dasarnya itu sesuatu yang normal ketika kamu bersama pasangan berada pada jadwal yang sama. Maksudnya, bukan berarti benar-benar sama. Tetapi kamu melakukan rutinitas harianmu karena disesuaikan dengan apa yang pasangan lakukan di waktu yang sama. Misalnya, kamu terpaksa bangun pagi-pagi setiap hari untuk membuat sarapan, kemudian mengantar pasanganmu ke kantor.

Kamu juga terpaksa meminta pulang lebih awal dari kantor karena harus segera menjemput pasanganmu pulang kerja. Hingga akhirnya jangan-jangan kamu malah hampir dipecat karena kebiasaan itu. Kamu juga terbiasa harus pergi bermain football ketika di malam rabu contohnya, karena setelah kamu punya jadwal makan malam mingguan dengan pasangan. Tidak salah jika kamu melakukan jadwal saling berkaitan ini hanya 1-2 hari seminggu dengan pasangan. Tetapi, kalo sudah lebih dari itu, bukankah terlalu berlebihan?

Kamu yang lebih banyak berkompromi untuk pasanganmu dalam hubungan itu merupakan salah satu tanda yang harus kamu waspadai lainnya. Kamu bisa benar-benar kehilangan jati diri jika kamu sengaja pindah kampus, lingkungan kerja, hanya karena kamu ingin berdekatan dengan pasangan yang tinggal di lingkungan tersebut. Mungkin kamu hanya ingin membuatnya tetap bahagia karena pasanganmu bahkan sudah punya lingkungan pertemanan di sana. Tetapi, ini jelas tidak benar.

Terlebih jika pada faktanya hanya kamu seorang dalam hubungan tersebut yang berkompromi. Sementara pasanganmu tidaklah melakukan apa pun demi kebahagiaanmu di hubungan itu. Pada akhirnya, kamu yang akan merasa tersesat dan sulit memahami apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup. Itu karena tindakan apa yang kamu ambil tergantung pada apa yang pasangan inginkan atau butuhkan. Bukankah sebuah keputusan itu tetap harus diambil atas kenyamanan dan keamanan bersama dalam hubungan?

Menemukan jati dirimu sendiri saja sudah merupakan suatu proses panjang. Jadi, jangan mengorbankan diri kamu hanya untuk orang lain. Jika pasanganmu memang benar mencintaimu, dia tidak akan membuatmu harus merelakan banyak kebahagiaan yang sudah kamu miliki.