ilustrasi dua orang mengobrol (unsplash.com/ Priscilla Du Preez)
Berbicara tentang batasan, poin terakhir ini bisa jadi tanda terbesar bahwa kamu berada di pertemanan yang tidak sehat. Walaupun tidak pernah membuat aturan tertulis, kamu dan temanmu pastinya sudah pernah membicarakan batasan-batasan kalian masing-masing. Ia seharusnya tahu apa-apa saja yang membuatmu nyaman dan tidak, begitu pula sebaliknya.
Kamu perlu waspada apabila temanmu tidak menghormati batasanmu. Contohnya adalah ia terus-menerus memaksamu melakukan hal yang tidak membuatmu nyaman. Teman yang mengerjaimu dengan melakukan hal yang membuatmu takut juga sudah melanggar batasanmu. Kalau temanmu sudah mencari-cari alasan dengan berkata “aku orangnya memang seperti itu” atau “kamu sih terlalu sensitif”, maka kamu harus mengevaluasi pertemananmu kembali dan pikirkan apakah kamu harus keluar dari pertemananmu atau tidak.
Memutus pertemanan memang tidak mudah, apalagi kalau kamu dan temanmu sudah berteman dalam waktu yang lama. Namun, bayangkan betapa leganya kamu kalau kamu bisa membebaskan diri dari pertemanan yang tidak sehat. Semoga kelima poin di atas bisa membantumu membuat keputusan untuk bertahan atau tidak dalam pertemananmu, ya!